Ara masih saja terisak di dada bidang diaz,sedangkan diaz menerima saja bajunya basah karna ulah ara,setelah isakan ara sedikit berkurang diaz melerai pelukan mereka.Ia bisa dengan mudah melihat wajah ara,mata sembab,hidung merah,sungguh memprihatinkan,batinnya.
Keduanya sama sama bungkam sebelum diaz mendekatkan jari telunjuk dan tengahnya ke dahi ara pelan sambil mengucapkan sebuah kata.
"Cengeng"ujarnya datar yang malah membuat ara mengeluarkan air matanya.
"Hapus air mata lo!"titahnya masih dengan ucapan datarnya.
Ara mengerutkan dahinya."kenapa nggak kakak aja yang ngapus?"ujar ara serak sehabis menangis.
"Lo bisa sendiri!"dan setelah itu diaz berlalu pergi meninggalkan ara yang melongo ditempat.
"dasar nggak romantis!"sesaat kemudian ia menghapus air matanya dan pergi berlalu menuju kelasnya karna bel sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu,mungkin ia akan siap diintrogasi oleh nadya karna telat.
***
"Hoammpptthh"
Ara menguap lebar dikelas,ia bahkan tak malu dilihat banyak pasang mata yang melihatnya jijik,ia tak peduli.Ia menoleh kearah nadya yang sedang sibuk menyalin pr nya.harusnya sekarang ia mengajak nadya kekantin karna ia sudah sangat lapar,padahal istirahat pertama ia sama sekali tak kekantin,namun ia urungkan karna nadya belum mengerjakan pr kimianya.Merasa bosan,ia melangkahkan kakinya keluar.
"Mau kemana ra?"tanya nadya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
Ara menghentikan sejenak langkahnya."perpus"katanya sebelum kembali melangkahkan kakinya menuju perpustakaan.
Baru saja ara akan berbelok ke arah perpustakaan,ia melihat punggung seseorang yang sangat ia kenali sedang berjalan ke arah belakang sekolah.Entah sahutan darimana,ia tak jadi berbelok ke perpustakaan,tapi malah mengikuti punggung itu.
"Mau kemana dia?"cicitnya dengan suara pelan dan tetap mengikuti punggung itu dari belakang.
Ara masih tetap mengikuti lelaki itu sampai di halaman belakang sekolah,tempat yang sangat jarang dikunjungi murid.lelaki itu duduk dengan santai di kursi yang ada dengan pandangan lurus kedepan.
Kerutan didahi ara sangat kentara ketika matanya melihat jelas lelaki itu,apalagi saat lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya,ara tak bisa dengan jelas melihat apa itu,yang ia pikirkan bahwa itu adalah ponsel namun tak selang berapa lama kepulan asap keluar dari bibirnya.
Wajah kaget jelas kentara saat melihat apa yang lelaki itu lakukan,sekarang ia mengetahui sisi lain lelaki itu,bukan apa apa karna ini masih dalam lingkup sekolah.
Baru saja ia akan berbalik pergi sebuah suara mengintrupsikannya.
"Berenti!sini"ujar lelaki itu yang membuat ara menghentikan langkahnya dan memilih membalikkan badannya,ia ragu harus kesana atau ti--
"Cepet kesini"katanya tak sabar.Mau tak mau ara pun menurutinya dengan wajah merah padam menahan malu,karna ia ketahuan menguntit orang.
"K--kenapa?"ara membeo dengan suara ragu yang membuat lelaki itu menaikkan kedua alisnya.
Lelaki itu menepuk kursi yang ada disebelahnya,pertanda bahwa ia ingin ara duduk disebelahnya.Ara menatapnya ragu,kemudian ia mengangkat jari telunjukanya ke arah benda yang diampit oleh jari telunjuk dan tengahnya,Seolah mengerti,ia kemudian mematikan rokoknya dengan membuangnya ditanah dan dipijaknya dengan sekali hentakan,ia kemudian menepuk lagi kursi sebelahnya yang membuat ara menurutinya.
Untuk sejenak keduanya saling bungkam dan memilih memikirkan pikiran yang berkecamuk dikepala masing masing.
"Kakak ngapain disini?"tanya ara,ia harus mengesampingkan dulu rasa malunya sehabis ketahuan.
Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya."lo sendiri ngapain disini?"tanyanya balik.
"Bukannya kakak udah tau ya?"
Lelaki itu mengerutkan dahinya kemudian terkekeh geli."hehe iya"
"Terus kakak ngapain disini"
"Nggak ngapa-ngapain"
Ara memicingkan matanya ragu."masa sih,kok aku nggak percaya ya sama kak kay!"
Kay yang mendapat hal itu hanya terkekeh geli sebelum mengacak gemas rambut cewek disampingnya.
Ara mengrucutkan bibirnya"Ihh,jangan diacakkin"
"Gue lagi galau"katanya,tak mengindahkan kalimat ara sebelumnya.
Ara menaikkan sebelah alisnya"kenapa?"
Kay nampak menghembuskan napasnya"gue mau ngasih coklat ke cewek yang gue suka!tapi dia lagi sibuk sama cowok lain"kata kay sambil mengeluarkan coklat yang berada di sakunya
Ara tampak berpikir sejenak,ia bingung,siapa cewek yang dimaksud oleh kay.
"Nggak usah kepo deh!dia bukan siapa siapa kok"
Ara menganggukkan kepalanya paham."yaudah,biar ara aja yang makan coklatnya,kebetulan ara juga suka coklat kok"
Tanpa rasa malu tangannya terulur untuk mengambil coklat dari tangan kay,kay kembali terkekeh geli melihat kelakuan ara.'ini emang buat lo ra'
Kay terus memperhatikan gelagat ara,yang membuat ara salah tingkah.
"Ihh,jangan diliatin!ara nggak suka kalo makan diliatin kak"
Ara memberenggut sebal karna lagi lagi rambutnya di buat berantakan oleh tangan jahil kay,untuk sesaat hening yang berkuasa,sebelum kay tertawa pelan.
Ara mengerutkan dahinya"kenapa?"tanya ara bingung.
"Lo makan kayak anak kecil tau nggak?"tangan kay terulur untuk menghapus bekas coklat yang menempel di sudut bibir ara,namun hampir saja dekat tangan gadis itu lebih dulu menghapusnya.
"Udah ilang kan?"katanya
"Lagian kak kay nggak usah ngehapusin juga kok,kan ara punya tangan"lanjut gadis itu yang membuat kay gemas sendiri dibuatnya."Siapa juga yang mau ngehapusin?emangnya kenapa sih kok nggak boleh?"tanya kay.
Ara kembali melanjutkan makannya"karna ara bisa sendiri,kalo ara nggak bisa,baru kak kay yang bantuin ara"cerocos ara dengan mulut penuh coklat.
Kay semakin dibuat gemas dengannya,kemudian kay memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menghembus cukup kencang,ia melirik ke arah ara,ia melihat rambut ara tampak berterbangan disekitar area wajahnya,yang membuatnya kesulitan makan coklatnya walaupun sudah ia halangi dengan tangan kirinya,karna tangan kanan ia gunakan untuk memegang coklatnya.
Kay tersenyun sekilas sebelum tangannya terulur untuk membantu menyingkirkan rambut rambut nakal yang hinggap di sekitar wajah ara.
"Kali ini lo butuh bantuan gue"
Untuk sejenak ara dibuat terpana melihat senyum manis kay dengan jarak sedekat ini,bahkan ia baru saja tersadar bahwa kay memiliki bulu mata yang lentik.
Yeyy...akhirnya kelar juga.
Ditunggu vote and komennya ya.Next??
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe
Teen Fiction"Sampai kapan kau akan melupakannya?" "Entahlah" "Mungkin selamanya..." ****** Kesepian yang sesungguhnya adalah ketika kau hidup ditengah orang-orang yang menyuruhmu untuk berpura-pura.