Bagian 3.3 Count Blackwood

170 37 3
                                    

Metamorph adalah cabang ilmu sihir yang mempelajari perubahan sebuah benda dari satu bentuk ke bentuk lain. Misalnya: mengubah paku menjadi jarum (ini yang paling mudah), mengubah tongkat kayu menjadi sendok, mengubah teko menjadi kucing, atau mengubah manusia menjadi hewan (ini tingkatan paling tinggi).

Kendati demikian, hampir mustahil buat manusia berubah menjadi manusia lain. Satu-satunya cara hanyalah menggunakan ilmu hitam, yakni sihir Pencuri Bentuk. Apa yang paling mengerikan dalam sihir ini adalah kau perlu memakan orang yang akan kau ambil bentuknya. Makanya dinamai 'pencuri' dan bukan 'peniru'.

"Jadi... ada orang yang menggunakan sihir Pencuri Bentuk? Di akademi ini?" Hannah memegang wajahnya dan memasang ekspresi kaget yang berlebihan.

Ya ampun. "Ada kemungkinan begitu. Dan lagi, karena kerangka ini milik orang dewasa, sepertinya si pencuri itu menyamar jadi seorang pengajar wanita di sini."

"Nah, Fayo. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan sosok yang kau lihat di Taman Suci?"

"Huh? Taman Suci?" sela Anna. "Apa yang kalian maksud?"

Aku dan Hannah saling pandang. Sebenarnya aku kurang suka memasukkan adikku ke dalam masalah macam ini, tapi apa boleh buat. Dia sudah mendengarnya. Aku pun menjelaskan soal penemuanku itu pada Anna.

"Tapi... kalau memang benar-benar ada penyusup, akademi sedang dalam masalah pastinya."

"Tidak bisakah kau kira-kira siapa pelakunya, Fayo?"

"Hah? mana bisalah. Kau kira aku detektif..." aku terdiam.

"Fayo?"

"..."

"Kakak? Kenapa kau diam?"

"Oi! Fayo! Kau tahu sesuatu, kan?! Bilang!"

Dengan pandangan tak percaya, aku menoleh pada kedua gadis di depanku. "Mustahil."

#

Aku berlari menyusuri lorong yang penuh sesak dengan murid, menyerempet beberapa pasangan yang berjalan sambil bergandeng tangan, menaiki tangga di menara timur laut, lalu membuka sebuah pintu kayu yang terhubung pada ruang konseling.

"Profesor!"

Seorang penyihir wanita yang sedang membereskan sesuatu di kolong mejanya, terperanjat dan membuat kepalanya terbentur. "Aduh! A-ah? Fafner? Kau kah itu? Ada apa?"

"Profesor! Ada orang yang menyusup ke akademi!"

"Apa kau bilang?!" penyihir wanita itu, yang aku kenal sebagai Profesor Windy Roughsea, keluar dari kolong meja dan menampakkan wajahnya yang kikuk. "Pe-penyusup? Kenapa kau tiba-tiba bilang seperti itu?"

"Panjang ceritanya, tapi sepertinya penyusup itu ingin mengambil alih Pohon Kebijakan!"

"Pohon Kebijakan? A-ah... tenang Fafner. Pohon itu dilindungi oleh satu set mantra sihir. Di sana juga ada tanaman dan hewan sihir yang cukup berbahaya."

Aku memasang wajah panik. "Tapi Profesor! Ini serius! Aku yakin kalau penyusup itu adalah Count Blackwoods yang sekarang sedang dicari Kekaisaran! Dan kemungkinan besar dia bekerja sama dengan Gildwalk!"

"Profesor Gildwalk, Fafner." Profesor Roughsea menghela napasnya. "Baiklah, akan aku cek. Ngomong-ngomong, kepada siapa saja kau memberi tahu hal ini?"

Aku terdiam sejenak. "Cuma Anda. Aku terlalu terburu-buru, jadi tak sempat memberi tahu orang lain."

Wanita itu pun mengangguk ramah sembari memasukkan tangannya ke jubah. "Bagus kalau begitu."

"..."

"Bagus."

Hanya dalam waktu sekejap mata, Profesor Roughsea mencabut tongkatnya dan mengarahkannya padaku. Sebentuk sinar merah muncul dan menusuk tepat di dadaku. Karena gaya yang tak diketahui, aku terpental ke belakang dan jatuh menimpa beberapa pot bunga.

Scientist in Magic AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang