Jalan di Jakarta memang selalu macet. Membuat siapapun pasti berpikir untuk tidak melaluinya. Seperti itulah batin semua orang, salah satunya perempuan itu. Gladysa Antarini.
Gladys termenung mengamati kendaraan yang jalan saja susah. Papa kenapa pake lewat sini, sih? Mending gue tidur aja dah nunggu nyampe, batinnya.
Lalu, dia mengambil headphone yang berada di tas gendongnya. Gladys memakainya dan menyambungkannya ke Ipod miliknya.
Sebelum dia menuntaskan hasrat untuk tidurnya, dia berpesan kepada mamanya, "Ma, kalo udah nyampe, bangunin aku ya?"
Setelah mendapat respon dengan sekali anggukan kepala, diapun terjun ke alam mimpi.
~~~
Gladys merasakan guncangan pelan di bahunya. Ternyata Mama yang membangunkan. Sambil meregangkan ototnya, dia berkata dengan suara parau khas orang baru bangun tidur, "Udah nyampe, Ma? Jam berapa, sih, ini?"
Mamanya melirik jam di tangan kirinya, lantas menjawab, "Setengah tiga, Glad. Ayo masuk, kamu langsung ke kamar aja, ya? Kayaknya kecapekan banget anak Mama."
Lantas, Gladys langsung masuk ke rumah. Sebelum dia ke atas, ke kamarnya, dia melihat sebuah rumah yang persis di depan rumah baru dia.Dia bertanya kepada mamanya, "Itu depan, rumah siapa, Ma?"
Mama langsung melihat ke arah rumah yang di tunjuk Gladys. "Oh, tetangga kita. Btw, anaknya cowok loh! Entar mau di kenalin, gak?" jawab Mama Gladys--Aura--sambil cengengesan.
Gladys yang tidak peduli dengan jawaban Mamanya pun segera masuk ke rumah barunya dan naik ke atas, ke kamarnya. Setelah membuka pintu kamarnya, dia langsung menuju balkon kamarnya. Dan, matanya langsung tertuju kepada sebuah jendela yang terdapat persis di depan kamarnya. Jendela tersebut tidak istimewa, namun, entah mengapa terkesan menyedihkan. Karena, di balik jendela tersebut terdapat kamar yang hanya menggunakan penerangan yang remang-remang.
Dan, Gladys melihatnya. Melihat sosok tersebut, sedang membaca sebuah buku dengan headphone yang menempel di kedua telinganya. Mungkin dia tidak menyadari kalau Gladys memerhatikannya.
Namun, Gladys tidak ambil pusing. Dia buru-buru menutup pintu balkon dan segera beranjak ke tempat tidur. Tapi, pikiran Gladys masih di jendela itu. Kenapa jendelanya dibuka padahal dia lagi belajar? Gak keganggu apa? Terus, kenapa lampunya remang-remang? Bikin sakit mata kali itu. Belum bayar listrik kali ya, hahaha.
Dia tidak menyadari, bahwa sosok lelaki yang terdapat di kamar remang-remang itu akan mengubah hidupnya
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
J E N D E L A
Подростковая литература"Itu depan, rumah siapa, Ma?" tanya Gladys. "Oh, tetangga kita. Btw, anaknya cowok loh, entar Mama kenalin, ya?" jawab Mama Gladys sembari cengengesan. Gladys yang tidak peduli dengan omongan mamanya, langsung naik ke kamarnya yang baru. Dan, dia m...