Ara menjauhkan wajahnya dari wajah kay yang hanya terpaut dua jengkal,kay yang menyadari ara menjauhinya menggaruk tengkuknya yang tak gatal,seketika suasana disekitar mereka menjadi canggung.
Keduanya saling bungkam,mereka tak tau harus bagaimana mencairkan suasana seperti ini.Ara yang tak tau harus berbuat apa lebih memilih diam,ia bahkan berharap bel masuk segera berbu--
Ting tung ting tung
Ara menghembuskan napas lega,ia melirik kay yang ternyata juga sedang meliriknya,ara jadi ragu untuk menyampaikan bahwa ia ingin mas--
"Masuk kalas sana!"ujar kay lembut.Ara bahkan lupa bahwa kay bisa membaca pikiran orang,ia jadi malu sendiri,harusnya ia tak membatin sejak tadi.
Ara mengangguk kikuk"i-iya udah,ara duluan!"baru saja ia akan berdiri lengannya kembali dicengkeram oleh kay.Ara menaikkan kedua alisnya seolah sedang bertanya'apa'
"Nanti lo pulang sendiri ya!gue nggak bisa temenin lo kayak biasanya"katanya."gue ada latihan basket sama anak anak,jadi mungkin pulangnya bakal sore!lo nggak apa kan naik bis sendiri?"
Ara yang awalnya bingung kemudian menganggukkan kepalanya."iya,nggak papa kok,nanti mungkin juga banyak orang yang bakal naik bis!jadi kak kay santai aja!"
Kay manggut manggut mengerti kemudian ia melepaskan cengkraman tangannya,Ara yang melihat hal itupun segera bangkit berdiri,namun ia urungkan karna melihat kay masih setia duduk.
"Kak kay nggak masuk kelas?"ujar ara.Kay mendongakkan sedikit kepalnya kemudian ia menggeleng membuat Ara berdecak kesal.
"Ck,bolos lagi?"tanya ara yang juga mendapat anggukan dari kay,ara memutar bola matanya kemudian ia berlalu meninggalkan kay yang kembali mengambil sesuatu dari sakunya,tak lama asap tipis keluar dari bibirnya,ya,dia merokok,kemudian ia mengambil benda persegi yang ada disaku celananya,ia membuka galeri,entah kenapa saat ia melihat dua anak kecil yang sedang tersenyum karna sadar sedang difoto,matanya seketika memanas,sedetik kemudian ia memejamkan mata sambil bergumam pelan.
"Gue sayang lo ra!kapan lo sadar kalo lo punya ikatan sama gue?"
***
"ARAA"teriakan seseorang yang membuat ara refleks menutup telinganya,ia menatap tajam pada gadis yang ada didepannya yang hanya menampilkan cengiran khasnya.
"Hehe,lo pulang ma siapa?"tanya nadya masih dengan cengiran khasnya yang malah membuat gadis itu jadi tambah manis.
Ara mengendikkan bahunya"nggak tau!mungkin ngangkot lagi kayak biasa!emangnya kenapa?"
"Nggak papa,gue cuma nanya aja,yaudah gue mau jalan dulu ya sama kak alfa,udah ditungguin soalnya"
"Yee,mentang mentang udah ada pacar,temennya dilupain"
"Ihh,bukan gitu,gue juga belum pacaran kok sama kak alfa.Tapi doain aja ya,semoga dia segera nembak gue"
Ara hanya memutar bola mata malas kemudian mendorong bahu nadya pelan"yaudah sana sana,udah ditungguin ayang beb tuh!cepetan"
Nadya memberenggut kesal namum tak urung ia segera pergi setelah mengecup kedua pipi ara yang membuatnya mendelik kaget."sialan"
Ia kemudian menghapus bekas ciuman nadya,dan sedetik kemudian ia melangkahkan kakinya menuju halte yang hanya terdiri dari empat orang yang sedang duduk.Ara duduk sambil memakai earphone yang melekat pada telinganya dengan volume yang cukup keras.Mungkin karna terlalu hanyut dengan musik yang didengar ia bahkan sampai ketiduran dan saat membuka matanya ia mengeryit bingung.
"Lho,pada kemana mereka"ujar ara saat mendapati hanya dirinya lah yang duduk di halte,kemudian ia membuka ponsel dan mendapati bahwa ia sudah duduk disini selama lima belas menit lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe
Teen Fiction"Sampai kapan kau akan melupakannya?" "Entahlah" "Mungkin selamanya..." ****** Kesepian yang sesungguhnya adalah ketika kau hidup ditengah orang-orang yang menyuruhmu untuk berpura-pura.