Bertemu

21 1 0
                                    

Waktu itu hari pertama MOS. Aku memasuki sebuah SMA yang biasa-biasa saja. Bukan SMA favorit tetapi cukup baik prestasinya. SMA ini cukup dekat dengan rumahku sehingga aku memutuskan untuk mendaftarkan diri ke sini. Hari pertama MOS, kami dikumpulkan di sebuah aula- ah bukan aula, lebih tepatnya pendopo. Duduk sesuai dengan pembagian kelas yang sudah ditetapkan di papan pengumuman. Mendengarkan guru-guru dan OSIS SMA ceramah tentang ini itu. Memberi tahu apa saja yang ada di SMA ini.

Kami, para siswa baru hanya duduk. Tidak ada interaksi yang berarti antara siswa dengan mereka. Pada akhirnya aku bosan. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Siapa tahu aku bertemu dengan orang-orang di masa lalu ku. Tetapi nyatanya tidak, kebanyakan anak-anak SMP yang sama denganku masuk juga ke SMA ini. Itupun aku hanya kenal, tidak dekat, tidak pernah bertegur sapa malah.

Ah iya aku lupa mengenalkan diriku sendiri haha maafkan. Aku "Meme", itu adalah nama panggilanku. Anggap saja nama itu sebagai nama asliku. Aku masuk ke SMA ini bersama dengan temanku yang bernama Rosi. Yaahh, kami berteman sejak SMP. Tidak terlalu dekat tetapi tidak telaku jauh juga. Apasih-_-. Oke, let's back to topic.

Tiba-tiba, deretan bangku ku diberi sebuah kantong plastik besar. Mereka (OSIS) bilang jika kami harus memungut sampah yang ada di dalam lingkungan sekolah ini. Aku bersyukur. Setidaknya tidak ada acara plonco di SMA ini. Kemudian, mereka memberi komando agar kami segera mengumpulkan sampah selama kurang lebih setengah jam. Dan mau tidak mau, kami semua beranjak untuk mencari sampah.

Aku berjalan beriringan dengan Rosi. Di barisan belakang dan kami tidak mendapatkan kantong plastik sampah. Aku melihat ke barisan depan. Dua anak laki-laki yang berada paling depan membawa satu kantong plastik sampah. Kemudian menyimpulkan bahwa hanya satu kantong plastik untuk setiap kelasnya. Daaaannn, satu dari anak laki-laki tersebut memalingkan wajah. Sejak itu, aku mulai tertarik dengannya. Seketika aku ingin tahu namanya, ingin tahu bagaimana sifatnya, ingin bisa dekat dengannya.

Aku tahu ini lebay, tapi ini nyata. Dia tampan. Ehm, good looking. Hidungnya besar tapi benar- benar menyenangkan memperhatikan wajahnya. Aku kemudian bertanya kepada Rosi siapa anak laki-laki itu. Betapa tololnya aku, aku lupa bahwa Rosi dan aku berada pada SMP yang sama, otomatis jika aku tidak kenal maka Rosi pun juga tidak kenal. Haa~

Aku terus memperhatikan anak laki-laki itu. Gerak geriknya, obrolannya bersama teman sebangkunya, caranya berbicara, cara berjalan, aish semuanya. Aku tidak pernah seperti ini. Aku benar-benar penasaran dengannya. Setelah memungut sampah, kami digiring menuju kelas masing-masing. Dan akhirnya aku tahu namanya. Dito.

-tbc-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdmireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang