4

36 2 0
                                    

Kita punya keterkaitan.
Aku purnama, butuh sinar dari suryamu.
Dan aku senja, hadir sebagai penutupmu.

-Rezqia Senja Purnama- kepada Raffa Surya Rexa.


Kring

Suara dering menandakan chat masuk diponsel Qia. Pemiliknya masih di dalam kamar mandi entah sudah berapa lama.

Qia memang suka berlama-lama didalam kamar mandi, entah apa yang dia lakukan dengan air dan benda-benda didalamnya. Mungkin dia membayangkan sedang berada dialam dongeng seperti iklan shampo anak-anak ditelevisi yang saat mandi berpindah kealam dongeng dan menjadi princess.

"Qiaa"

Suara seseorang memanggilnya dari balik pintu kamar.

"Qia lagi mandi mah" sahutnya

"Kamu mandi apa bikin kamar mandi? Lama banget"

"Aku mandi sekalian renovasi kamar mandi biar makin nyaman didalem sini" celetuknya seraya membuka pintu kamarnya. Rupanya gadis itu menyudahi mandinya sejak mendengar panggilan Delia dari depan pintu kamarnya.

"Sekalian aja kamar kamu dibikin kamar mandi, kamu kan lebih betah dikamar mandi"

"Ide bagus mah" Qia malah menjawab dengan semangat perkataan Delia tanpa memperdulikan raut wajah mamahnya yang sudah sangat pusing mendengar jawaban anaknya.

"Udah ah makin ngaco kamu. mamah jadi lupa kan mau ngapain"

"Mau ikut mandi bareng Qia yah mah"

"Qia!" Seru Delia dengan nada sedikit keras memperingati anaknya.

Qia yang diperingatkan hanya tersenyum sok polos melihat wajah mamahnya yang berubah merah menahan marah.

"Ngga usah senyum-senyum, kaya senyum kamu bagus aja"

"Emang bagus"

"Bagus kok masih belum bisa move on"

"Mamah, apaan sih ih ngga nyambung deh" Qia menjawab kesal ucapan Delia yang sebenarnya diyakini Qia bahwa mamahnya itu sedang menyindirnya.

Delia hanya terkekeh melihat wajah anaknya yang kesal karena perbuatannya.

"Udah sana cepet ganti baju, terus beliin mamah telor ke mini market"

"Minta ongkir yah" jawab Qia dengan senyum menggoda mamahnya.

"Ongkir-ongkir, kaya jauh aja"

"Coklat atau ngga sama sekali"

"Iya udah sana cepet ganti baju" Delia akhirnya mengalah dan menuruti permintaan Qia, lebih baik membelikan Qia coklat daripada harus pergi sendiri ke mini market hanya untuk membeli telur.

"Siap bu bos" jawab Qia dengan tangan yang diangkat keatas kepala serupa sedang hormat pada bendera.

Qia menutup pintu setelah mamahnya pergi dari depan kamarnya.

Kring..

Ponsel Qia kembali berbunyi menandakan ada satu pesan lagi yang masuk. Qia yang baru selesai berganti pakaian dan merias dirinya segera mengambil ponselnya yang berada diatas meja nakas kamarnya

Kania : Qiaa, gue mau cerita!
Kania : Qia, lagi ngapain sih lo dari tadi ngga diread ngga disentuh

Seolah Kania tau Qia tidak menyentuh ponselnya dari tadi sejak didalam kamar mandi.

Segera Qia mengetikkan balasan pesan untuk Kania. Sebenarnya itu hanya karna Qia penasaran dengan apa yang akan diceritakan sahabatnya yang selalu up to date soal gosip itu.

dia, SenjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang