Chapter 6

159 36 10
                                    

"Mengertilah dirimu sendiri, baru kamu bisa mengerti orang lain"

***

Lena, Naya, Lauren dan Aurin memutuskan untuk menggunakan jam istirahat untuk mengerjakan tugas dari ibu Fatma, sebelumnya mereka semua telah sarapan pagi sebelum berangkat. Karena Lena yang keasikan nonton drama korea sampai larut malam hingga lupa dengan adanya tugas, begitupun dengan ketiga orang yang tidak akan tahu bahwa ada tugas dari sekolah jika bukan Lena yang membahasnya duluan.

"Rin, lo sakit?" Tanya Naya yang menghentikan kegiatannya lalu memegang tangan Aurin untuk mengecek suhu badannya.

"Apaan, gua sehat." jawab Aurin sebisanya karena ia sendiri sudah merasa tenggorokannya terasa kering.

"Nggak, lo pucat dan badan lo hangat. Lo ke UKS aja, tugas lo biar gua yang ngumpulin." ucap Naya.

"Nggak, ah." ucap Aurin menepis tangan Naya.

"Ayolah, Rin. Jangan keras kepala gitu." ajak Lena.

Aurin masih tetap tidak ingin pergi, melainkan dirinya berdiri untuk membuktikan pada temannya bahwa ia baik-baik saja.

"Nih, gua sehat kok. Siapa yang bilang kalo gua puca-"

Bruk!

Zidan yang saat itu sedang menulis, menoleh saat mendengar suara Lena yang berteriak. Saat menoleh, dirinya mendapati badan Aurin yang sudah jatuh tersungkur di lantai. Ia segera meninggalkan tulisannya dan langsung membawa Aurin ke UKS, diikuti oleh Naya dan Lauren dari belakang. Sementara Lena harus tinggal dikelas untuk mengumpulkan tugas mereka, agar saat mereka kembali dari UKS mereka tidak harus menerima hukuman.

"Lauren, tolong bukain pintunya!" ucap Zidan. Lauren pun membuka pintu, lalu Naya masuk menyiapkan bantal dan minyak kayu putih. Zidan membaringkan badan Aurin, lalu mengambil minyak kayu putih dari genggaman Naya. Kedua sahabat Aurin hanya diam dan saling menatap melihat sikap cowok dihadapan mereka.

Zidan terlihat sangat cemas, ia sempat mengusap dahi Aurin yang penuh keringat, sepertinya gadis itu terkena demam.

"Lo balik aja, biar kita yang urus Aurin." ucap Naya menggeser posisi Zidan.

"Yang harus balik itu kalian, tugas kalian kan belum selesai, sekalian harus ngerjain punya Aurin juga." kata Zidan tetap pada posisinya.

Naya dan Lauren pun diam dan berfikir bahwa mereka tidak harus menyusahkan Lena sendirian, tapi tetap tidak percaya dengan Zidan.

"Tugas gua udah selesai, kalau Aurin udah baikan gua langsung manggil kalian, kok." jelas Zidan meyakinkan kedua orang itu.

"Ya udah, kita nitip Aurin sama lo." kata Naya sebelum pergi meninggalkan mereka berdua di UKS.

Dalam ruangan itu, tersisa mereka berdua. Zidan mulai menyalakan pendingin ruangan agar Aurin mendapat sedikit kesegaran, tidak lupa juga ia pergi membeli teh hangat di kantin. Saat kembali dari kantin, terlihat Aurin telah sadar dan duduk bersandar. Aurin sendiri terkejut melihat orang yang menemaninya di UKS ternyata adalah Zidan, bahkan orang itu berdiri di dekat pintu dengan memegang gelas yang berisikan teh hangat.

"Minum." ucap Zidan memberikan teh hangat pada Aurin, lalu duduk di kursi tepat disamping ranjang UKS.

Aurin mengambil teh hangat itu kemudian meminumnya perlahan, matanya menatap curiga ke arah Zidan.

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang