PG 37 # jangan sekarang

1K 140 30
                                    

"Jangan sekarang"

***

Aku membuka mataku dan langsung memandang Kaus Abu-abu yang—Seingatku— digunakan Myungsoo sebelum aku tidur tadi. Saat mendongak, aku langsung menatap mata Kim myungsoo disana, dia tengah memandangku sedemikian dalamnya, ekspresi nya tak terbaca. Dan ini pertama kali aku melihat Ekpresinya itu. sangat aneh.

Tapi setelah beberapa lama kami berpandangan, dia langsung merangkuhku lebih erat, dan menciumi seluruh wajahku. Mambuatku tersipu sangat malu, dan aku tak tahu karena apa.

"Kau kenapa?" tanyaku setelah dia berhenti melakukan mombardir ciuman-nya. 

"Aku hanya– sangat amat mencintaimu." suaranya hampir terdengar pecah, entah karena apa dia sampai terharu!

"Aku juga sangat mencintaimu." aku mencium singkat pada pipinya, tapi dia tidak terima, dia malah menyodorkan bibirnya yang lezat. Ya ampun!

Dengan ragu, aku memandang bibir dan matanya bergantian, dia terus melakukan Agyeo mautnya, dan itu membuatku menahan tawa.

Dengan gemas, aku menciumi bibirnya, dan di balas ciuman keras oleh, lalu terjadilah perang ciuman disini.

Sial, kenapa kami berakhir seperti ini. Dan mimpi itu... Apa artinya?. Membuatku bingung saja!

***

Aku ternganga saat mendapat pekukan Seyi dikakiku, tepat setelah aku membuka pintu karena ketukannya.

Myungsoo mendesah dibelakangku, dia memakai jubah piyama yang di pakainya secara tergesah, senada dengan yang sekarang ku pakai.

Jangan tanya karena apa!

Dia mengangkat Seyi dan membawa dia ke gendongannya, aku memeluk dia dan myungsoo bersamaan.

"Kenapa, Sayang?" tanya ku, dan aku menerima pelukan Kim Myungsoo. Kami sekarang tengah melakukan, pekukan grup. Err... Cukup romantis di pagi hari.

Seyi memandangku dengan mata bukatnya, "Aku mau Eomma, dan Appa!"

Seyi memeluk leherku dan Myungsoo bersamaan. Dan aku merasa mataju memanas. Jadi aku mencium pipinya, dan dia membalasku, lalu mencium pipi Kim Myungsoo.

Ahh, Sungguh aku tidak butuh apapun lagi, mereka saja ada dalam hidupku, itu sudah cukup.

***

Ku langkahkan kaki masuk kedalam cafe, sembari melambai pada Ha-ni dan dia mengangguk, aku melanrgkag menuju padanya,  dan dia menyudahi aktivitas nya dengan kertas laporannya itu.

"Ku kura kau tak akan datang. "

"Ck, aku pasti datang, omong-omong, kau tahu tidak dua. Hari lagi, So-hyun akan tunangan?"

"Tahu, dia mengekspos semua di Kakao-nya. "

Aku memincikan mata, "Jadi,  bagaimana kalau kau bawa pasangan saat datang kesana. "

Dia mendongak menatap geli padaku,  lalu menggeleng, "Aku tak bisa."

"Aku tidak pernah mendengar mu membicarakan teman kencan atau semacamnya?  Apa kau tidak punya pacar? "

Dia menggeleng, lalu menatapmu curiga. "Mengapa kau menginterogasi ku? "

Ku tepis udara dengan tangan,  dan mendengus. "Aku, hanya punya teman yang sedang sendiri. Jika kau mau. Ku comblangkan. "

Matanya berkilat ragu, err... Kau pasti bertanya-tanya mengapa aku yang baru datang, langsung menodongkan pertanyaan begini?  Itu karena teman Kim Myungsoo yang Bernama Lee teuk meminta  dipasangan dihari pertunangan So-hyun nanti,  yah, aku langsung teringat Ha-ni.

Magic CupcakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang