TEENFICTION #book number 2/3
(Sebagian cerita di privat, follow dulu kalau mau baca semua)
"Katanya Cinta indah, namun yang ku dapat hanya sebaliknya. Katanya Cinta mampu membuat sepasang insan bersama, namun disini hanya aku yang ingin bersama. Kat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketika Sila foto mesra dengan Hilman.
🌹●●L i q u i d●●🌹
Seminggu kemudian ...
"Hilman, anterin aku ke kantin yuk. Pulpen aku hilang nih." Bel masuk belum berbunyi dan Sila tengah mengobrak-abrik tempat pensilnya mencari pulpen kesayangan bergambar snow white. Tapi, entah kemana pulpennya itu tidak ada. Mungkin hilang.
Hilman membuka tempat pensil milik Sila, "ini pulpen lo bejibun Sila, ngapain mau beli lagi?"
"Ish, kalau nggak pake pulpen itu tulisan aku bisa jelek kayak cakar bebek."
"MasyaAllah, gue baru seminggu duduk berdua sama lo terasa kayak setahun. Ngebatin!" Decak cowok itu gregetan.
"Anterin aku dong, ya ya ya. Nanti bel keburu bunyi." Sila memasang wajah sok imut dengan mata yang berkedip-kedip lucu. Menurut Hilman lebih mirip seperti mata anak anjing.
"Jangan sok imut kayak gitu Sil, kayak anjing." Celetuk Hilman sambil terkekeh geli membuat Sila mengerucutkan bibirnya sebal, "jahat, padahal aku mau kayak putri salju."
"Putri salju nggak ada yang sebuluk lo."
"Aku putih!" Seru cewek itu tak terima. Bahkan jika di bandingkan dengan cewek-cewek di kelas ini, Sila menjadi cewek yang paling putih dan mulus.
"Yaudah ayok lah, gue sekalian mau jajan." Hilman berdiri dari tempat duduknya, dengan girang Sila juga berdiri dan berjalan di belakang Hilman keluar dari kelas.
"Biasa aja Ta lihatinya, mata lo sampai mau keluar gitu." Celetuk Daulay dengan tawa yang terdengar menyebalkan di telinga Ganta.
"Siapa yang lihatin dia?! Idih!"
"Gengsi lo gede amat, gue bisa lihat kalau secara nggak sadar lo udah jatuh ke pesona Sila."
"Nggak! Apaan deh lo jangan ngada!"
Mendengar itu Daulay justru tertawa, "udahsi, buang ego lo. Kalau memang lo suka sama dia perjuangin balik,"
"Gue bilang gue nggak suka sama dia, lo nggak usah sotoy sok tahu perasaan gue." Cetus Ganta dengan membuang mukanya pura-pura bermain ponsel, padahal ia merasa seminggu ini seperti ada yang hilang.
