Prolog

8.1K 243 2
                                    

"Kenapa lo gak bilang mau kesini, sih?" Lelaki itu memakai kaos hitamnya dengan cepat dan duduk di depan gadis yang kini nyengir tanpa dosa.

"Lo kenapa? Mata sampe bengkak gitu," Tanya lelaki itu mengamati wajah adiknya yang kini terlihat kacau.

"Gue habis kelilipan gajah waktu mau kesini." Jawab gadis itu membuat lelaki berambut hitam itu menaikkan alisnya.

"Jangan bohong, Alexia."

Alexi berdecak. "Gue gak papa."

Lelaki itu berdecak dan beralih menatap koper besar di samping Alexi. "Itu koper lo?"

Alexi mengangguk.

"Lo kesini mau ngapain?" Tanya lelaki itu menginterupsi adiknya.

"Mau liburan lah."

"Perasaan ini bukan akhir semester deh. Jujur sama gue, lo kesini mau apa?"

"Gue mau liburan, Alex. Pusing gue mikirin pelajaran." Jawab Alexi memandang wajah Alex yang mirip dengannya.

Alex mengangguk tanda mengerti membuat Alexi menghela nafas panjang.

"Berapa hari?" Alex tiba-tiba menceletuk bertanya.

Alexi berdecak. "Astaga. Gue baru sampe dan lo langsung nanya kapan gue balik?"

Alex terkekeh mendengar protes dari Alexi. Adiknya itu memang tidak berubah.

Lagu Photograph milik Ed Sheeran mengalun indah lewat ponsel Alexi yang ia letakkan di atas meja. Dengan cepat, Alexi mengambil ponsel itu dan langsung mematikannya.

"Kenapa di matiin?" Tanya Alex melihat tingkah Alexi.

"Gak penting." Jawab Alexi sambil meletakkan kembali ponselnya di meja.

Alex menatap intens Alexi. "Jangan bilang kalo lo dateng kesini untuk ngehindarin masalah?"

"Nggak!" Bantah Alexi sambil menunduk. Risih dengan tatapan lelaki yang lahir lima menit lebih cepat darinya.

"Bohong!"

"Serius!"

"Terus ngapain telepon dari Galang lo matiin?" Cecar Alex memojokkan Alexi.

Alexi menghela nafas panjang. Tak mungkin bagi Alexi untuk berbohong pada Alex.

"Lo kenapa?" Tanya Alex sambil mengelus kepala Alexi.

Alexi menunduk, mencoba membujuk air matanya untuk tidak keluar. Ia sudah berjanji untuk tidak menangis di depan Alex.

"Gue gak papa." Jawab Alexi dengan suara tertahan.

"Jangan pura-pura kuat padahal hati lo rapuh." Alex pindah ke samping Alexi tanpa menghentikan elusan dikepala Alexi.

Alexi mendongak. Pandangannya memburam karena air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
Tak terasa, air matanya lolos melewati pipi mulus gadis itu. Alex menarik Alexi untuk membenamkan wajahnya ke dada Alex agar menangis disana.

"Nangis sampe air mata lo habis. Biar nanti gak ada tangisan yang gue denger setelah ini." Kata Alex membuat Alexi mengeratkan pelukannya.

Alexi melepaskan pelukannya dan menatap kaos Alex yang basah gara-gara air matanya. Alex mengikuti arah pandang Alexi dan menatap kaosnya yang separuh basah.

"Gak papa basah yang penting gue ganteng." Ucap Alex membuat Alexi terkekeh pelan sambil mengusap sisa air mata yang ada di pipinya.

"Iyain aja lah biar seneng."

"Terus?" Tanya Alex meminta penjelasan mengapa Alexi mendatanginya dan mengapa dia menangis.

Alexi menghela nafas panjang. Ia harus menceritakan kembali kisah panjang antara dirinya dan Galang. Alexi mengubah posisi duduknya menghadap Alex.

"Gue mulai darimana?" Tanya Alexi bingung.

"Waktu kalian pacaran sampe lo tiba-tiba dateng kesini." Jawab Alex enteng.

"Nggak mulai dari gue kenal dia?"

"Gak usah. Terlalu panjang buat diceritain. Langsung aja."

Alexi mengangguk.
"Jadi gini...."

***

Welcome to my story.. this is my first story.. sorry ya kalo gak bagus coz masih belajar.. mungkin menurut kalian cerita yang kaya gini tuh udah klise tapi gue mau berusaha nyiptain cerita yang berbeda dari cerita-cerita tenfic lain.. jangan sungkan kalo mau ngasih kritik atau saran. Gue bakal senang nerimanya.

Jujur, gue udah pernah bikin cerita ini. Baru part satu sih tapi gue hapus karena gue mikir ada yang kurang dari cerita ini. Jadi, gue buat lagi dan publish deh..

Udah selesai ya cuap-cuapnya. Gue mau belajar dulu. Belajar ngode biar dia peka..

Bye..

Galaxi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang