Chapter - 13

52 2 0
                                    








                   Malam harinya ril sudah sampai dirumahnya sendiri. hari yg sungguh terlalu melelahkan untukknya. dia masuk dan melepaskan jasnya, ril ingin menaiki tangga, ia sekejap melihat seseorang di dapur yg dilihatnya hanya dari belakang. dia tak tau kalau yg dilihatnya tadi itu adalah zahrina yg tanpa memakai hijab. ril yg terlalu lelah langsung kelelapan setelah salatnya. zahrina sma sekali tak tau kalau semalam suaminya pulang. seperti biasanya zahrina ingin memainkan piano, tapi hatinya tak membawanya ke ruangannya dia malah membalikkan badannya dan malah menuju ke dapur. dia melihat suaminya baru pulang dari dapur, dia terlihat sangat lemah. zahrina terdiam melihat ril sedang ril yg merasakan kalau kepalanya sangat pusing itu membuat keseimbangan tubuhnya menurun dalam berjalan. dia melihat seseorang didepannya dan kepalanya semakin sakit.

                 tak mengerti kenapa suaminya mulai sangat dekat dengannya, tapi dia hanya diam saja sampai suaminya mendekatkan diri dgnya dan meletakkan kepalanya di pundaknya. perasaan yg dirasa sekarang bner2 gak jelas, kenapa dg suaminya hari ini ? ia melepaskan sarung tangannya dan memegang tangan suaminya saja dan ternyata suaminya demam. dia membantu suaminya untuk menuju ke kamarnya yg dimana kamar suaminya selang dua kamar dari kamarnya. zahrina pertama kalinya masuk ke dalam kamar suaminya dengan pelan2 dia menidurkan suaminya. muka suaminya sudah memerah dan juga panas sampai ke tubuhnya.

                zahrina mencoba untuk mengopresnya dan menyelimutinya dan juga mematikan AC nya. perasaannya susah saat ril sakit, dia tak ingin menyusahkan mertuanya jadinya zahrina merawat suaminya sendiri, dia mulai menelpon dokter. selama beberapa hari sakitnya ril, zahrina selalu disampingnya siang maupun malam. dia selalu saja hati2 dalam merawat, dia tak ingin membuat suaminya tak nyaman. tak lama ril untuk perlu beristirahat hanya butuh waktu tiga hari saja. esoknya tubuhnya mulai segar. disaat ril sedang mengaca dirinya di ruang ganti, ia sempat kepikiran tentang dimana disaat zahrina menyentuh dahinya, tangannya sendiri menyentuh dahinya, rasa sentuhannya masih terasa. ril menyadari kelembutan tangan zahrina. tapi... dia juga kepikiran jangan sampai ia terkecoh dengan tangan yg lembut itu.

                setelah jam delapan zahrina membawa sarapan unruk ril ke kamarnya. dia membuka pintu kamar dan terkejut mendapati kamar suaminya sudah kosong dan rapi. mungkin ril akan berangkat kerja hari ini jadinya zahrina meletakkan sarapan di meja. disaat dia ingin membuka tirai ternyata suaminya sudah turun kebawah dan sudah berada di luar rumah sedang ingin memasuki mobilnya. zahrina kembali menutup tirai dan mengambil sarapan itu kembali dan keluar dari kamar suaminya. dia kembali ke dapur saat meletakkan sarapan tiba2 air matanya jatuh. dia mencoba menyapu air mata itu, dia senang bisa merawat suaminya tanpa harus menyusahkan org lain.

" Alhamdulillah, dia sudah sehat. "

zahrina bersyukur kalau suaminya sudah sembuh. zahrina berlalu saat mbak kati datang ke dapur, mbak kati menoleh saat zahrina meninggalkannya dan mbak kati heran dengan sarapan yg masih utuh di meja.

        sekretarisnya sudah menyiapkan laporan tentang dokumen yg kemaren. banyak saham yg terus berkurang dan banyak proyek baru yg sedang di lakukan. kondisi grup perusahaannya sedang memburuk dg sesuatu yg membuat ril lalai. sekarang dia sibuk dan sibuk. saat dia duduk di meja kerjanya saat sekretaris mulai keluar dari ruangannya pikirannya melayang ke rumah karna kemaren....

Zahrina SyalwaaisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang