Move on?

1.9K 35 0
                                    

Yang membantu untuk move on dari seseorang yang pernah tersimpan perasaannya adalah jarak dan orang baru yang masuk ke dalam hidup kita.


Aurel senyum mengingat pertemuan pertama sama Iqbal. Mukanya imut kaya umurnya baru 12 tahun. Entah kenapa dia mirip Tim, teman sekolahnya di Perancis. Cowo pertama yang Aural simpen perasaan. Lalu dia pacaran sama sahabatnya Aurel.

Taka apa-apa karena Aurel ga pernah kasih tau sahabatnya bahwa dia suka sama Tim. Dan memang ga ada niat untuk mendekatinya apalagi jadiin pacarnya. Sebab itu dia senang liat mereka saling membahagiakan. Dan begitu dia juga lebih sering bertemu dengan Tim.

Anyway, tujuannya tetap move on darinya. Karena ga enak juga kalau suka sama pacar sahabatnya sendiri. Lagian ngapain simpen perasaan untuk seseorang yang ga pernah bakal bersama di masa depan. Mungkin di saat doi udah punya orang lain, orang yang baik untuknya, akan lebih mudah untuk melepaskanya.

Kenyataanya setahun setelah mereka jadian perasaan Aurel untuk Tim ga berubah. Kini yang bisa membantu untuk move on dari first crush Aurel adalah

1. jarak, tidak lagi bertemu dengannya di setiap hari

2. orang baru yang masuk kedalam hidupnya dan mengisi lubang di hatinya.

📚📚📚

Karena kesibukkan kuliah sepanjang harinya Aurel baru sempat melihat hp di malam hari setelah ia pulang.

9.25:
Aurelia K.: Dekat sih tapi tergantung USA nya dimana, kan luas negerinya

Emang kenapa?

11.32:
Iqbal Zainudin: Oh iya benar

Iqbal mau di tugasin ke US untuk lanjutin sekolah disana

18.07:
Aurelia K.: Di kota mana?

Balesnya lama ga ya? Disana jam berapa sekarang...hmm udah pagi jam 6. Kali lagi siap2 latihan dia, gumam Aurel.

18.15:
Iqbal Zainudin: Ke california li

Wah cepat ternyata, batin Aurel dengan senyuman lebar.

Aurelia K.: Aduh jauh itu sama Quebec. Tapi dibandingin sama Indonesia lumayan dekat

Iqbal Zainudin: Iya lah pasti lebih dekat hehe

Aurelia K.: Ya udah nanti main dong kesini

Iqbal Zainudin: Insyaa Allah, kalau dapat izin

Dan itu juga kalau jadi ke US

Aurelia K.: Ya udah nanti kabarin lagi yaa

Iqbal Zainudin: Siap hehe

Wah kebayang Bale main ke Quebec. Nanti bisa jalan2 bareng, bisa liat hutan, gunung, ke national park....sepedaan kaya dulu, Aurel membayangkan pertemuan sama Iqbal yang ia kira udah hilang dari kehidupannya.

No, no, no. Stop Lia! Jangan mimpi! Kali juga dia ga bakal dapat izin, kan mau dinas ke California, bukan jalan2. Dan dari California masih jauh ke Quebec, Aurel berusaha untuk berpikir realistis.

Apa aku aja ya yang main kesana? batin Aurel.
Kali ga di izinin ortu. Ngapain gitu ke Calif. Kalau ga ada alasan jelas.
Oh iya, ada Teh Meli disana. Bisa sekalian silaturahmi dan numpang nginep hehe.

Setelah jalan bolak-balik di kamar mikirin or rather mimpiin gimana bisa ketemu sama Iqbal, sampai lompat2 saking excited, Aurel duduk di atas kasur.

Okay, calm down girl. Jangan terlalu berharap. Lagian ngapain susah2 kamu mau ketemu sama dia. Bukan siapa-siapa nya kamu. Dan kamu bukan siapa-siapa nya dia. Kalau memang dia dapet kesempatan main ke Quebec, fine. Misalkan engga ya udah, ga usah di kejar juga kali, Aurel berusaha untuk menenangkan diri.

Tapi masih ada satu pertanyaan yang tertahan di benak Aurel: Kenapa dia tiba-tiba hubungin aku untuk memberi tau soal itu? Setelah sekian lama ga bertemu, ga ada kabar, seperti di telan bumi. Tau dia masuk akmil aja dari orang lain.

Dan kenapa aku masih ngerasa senang sampai deg-degan seperti ini hanya gara-gara dapat kabar dari dia. Padahal dia udah pernah bersama orang lain, pernah nyakitin diriku - walaupun dia ga tau, dan juga bukan salahnya.

Dan kenapa dia muncul lagi tepat setelah pertunangan sama Fano gagal? Setelah hampir aku di lamar dan menjadi milik orang lain?

❔❓❔❓❔


Ternyata banyak ya pertanyaan di kepala Aurel. Bakal ke jawab ga yaaa.
Siapa yang mau tauuu?
Tunggu part selanjutnya!

Kalau ada saran dan kritik, mohon komen yaaaa. I would really appreciate it! ❤

Jika takdir berkata lain...Where stories live. Discover now