Worry

17 2 0
                                    


Langit hari ini mulai gelap. Matahari yang tadinya menerangi bumi dengan sinar kuningnya tergantikan oleh bulan dengan cahaya putihnya. Sinarnya cukup menerangi gelapnya malam bersama dingin yang menusuk.

Seorang wanita tengah berjalan di sebuah mall yang cukup besar. Berjalan dengan santai mengitari mall tersebut. Mengisi setiap lantai mall dengan jejak kakinya yang tertutupi debu. Lama kelamaan ia mulai bosan. Bagaimana tidak, menunggu orang yang tidak kunjung datang bukannya lelah?

Wanita itu mulai kesal. Di liriknya jam tangan yang tertempel di pergelangan tangannya. Sudah hampir 20 menit lebih ia memutari isi mall. Ia pun duduk di kursi panjang yang berdekatan dengan sebuah tempat berbagai pakaian dipajang dengan manequin sebagai modelnya.

Dibukanya ponsel yang sedari tadi ia genggam. Tidak ada tanda-tanda orang yang ia tunggu masih hidup. Wanita itu mendecak kesal. Lalu memilih untuk menelfon seseorang yang sedang ia tunggu.

Setelah beberapa detik diabaikan, suara berat seorang lelaki terdengar di sela-sela keramaian. Wanita itu mengerutkan dahi.

"Hallo?"

"Ya! Kau dimana?" Ucap wanita itu tanpa menghiraukan sapaan lelaki itu.

"Ah! Sakit!"

"Y-ya! K-kau, kau kenapa? Ada apa? Y-ya! Jawab!" Wanita itu mulai panik.

Lelaki di seberang telfon tidak menjawab. Tetapi ia masih bisa mendengar keramaian di sana.

"Ara, s-sakit...hiks,"

"Ya! Kim taehyung! Kau kenapa?! Jawab!" Wanita itu bertambah panik. Ya, ia memang orang yang mudah panik. Bahkan hanya karena hal sepele seperti ini.

Wanita itu merasakan matanya memanas. Dan penglihatannya sudah tidak jelas karena dipenuhi air mata yang sebentar lagi turun, tanpa menyadari suara langkah kaki yang mendekat dari arah belakangnya. Lututnya lemas, jantungnya berdegup dua kali lebih kencang mengkhianati ritmenya.

Dan jatuhlah sebutir air hangat dari pelupuk mata. Tidak peduli dengan beberapa orang yang memperhatikannya, air matanya segera berjatuhan seolah tengah berlomba.

Tiba-tiba, sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Wanita itu tersentak kaget dan langsung menengok ke belakang. Dilihatnya wajah seorang lelaki dengan plester warna kulit di pelipis. Lelaki itu tersenyum. Berbeda dengan wanita itu yang masih menangis.

Wanita itu langsung melingkarkan tangannya di leher sang lelaki. Kemudian memukul punggungnya. Lelaki itu meringis, tapi sambil tertawa. Gila. Pikir wanita itu.

Lelaki itu duduk, tapi wanita itu tidak melepaskan pelukannya dan masih terus menangis. Jika ia sudah panik, itu akan berlangsung lama. Lelaki itu tersenyum dan tertawa kecil. Orang yang berlalu lalang tidak dihiraukan oleh sepasang anak Adam dan hawa tersebut.

Setelah 5 menit berpelukan dengan wanita itu yang menangis, akhirnya pelukan itu terlepas. Wanita itu menghapus air matanya. Matanya membengkak akibat menangis terlalu lama. Lelaki itu tersenyum, tetapi ada sepercik rasa bersalah melihat wanitanya menangis karenanya.

"Sudah jangan nangis, maaf aku membuatmu khawatir. Aku tidak bermaksud, aku tadinya hanya ingin sekedar menjahilimu, tapi--"

"Ya! Kau keterlaluan tahu tidak?!" Wanita itu memotong.

"Iya, aku minta maaf ya, maaf membuatmu khawatir," lelaki itu menenangkan sambil menggenggam tangan wanita itu.

Wanita itu menggeleng sambil menghapus sisa air mata di pipinya.

"Kau keterlaluan," wanita itu melepas pegangan tangannya. Kemudian menggeser duduknya mendekati lelaki itu, lalu memeluknya dan menyenderkan kepalanya di dada bidang lelaki itu.

"Maaf," lelaki itu membenarkan masker dan topinya. Kemudian mengusap punggung wanita itu. Wanita itu tidak menjawab dan mempererat pelukannya.

"Park Ara,"

"Hm?"

"Kau khawatir karena kau menyayangiku kan?" Lelaki itu malah menggoda.

Lantas wanita bernama Ara itu melepas Pelukannya kemudian menatap lelaki itu dengan kedua mata sembabnya. Alisnya bertautan. Tangannya meraba plester di kening lelaki itu. Tak sengaja Ara menekannya terlalu keras dan membuat lelaki itu meringis kesakitan.

"Kau luka?" Ara bertanya.

Lelaki itu tidak menjawab dan hanya menunduk sambil memainkan jemarinya seperti anak kecil yang ketahuan berbohong. Ara menghela nafas kesal. Kemudian menggenggam tangan milik lelaki itu, membuat si lelaki mengangkat wajahnya.

"Jawab aku Kim taehyung," Ara berucap dengan nada tegas.

Lelaki bernama Taehyung itu mengalah.

"Tadi tidak sengaja tergores, entah tergores apa," ucapnya pelan. Ara mengangguk.

"Ohh, yasudah, mau jalan-jalan atau pulang saja?" Tanya Ara.

Taehyung mengangkat wajahnya. "Hmm, ayo pulang, tapi kita makan dulu, aku sangat lapar soalnya," ucap Taehyung sambil memegangi perutnya. Ara tertawa kecil.

"Baiklah, ayo!" Ara berdiri kemudian menarik tangan Lelaki berambut coklat itu. Tetapi yang di tarik malah diam di tempat.

Ara menoleh. "Hei, katanya lapar, ayo!" Ucap Ara kemudian mendekat ke arah Taehyung dan berdiri di depannya. Ia masih duduk.

Taehyung mendongak, kemudian mempautkan bibirnya.

"Ara,"

"Ya?"

"Lakukan aegyo untukku,"

senyum jahil Taehyung mengembang begitu saja.Ara menakutkan kedua alisnya, kemudian menggeleng cepat.

"Tidak, aku tidak mau, ini di keramaian, aku malu" ucap Ara sambil menggoyang-goyangkan tangan Taehyung yang masih digenggam olehnya. Taehyung tersenyum.

"Kalo begitu, cium aku," ucap Taehyung.

Ara melebarkan matanya. Seketika rona merah di pipinya timbul. Taehyung tertawa, sedangkan Ara menunduk malu. Ara merasakan tangannya di usap lembut oleh sebuah ibu jari. Ia mengangkat wajahnya dan menatap Taehyung, dilihatnya lelaki itu tersenyum. Senyuman itu sudah menjadi ciri khas dan biasa bagi lelaki bernama Taehyung itu, tetapi Ara merasakan jantungnya berdegup bertambah kencang. Pipinya memanas, sebentar lagi rona merah akan timbul di kedua pipinya.

Taehyung bangkit dari duduknya. Kemudian tangannya mengacak rambut Ara. De akan kesal keluar dari bibir kecil milik perempuan itu.

"Baiklah, Ayo!" Taehyung menarik tangan Ara.

Dan keduanya berjalan beriringan. Dengan tangan yang saling bergandengan. Hari itu rasa khawatir yang dirasakan Ara bertambah besar akan kekasihnya, Kim Taehyung. Entah ap lagi yang harus ia khawatirkan nanti.

-^-^-

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment. Kalau ada kritik dan saran jangan sungkan. Janhan lupa juga recommend ya. Jangan pelit vote dan comment.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet // kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang