Sahabat yang hilang

39 1 0
                                    

Mentari mulai tenggelam diujung barat sana dan nampak disela-sela awan yang kemerahan karena pantulan sinar mentari, para burung-burung yang bercanda riang menikmati perjalanan pulangnya ke rumah mereka di sebuah pulau yang terbungkus oleh samudra luas.

Seorang pemuda yang sejak tadi terdiam menikmati pemandangan itu, tersentak kaget karena bunyi suara gelombang yang pecah dibebatuan pesisir pantai itu. Dia lalu bergumam dalam hatinya, sungguh indah persahabatn mereka (burung-burung itu).

Diapun bergegas berdiri sembari berkata, "Ayo kawan-kawan mari kita pulang, sedikit lagi hari kan gelap".

Pertemuan mereka ini merupakan pertemuan terakhir mereka dalam bangku studi, karena mereka semua dinyatakan lulus 100%. Setelah 12 tahun bersama-sama merajut suka dan duka sejak SD, SMP hingga SMA dan kini mereka harus berpisah untuk mengejar cita-citanya masing-masing, karena mereka berasal dari sebuah kampung yang terpencil yang hanya memiliki sekolah hingga SMA saja. lalu......

Iwan        : Teman-teman, saya mohon pamit karena saya besok harus berangkat, melanjutkan studi di luar sana....( berkata sambil menghela napas yang panjang untuk menghilangkan perasaan sedih itu)

Markus  : Saya juga pamitan ya,  Saya sangat gembira dengan kebersamaan kita ini. Mudah-mudahan kita ketemu lagi.....

Imel        : Iya kawan-kawan saya juga akan berangkat, tapi tunggu bapaku pulang dari kota dulu.

Sila         : wahhhhh !, Selamat jalan ya kawan, saya akan selalu merindukan kalian....

Iwan      : Kamu tidak lanjutkan studimu ka, Sil ?

Sila        : Iya teman-teman,

Imel        : Kenapa ?

Sila       : Saya masih kurang sehat, harus berobat dulu, mungkin tahun depan baru saya bisa lanjutkan seperti kalian.....

Lalu, Iwanpun memeluk Sila dan berkata, " Tunggu kami ya, liburan desember kami akan pulang menjengukmu. Markus dan Imel  yang tak bisa menahan air matanya secara bersamaan merekapun memeluk Sila, dan berkata " iya Sila tunggu kami ya, kami akan datang untuk kamu, sil....."

Tanpa mereka sadari bahwa air mata mereka itu merupakan air mata perpisahan ucapan selamat jalan untuk teman tercinta mereka itu.

Seminggu telah berlalu, sebulanpun terlewati dengan sangat baik oleh mereka, disetiap sebelum tidur dan sesudah bangun tidur, maupun hendak makan, mereka selalu berdoa, mengucap syukur, dan mereka saling mendoakan sesama mereka.

Dua bulan kemudian terdengar kabar memilukan dari kampung, bahwa sahabat sejati mereka telah pergi untuk selamanya.....

Sila......sila......sila......

Begitulah suara tangis mereka, memanggil-manggil nama sahabat mereka itu. Mereka hanya bisa menagis....menagis.... dan menagis......

Terkenang setiap kisah indah mereka dalam setiap khayalan mereka masing-masing. air mata mereka bak mengisyaratkan penyeselan yang tak terhingga, karena saat ini mereka tidak bisa bersama mendampingi sahabat sejati mereka itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Selamat jalan......

Selamat jalan.......

Selamat jalan......

Itulah kata-kata perpisahan mereka yang hanya bisa mereka titipkan melalui desiran angin yang tak menentu arahnya, dengan harapan. bahwa dalam doa Sila bisa mendengar suara mereka itu.....

Engkau selalu kami rindukan, sahabat sejati........

Sahabat yang hilangWhere stories live. Discover now