7.Anggap aja Liburan.

165 3 3
                                    

Fara dan algid tengah tertawa bersama di dalam mobil, mereka baru saja mengantarkan ayah fara ke kantornya setelah sebelumnya mereka berkunjung ke makam nenek fara yang meninggal 2tahun lalu

Fara tertawa sambil memegangi perut-nya yang mulai sakit karna sedari tadi ia tidak berhenti tertawa

Algid melirik fara yang memegangi perutnya, "perut lo kenapa?" Tanya algid kemudian

"Sakit gila, gue ketawa terus dari tadi Hahaha" jawab fara masih diiringi dengan tawanya.

"Oalah hahaha, kita kemana nih ra?" Tanya algid

Fara terdiam sebentar memikirkan jawaban untuk pertanyaan algid, sedetik kemudian fara menjentikkan jarinya "ke gedung sate, gak asik Kalo ke bandung gak kesana" ujar fara kemudian

"Ra? Kita butuh waktu satu jam untuk sampe kesana, itupun kalau gak macet, gakpapa?"

Fara mengangguk mantap, "iya, gue pengen foto di depan gedung sate, terus baca buku di perpustakaan mini lapangan gasibu, terus makan cilok bumbu kacang deh" jelas fara dengan semangat

"Oke kita berangkat" seru algid lalu melajukan mobilnya menuju gedung sate yang berlokasi di jl.dipenogoro itu

Mereka menikmati perjalanan mereka dengan sesekali bersenda gurau Dan bernyanyi mengikuti lagu yang terputar di radio

Kini fara percaya bahwa algid adalah seorang anggota touring, terlihat saat ini lelaki itu mengetahui jalan jalan tikus di kota kembang tersebut yang bisa membawa mereka menuju gedung sate karna jalan protokol dilanda macet.

"Ra?!" Panggil algid yang hanya dijawab dengan deheman oleh wanita itu

"Apa yang jadi alesan lo akhirnya mau nikah sama gue?" Tanya algid

Fara mendongakkan kepalanya mengalihkan pandangannya Dari handphone menjadi menatap lurus kedepan, wanita itu terlihat berfikir

"Diumur gue yang udah bukan remaja lagi, masa sih gue harus tetep kekeuh sama pendirian gue yang gak mau ada hubungan sama lo? Mungkin ini takdir yang Allah kasih buat gue, memberikan sosok algid ganendra ardani yang gue benci untuk jadi imam gue, jadi intinya ya, gue udah tua masa masih aja mau nyari sedangkan di depan mata udah jelas ada, gitu." Jelas fara panjang, algid terus memperhatikan wanita itu kala berbicara terlihat sekali jika wanita itu sudah pasrah atas apa yang menjadi takdirnya saat ini

Algid meraih tangan fara dengan tangan kirinya lalu menggenggamnya erat, "gue harap lo gak terpaksa ya ra atas pernikahan ini, gue mau lo bahagia" ujar algid

Fara menolehkan kepalanya menghadap algid lalu secarik senyum menghiasi wajahnya, "gimana gue mau terpaksa, kan ini semua keputusan gue Dan takdir allah juga, masa gue harus ngelak?" Ujar fara

"Makasih ra" ucap algid

"Buat?" Tanya fara dengan Alis yang naik sebelah

"Mau nerima gue"

"Berapa kali gue bilang sih gid, gakperlu makasih, ini semua udah skenario tuhan, mau gimanapun kita sebelumnya kalo emang tuhan mau kita nyatu, kita bisa apa? jadi jangan pernah lo bilang makasih sama gue, kalo lo mau bilang makasih, bilang sama tuhan"

"Gak salah gue cinta sama lo ra" ujar algid kemudian keduanya tersenyum, senyum yang begitu tulus dari dalam hati mereka.

••••••••••

Tenyata jauh dari asumsi yang algid berikan jika mereka akan menempuh perjalanan selama satu jam, faktanya mereka hanya butuh waktu 45menit untuk tiba di gedung sate itu, ini semua berkat algid yang mengetahui jalan jalan curut itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FarAlgidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang