Page 6

5.3K 250 27
                                    

Bruk! Aku menabrak sesuatu.

Ternyata ibuku. "kamu kenapa tho ris, lari lari di rumah kayak dikejar demit aja" omelan ibuku. "maaf bu, riris tadi cari ibu di dapur tapi ga ada" kataku.

Apes banget nasibku hari ini, seharian dikerjai para demit. Akhirnya seharian itu aku dompleng ibuku.

Kecuali waktu ibu lagi ke wc aja aku terpaksa sendiri. Keesokan harinya kehidupanku mulai normal. Tidak ada kejadian-kejadian aneh yang ku lihat. Seminggu telah berlalu.

Warga yang telah mengikuti ruqiah tempo hari masih terlihat sehat-sehat semua. Tapi tetap saja yang kulihat bukan mereka. Tapi aku masih ragu ingin cerita pada siapa.

Pasti tidak ada yang akan percaya. Apalagi kalau ku ceritakan dengan teman-temanku, yang ku gelari Hantu bully. Mereka pasti mengatakan kalau aku bote bote (bohong).

Karena menurut aku "Setiap manusia tidak akan bisa menentukan benar dan salah, fiksi atau fakta, bote atau bujuran. Semua hanya tentang sudut pandang".

Dua pekan setelah kejadian itu, aku mendapat firasat klo orang-orang di kampungku akan terjadi sesuatu yang menimpa warga yang pernah di ruqiah. Dan ternyata...

Ternyata benar.

Ada beberapa orang kampung ku yang pernah di ruqiah, penyakitnya kambuh lagi. Mulanya 1-2 orang, makin hari makin bertambah.

Aku yang melihat dalam tubuh mereka seperti berontak karena 'mereka' kelaparan. Aku hanya terdiam dan sedih menyaksikan. Seminggu kemudian kembali warga memanggil tim ruqiah yang tempo hari mengobatiku dan warga di kampungku.

Kali ini aku kurang antusias, tapi tetap kepo ku ga mau hilang. Kali ini aku hanya sebagai penonton.

Semua yang dilakukan para peruqiah sama dengan waktu pertama kali mereka meruqiah. Kejadian itu terulang lagi.

Dari situ mulai timbul inisiatif ku tuk mencari solusi tentang masalah di kampung ku. Lama ku coba cari cari, mulai dari beberapa orang 'pintar', para ustad dan kiai yang kuanggap pasti lebih tahu dari aku.

Sekian lama kucari akhirnya dapatlah aku seorang habib atau alim ulama, yang tidak jauh dari tempatku.

Beliau memang salah satu alim ulama yang di hormati di kampungnya. Dan beliau memang ada sedikit keahlian mengenai pengobatan non medis (ruqiah).

Aku mulai ceritaku waktu awal kejadian hingga terakhir aku melihat kejadian terakhir. Sidin (beliau) hanya tertawa, karena sebenarnya sudah mengetahui dari awal, jauh sebelum ketemu aku. Inilah awal aku mengetahui kenapa aku bisa melihat para dedemit itu.

Ternyata aku ada bakat untuk melihat dan berkomunikasi dengan dunia lain. Sidin hanya mengingatkan gunakan kelebihan itu pada jalan yang benar.

Namun sebelum aku bisa memaksimalkan kelebihanku, terlebih dahulu badanku harus dibersihkan karena ada sebagian barang jelek dari awal kejadian itu.

Sidin juga yang membuka semua keganjilan dari acara ruqiah tersebut. Persis seperti apa yang kulihat.

Hal itu dibuktikan sidin dengan menarik salah satu demit yang pernah menjadi sekutu para peruqiah itu. Berkat sidin juga demit itu sudah masuk islam dan tidak kenbali ke para peruqiah itu.

Sidin sempat menceramahi ku bahwa RUQIAH itu baik, hanya ada juga OKNUM yang salah menggunakan kelebihannya.

Carilah Ruqiah yang benar benar syar'I. Niatkan semua karena Allah karena tidak ada yang lebih hebat dari-Nya, kita manusia hanya lah perantara.

Selesai dari tempat habib, aku segera pulang. Ku ceritakan pada ibuku dan teman-teman di kampungku. Sedikit demi sedikit mereka mulai percaya.

Tapi ada juga temanku yang muak dengan ceritaku karena dia tidak percaya dan bosan. Akhirnya warga kampung sebagian mulai beralih berobat pada peruqiah yang lain.

Ada juga yang berobat dengan habib yang kemarin ku temui. Alhamdulillah sedikit demi sedikit orang-orang kampung yang ku temui mulai ada perubahan.

Sepuluh tahun kemudian. Aku sudah berkeluarga. Dan selama itu juga aku telah meninggalkan kampung halamanku. 

Ruqiah Membawa PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang