Naya.
Gadis berusia 19 tahun yang kini menghabiskan sisa umurnya untuk terduduk di kursiroda.
Tepatnya saat ia berusia 14 tahun, kala itu ia baru saja kenaikan kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Entah apa penyebab pastinya, tapi perlahan-lahan kaki gadis itu mulai sulit untuk digerakkan. Segala macam pengobatan sudah dilakukan Ayah Naya agar putrinya itu bisa berjalan dan berlari kembali, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda perubahan yang signifikan dari kaki Naya, pada akhirnya ia hanya bisa bergantung pada obat-obatan dan terapi fisik yang sudah 2 tahun terakhir Naya lakoni.
Kini gadis itu sedang termanggu sendirian di sebuah taman kecil di samping rumahnya. Ia gadis yang ceria, tapi tetap saja.. keceriaannya itu hanya sebuah topeng belaka agar Ayahnya tak begitu mengkhawatirkan dirinya.
Sejak kecil, Naya memang hanya memiliki Kusnadi, yang tak lain adalah Orangtua tunggal. Ibu Naya sendiri sudah meninggal sejak Naya dilahirkan. Naya bahkan belum pernah melihat wujud nyata Ibunya, Ayahnya sendiri pernah berkata saat ulang tahun Naya yang ke-17 tahun, bahwa Naya sangat mirip dengan ibunya sewaktu muda dulu. Dan Naya percaya itu.. karena disaat ia merindukan Ibunya, ia hanya bisa memandangi wajah ibunya yang tersenyum bahagia dibalik sebuah foto.
"Andai ibu masih hidup, Naya pasti punya teman curhat selain Ayah yang sedikit kaku itu" kata Naya tersenyum samar sambil mengusap foto ibunya yang ada di genggaman tangannya.
"Naya rindu ibu.. apa kalau Naya sudah diambil Tuhan nanti, kita bisa bertemu ya bu?"
###
Arsen sibuk mendata ulang barang-barang yang harus dikirim keluar kota. Cowok itu kini nampak sedikit frustasi sampai-sampai ia mengacak-acak rambut kebanggaannya yang selalu tertata rapih itu.
"Mas, rambutmu itu loh, udah macem gembel" ujar Erga terkikik, ia adalah salah satu karyawan di Distro milik Arsen sekaligus teman dekat Arsen.
"Diem kamu! Gak tau apa kalau lagi pusing" ujar Arsen yang kembali mendata kardus berisi barang-barang yang harus ia kirim pada pelanggannya yang memesan secara online.
"Oke.. aku diam" kata Erga dengan gestur seolah-olah ia mengunci bibirnya rapat dan pergi meninggalkan Arsen.
Tak lama, Arsen pun selesai. Ia pun duduk di kursi kasir sambil mendesah lega, lalu meminum air putih yang ada diatas meja.
Erga menghampiri Arsen dan menyikut lengan Arsen hingga membuatnya mendelik kesal.
"Ada apa lagi?" Tanya Arsen dengan pandangan tak suka.
"Itu.."
"Itu apaan? Kalau ngomong yang jelas ga!"
"Itu loh.."
"Kalau ada pelanggan ya kamu samperin. Kan kamu aku gaji disini" ucap Arsen yang kini hendak meninggalkan Erga.
"Tunggu mas. Mending kamu kabur lewat pintu belakang sekarang"
"Eh? Kenapa?"
"Ada mbak Tania di depan!"
"Kenapa kamu gak bilang dari tadi sih!!" Arsen hendak membuka pintu rahasia yang ada di belakang kursi kasir. Namun naas, cewek bernama Tania itu sudah ada di depan Arsen sekarang.
"Arsen! Akhirnya aku ketemu kamu juga" ujar Tania senang dan bergelayut manja di lengan Arsen, membuat cowok tinggi itu jengah. Sedangkan Erga yang melihat ke-tidak-tahu-malu-an cewek bernama lengkap Tania fadillah itu hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bisa dipotong gajinya jika begini, begitu pikir Erga sambil menelan saliva menahan takut.
Tania itu...
Wanita yang sejak awal Arsen masuk SMA selalu mengejar-ejarnya. Entahlah, tapi gadis itu seakan memang sudah tak memiliki urat malu. Bahkan Arsen sudah pernah menolaknya mentah-mentah."Kamu ngapain disini? Sana pulang! Saya sibuk!" Ujar Arsen ketus sambil menyingkirkan tangan Tania yang menggelayuti lengannya. Arsen jijik. Ia bahkan sampai bergidik ngeri.
"Aku baru pulang dari Australi loh.. aku kan kuliah disana! Kamu lupa?? Dan aku kangen kamu. Untung distro kamu belum pindah" kata Tania yang semakin mengeratkan tangannya di lengan Arsen. Ya Tuhan! Ini mimpi buruk yang paling terburuk sepanjang hidup Arsen. Dan sepertinya mulai saat ini Arsen akan mulai memikirkan kata-kata Tania yang terakhir. Sepertinya ia harus pindah toko di kutup utara sekalian, supaya gadis tak tahu malu ini enyah dari kehidupannya.
"Tania please.. lepasin lengan saya! Perlu berapa ribu kali saya bilang! Berhenti untuk mengharapkan saya! Saya. Tidak. Pernah. Suka. Dengan. Kamu!! PAHAM!!" Arsen melepaskan cengkraman tangan Tania dengan kasar, ini adalah penolakan yang entah sudah keberapa ribu kali yang ia dapatkan dari Arsen. Tapi gadis itu tak juga menyerah, bahkan harga dirinya sudah tak memiliki harga lagi di mata Arsen.
"Aku akan dapetin hati kamu! Bagaimanapun caranya!" Tania berteriak. Untungnya distro Arsen sedang tak ada pelanggan lain. Yah.. Erga baru saja memasang tanda Close didepan pintu distro, karena ia tahu.. akan ada keributan besar disini.
Keributan yang mengalahkan perang dunia kedua sekalipun.
"Tan!! Dimana sih otak lo! Dimana harga diri lo! Lo bisa dapetin cowok yang lebih kaya dan lebih ganteng serta lebih segala-galanya dari gue!" Jika Arsen sudah memakai kata ganti saya-kamu menjadi lo-gue, itu tandanya Arsen sudah naik pitam. Ia benar-benar kesal dengan kebebalan isi kepala Tania.
"Karena aku sayang sama kamu! Dan aku akan terus berjuang supaya aku bisa dapetin hati kamu!" Berjuang?? Tapi kata-kata itu nampak tak berguna bagi Arsen. Ia bahkan sampai malu sendiri melihat tingkah Tania yang selalu memujanya.
"1,2,3,4,5.. 5 tahun yang kata lo berjuang itu sama sekali gak berpengaruh dan sama sekali gak ngebuat hati gue goyah untuk ngelirik lo. Please tan! Gak seharusnya lo kaya gini. Sadar! Banyak cowok lebih baik dari gue yang suka sama lo!"
Jujur Arsen sudah kehilangan kata-kata jika berurusan dengan gadis ini. Dari cara halus, sampai kasar sudah sering ia lakoni untuk membuat pikiran Tania terbuka."Tapi gue sukanya sama lo Ar.." Tania menunduk, sedangkan Erga hanya menjadi penonton, bagi Erga.. ini adalah Drama Korea versi lokal, ia akan menontonnya sampai habis, meskipun endingnya akan selalu sama.
"Tapi gue gak suka sama lo Tan, lo temen gue. Yang selamanya hanya akan menjadi teman. Status teman itu gak akan pernah menjadi lebih buat gue. Gak juga buat lo! Jadi.. mending lo cari cowok lain, atau, lo pacaran aja sama Erga, dia Jomblo dari lahir"
Arsen pergi keluar toko dengan kesal, meninggalkan Tania dan Erga yang masih berada di dalam.
Sekarang pikirannya menjadi bertambah kacau.
TBC
KOK... GUE JADI KESEL SENDIRI SAMA SI TANIA SIH... 😒
INGAT!!
JANGAN LUPA VOTE & KOMENTAR
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedikit Waktu [PCY]
Short Story[SLOW UPDATE] Lelaki itu tuna netra. Wanita itu lumpuh kakinya. "lalu biarkanlah aku untuk menjadi kakimu... kita akan berjalan berdua mengelilingi dunia" "dan biarkanlah aku pula untuk menjadi matamu... kita akan melihat berdua indahnya dunia"