Chapter 5 🍂 Terungkap

1.5K 99 1
                                    

2 tahun silam - 15th, Juni

Hanya satu bulan tersisa untuk mereka bersama. Satu bulan itu adalah waktu yang sangat bermakna. Perpisahan sudah didepan mata. Hanya waktu yang dapat mengikis jarak menuju perpisahan.

Semua Teman Rena sibuk membicarakan acara wisuda yang telah diumumkan tadi pagi.

Ia masuk mencari Rafka namun sosok itu malah duduk di belakang, tempat bangku Rena. Rafka hanya terdiam sambil melihat Rena yang sedang menghampirinya untuk  membagikan undangan pemberitahuan wisuda.

Saat Rena hendak membagikan undangan pada Rafka, ia melihat Rafka duduk sambil memegang buku diary nya yang berwarna merah jambubyang lebarnya hanya setelapak tangan.

"Rafka! Kamu!"

Rena terkejut dan langsung menarik buku itu dari genggamannya.

"Jadi, lo..." kemudian ia berdiri sambil tersenyum tipis dan pergi meninggalkan Rena yang masih diam mematung.

Rena melihat buku diarynya kemudian ia segera memasukkannya kembali ke dalam tas. Bagai di hantam ribuan ombak, Rena terduduk lemas di kursinya dan menidurkan kepalnya di atas meja.

Rahasia yang selama ini ia simpan baik-baik, terbuka begitu saja. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia takut jika Rafka mengetahui tentang kebenarannya kemungkinan besar ia tak akan berteman lagi dengan Rafka.

'Aduh, aku kok teledor sih.' Ia merutuki dirinya

Bel sekolah telah berbunyi sejak 13 menit yang lalu. Rena telah melarikan diri sejak jam istirahat pertama lalu. Ia tidak mengikuti pelajaran dan bolos ke taman belakang. Ia duduk sambil menompang dagu di meja kayu yang tersedia disana.

Waktu 4 jam yang biasanya sangat berharga baginya, kini terbuang percuma untuk melamun.

Hatinya sangat bimbang dan takut, apa Rafka telah mengetahui semuanya? Apa ia akan tetap menganggapnya sebagai seorang teman?!

Setidaknya hanya itu yang terputar didalam pikirannya.

Ia juga bingung, bagaimana ia bisa pulang sekarang karna ban sepeda anginnya bocor.

Ia mengadahkan kepalanya melihat langit. Terlihat awan hitam telah menyembunyikan matahari yang seharusnya bersinar.

Meskipun rumahnya dekat, mana mungkin ia harus berjalan. Cuaca yang tidak mendukung, kemungkinan akan membuat tubuhnya basah di tengah jalan.

"Hash..." ia menghembusakan nafas kasar. Begitu berat hari ini bagi nya. Suara langkah kaki dari belakang membangunkannya. Dengan cepat ia langsung menegakkan tubuh nya dan menoleh pada sumber suara.

"Kamu!" sontak ia berdiri saat tau siapa yang menghampirinya. Bukan petugas kebersihan, penjaga kantin ataupun hantu kamar mandi. Dia Anza, cowok yang selalu menganggu Rena lebih tepatnya ngebully.

"Gue mau ngomong sama lo!" Menatap tajam mata Rena yang mengartiakan bahwa ia sangat serius.

"Kamu itu anak jahat! Aku benci kamu!" Jelas Rena. Saat Anza ingin memegang pergelangan tangannya, dengan cepat ia menepisnya.

"Gue udah kasih waktu seminggu ke lo untuk hancurin hubungan Rafka dengan Naya! Tapi, lo ga ngelakuin apa-apa!"

"Kamu emang jahat! Rafka itu anak baik. Dia pantas buat dapetin Naya! Ga kaya kamu!" Bantah Rena dengan jelas.

"Baik? Lo emang cewek terbodoh yang pernah gue tamuin! Dengerin gue baik-baik!" Ia menarik kasar pergelangan tangan Rena hingga menyebabkan sang empu kesakitan.

"Gue tau lo suka Rafka!"

Deg......

'Astaga,Suasana seperti apa ini?!'

RAFKA [LENGKAP] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang