BAB XVII

715 74 47
                                    

With you,

-------
===

Synchoréste| 17

Jungkook menatap pesan yang tengah terpop-up tersebut dengan sendu, walaupun senyum itu terukir di wajahnya, tapi Dia tidak dapat menutupi kesedihannya. Ia berjalan keluar dari toilet ruang rawat inap Eunbi, tersenyum menatap Eunbi yang masih bersandar pada bantal dan laptop yang berada dipangkuannya. "Bi, aku mau—"

Ucapan tersebut terhenti kala Eunbi menatapnya dengan tiba-tiba. "What's wrong?" tanya Eunbi lalu membenarkan letak kacamatanya.

Jungkook gugup, Ia menggaruk kepalanya dan tersenyum kikuk ke arah Eunbi. "Latihan, aku mau latihan. Kamu—"

"It's okay." Jawab Eunbi dengan cepat. "I will be fine, Jeon."

Jungkook tersenyum mendengarnya, Ia berjalan mendekat lalu mengacak puncak kepala Eunbi. "Aku bakal balik cepet." Ucap Jungkook menenangkan Eunbi. "Kamu harus tidur sekarang."

Eunbi menklik ikon send pada layar laptopnya, mengirimkan email pada seseorang lalu menutup layar laptopnya. "Don't worry about me. Jangan sampe cape latihannya." Pintanya lalu meletakan laptop tersebut diatas nakas dan merebahkan dirinya.

Jungkook kembali tersenyum mendengarnya, mengusap puncak kepala tersebut  lalu menarik selimut untuk Eunbi. "Can i kiss you? Cuma dikening."

Eunbi menggengam erat selimut tersebut, mengalihkan perhatiannya ke kanan dan kiri, sebelum menarik nafasnya dalam dan menatap Jungkook. "Y-you can, Jeon."

Cupsss!!!

Jungkook tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, Ia dengan cepat mengecup kening Eunbi. Membuat Eunbi memejamkan kedua matanya erat karena kecupan pertama yang cukup lama dan ... menghangatkan.

Hingga kedua mata itu yang kembali terbuka bersamaan dengan Jungkook yang membuat ruang diantaranya. Senyum itu bahkan tidak pernah luntur dari wajahnya, Dia terlalu bahagia sekarang. "Thank's," ucap Jungkook. "Aku pergi dulu. Good night, dear." Sambung Jungkook lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.

Meninggalkan Eunbi yang tengah menatap punggung tersebut, dengan degupan jantungnya yang tak normal. Oh! Jungkook pasgipasti mendengarnya tadi, memalukan. Pikir Eunbi. "Good night too, Jeon."

________












Untuk yang kedua kalinya, Eunbi merasakan kehangatan pada tubuhnya saat Ia terbangun dari tidurnya. Bukan, bukan karena Dia demam ataupun sedang sakit, tapi karena Jungkook yang tidur seraya memeluknya. Jika sebelumnya terjadi di tempat tidur Jimin, maka sekarang terjadi di ranjang rumah sakit.

Eunbi melepaskan tangan yang melingkar pada pinggangnya, beranjak turun seraya membawa tiang dengan cairan infus yang tengah terhubung dengan jarum infus ditangannya, lalu duduk di sofa.

Ia meraih remot tv yang ada didekatnya, dan mulai menyalakan tv tersebut. Melihat laporan prakiraan cuaca di acara berita, dan menyimaknya dengan baik.

"Seluruh 15 anggota dewan Keamanan PBB dalam sebuah pernyataan mengatakan "sangat penting" bagi Korea Utara agar segera mengambil tindakan nyata demi mengurangi ketegangan terkait kasus peluncuran rudal, dan meminta semua negara untuk menerapkan sanksi PBB terhadap negara yang bersangkutan." *informasi m.dw.com

"Semoga nggak bakal perang." Gumamnya dengan cemas.

Iya, Dia cemas akan Ayah dan Kakak-Kakaknya yang bisa saja akan turut serta dalam perang tersebut. Melindungi warga sipil dari serangan tentara Korea Utara, tertembak dalam menjalankan tugas dan berakhir di liang lahat. Eunbi tidak ingin kehilangan seluruh anggota keluarganya.

[7] Synchoréste | J.J.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang