Maaf 3hr bru bs update :) jgn lupa vote sm saran :)
FLASHBACK POV CHRIS :
Ditengah tengah berlangsungnya acara, ada hal yang menghantui pikiran Chris. Sharon kemarin memberitahukannya, bahwa dalam waktu dekat ini, ia akan bertugas di salah satu rumah sakit kenamaan di London. Itu berarti mereka bisa berdekatan. Seharusnya ini merupakan berita gembira untuk dirinya. Di satu sisi Chris memang merasa gembira karena ia bisa dekat dengan kekasihnya, tapi di sisi lain keadaannya sedang tidak memungkinkan. Keberadaan Elena di rumahnya pasti akan membawa masalah terhadap hubungannya dengan Sharon. Karena itu, hingga saat ini, Chris belum mengatakan masalah ini pada kekasihnya. Ia masih menunggu waktu yang tepat dan yang pasti, itu tidak bisa dibicarakan melalui telepon. Ia harus bertemu dan mengatakannya secara langsung. Segera !
Hari ini sejak siang, Sharon tidak menghubunginya. Tidak biasanya wanita itu berlaku seperti itu. Apa terjadi sesuatu ?
Maka dari itu, sejak tadi Chris selalu mengecek ponselnya. Apakah sudah ada pesan atau panggilan masuk dari Sharon ? Nihil. Chris juga sudah berusaha untuk menghubunginya juga mengirimkan pesan, namun tidak ada jawaban oleh kekasihnya itu. Membuat Chris sedikit frustasi.
Dan disinilah dirinya berdiri di tengah lobby, setelah sebelumnya meminta izin pada Elena lebih dulu. Chris terpaksa meninggalkan nya sebentar ke lobb, dimana acara pernikahan seorang taipan kaya tengah berlangsung, karena sejak tadi ada hal yang mengganggu pikirannya. Yang tak lain perihal kekasihnya.
Sekali lagi Chris mencoba menghubungi Sharon. Tapi tidak ada tanda tanda kekasihnya itu akan mengangkat panggilannya. Satu kali .. dua kali .. dan akhirnya Sharon mengangkat telepon Chris, saat panggilan ke tiga.
"Halo sayang ?" Chris menghela nafas lega karena panggilannya di jawab.
"Ya Chris maafkan aku. Hari ini aku melakukan proses operasi seorang pasienku. Jadi aku tidak sempat mengabarimu sejak siang," Sharon merasa menyesal, tapi ada rasa kesal juga, karena tidak biasanya Chris melupakan kebiasaannya mengiriminya bunga setiap harinya. Ini kali pertama, pria itu absen memberi nya bunga. Ternyata hal itu bisa membuat moodnya buruk. Namun tidak mungkin kan, ia mempermasalahkan hal itu. Padahal hari ini akhir pekan, Chris juga pasti tidak pergi ke kantor ! Apa Chris sedang sibuk melakukan sesuatu ? Atau Chris sudah melupakannya ? Entah kenapa akhir akhir ini ia merasa jadi melankolis karena terlalu merindukan pria itu.
"Kau yakin sayang ? Biasanya, sebelum kau akan melakukan operasi atau semacamnya, kau selalu memberiku kabar ? Kau marah padaku ?" Chris merasa sepertinya Sharon sedang marah padanya atau mungkin merasa kesal karena sebab tertentu. Dan Chris belum tau apa penyebabnya saat ini. Rasanya ia selalu merasa bersalah, kalau tidak mengatakan pada Sharon tentang Elena. Mungkin hanya sugesti, tapi masalah ini membuatnya tidak nyaman setiap melakukan aktivitas. Ada yang mengganjal pikirannya.
"Kondisinya mendadak kritis dan aku tidak sempat untuk memberimu kabar."
"Maafkan aku sayang. Aku hanya mencemaskanmu. Oh iya, aku sekarang masih di acara pernikahan temanku, sebentar lagi aku akan pulang," Chris mencoba berfikir positif.
"Baiklah, aku juga akan tidur sebentar lagi."
"Baiklah aku kedalam dulu. Aku merindukanmu."
"Aku juga merindukanmu."
Kening Chris mengkerut ketika mendapati Elena tidak ada di tempatnya. Mungkin wanita itu sedang ke toilet. Chris pun segera duduk disana kembali, sambil menunggu Elena kembali. Namun wanita yang ditunggu tunggu tak kunjung datang, membuat nya sedikit cemas mengenai keberadaan wanita itu. Mengingat keadaannya sedang dalam bahaya, kemungkinan-kemungkinan buruk bisa terjadi kapan saja bukan ? Ada ada saja, baru kali ini ia menemukan kondisi seperti ini terhadap seseorang yang merupakan salah satu staf pengacaranya. Apa sedang jaman, seorang pengacara jadi dalam bahaya karena menangani sebuah kasus ?
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
Romance'Ketika melepaskan lebih menyakitkan daripada mempertahankan' - Empat orang manusia yang saling mengorbankan apapun demi kebahagiaan orang yang dicintainya . Apakah sepadan ? Nyatanya semua itu hanya menghancurkan diri sendiri hingga titik terendah...