Chapter 17: No More Awkwardness!

2.2K 124 1
                                    

Lizzie's P.O.V

Aku pergi ke dapur dan memakan beberapa oreo kemudian The Lads menghampiriku.

Mereka berhenti dan menatapku. Aku menatap balik.

Well.. Ini Awkward..

Aku berdiri dan kembali ke bunk-ku. Ini seperti, bahwa kami tidak saling mengenal.

"Liz. Bisa kita bicara?" kata Harry

"Tidak" jawabku

"Tolong dengar" katanya

Aku memakai earphones ku dan menyalakan musik. Liam mengerang keluk dan berjalan ke arahku dan melepas earphonesku.

"Hey aku sedang mendengarkannya" kataku

"Dengarkan kami Liz" kata Zayn

"Dua menit" kataku

"Kami benar-benar minta maaf untuk kemarin malam. Kau membuat kami khawatir. Kau tidak membalas pesan kami atau mengangkat telepon kami, kami kira kau diculik. Ketika kau pulang kami malah membentak kamu" kata Harry

"We are so so so so so so so sorry" kata mereka

Aku menghela nafas.

"Aku memaafkan kalian" kataku

"Yay group hug! Tidak ada lagi momen awkward!" teriak Louis

Kami semua berpelukan. Aku tergencet di tengah.

"Tapi kalian semua harus berhenti memperlakukan ku seperti anak kecil. Aku butuh waktu untuk sendiri suatu saat" kataku. Dan mereka menganggukan kepala.

"Omong-omong, kami suka hadiahnya" kata Liam

"Oh, your welcome" kataku

"Ayo kita pergi ke tempat hiburan, tempatnya dekat dari sini. Please Liam bisakah kita pergi kesana" kata Louis

"Baiklah tapi kita harus memakai kaos "THE SIX PACK" yang Liz berikan" kata Liam.

Semuanya setuju. I love these guys so much.

______________________________________________

"OOO! Ayo kita naik itu. Tidak. Tunggu. Yang sautnya lebih menyenangkan. Tidak tunggu tapi yang itu juga menyenangkan. Baimana dengan yang ini?" Kata Louis

Kami membiarkan dia memilih wahana apa yang pertama akan kita naiki. Ia membutuhkan waktu selamanya untuk memilih!

"Louis pilihlah wahana apa saja" kataku

"Okay okay. Yang ini!" katanya

Ini tidak terlalu besar. Tapi terlihat menyenangkan. Tapi ita keihlangan Harry.

"Dimana Harry?" tanya ku

"Dia disana" kata Liam

"Kenapa" kataku

"Dia takut naik roller coaster" katanya

"Ini bukan roller coaster. Anak kecil saja berani naik ini" ucapku

"Beritahu kepadanya" kata Liam

"Aku akan kembali" kataku

Aku berjalan menghampiri Harry

"Harry. Ayolah. Naik ini" kataku

Aku menggenggam tangannya dan membawanya ke sana

"Tidaaak! Aku tidak bisa! Itu terlalu menyeramkan.." rengeknya

"Tidak. Anak kecilpun berani. Apa aku harus bilang kalau kau pengecut" kataku

"Tidak.." jawabnya

"Kalau kau tidak mau. Sekarang ayolah. Louis akan genggam tanganmu" kataku

"Baiklah tapi jika aku mati, ini salahmu" katany

"Kau tidak akan mati. Sekarang berpegangan pada Louis" kataku

Kami pergi menaiki wahana itu dan si pecundang Harry berteriak sangat kencang sebelum wahananya mulai.

"Dude tenanglah" kataku

"Aku akan mati" kata Harry

"Kau tidak akan mati Harry. Dan jika kau mati. Kita akan mati bersama" kata Louis dan menggenggam tangan Harry.

Aku mentertawakan mereka. Keretanya mulai jalan dan bertambah cepat, kami berteriak, tapi teriakan Harry yang paling kencang. Ini terlihat seperti wahana kecil tapi ini benar-benar cepat!

Keretanya pun berhenti dan Harry tersenyum dan masih menggenggam tangan Louis.

"Jadi bagaimana" tanyaku kepada Harry

"Ini sangat menyenangkan" jawabnya

"Lihat, sudah kubilang! Jangan khawatir tentang kau akan mati disini" kataku

Ia tertawa dan menganggukan kepala.

Kami pun menaiki wahana lain. Dan hanya beberapa orang yang menyadari kalau itu The Boys. Aku sangat beruntung tidak terlalu banyak orang menyadarinya.

"Jadi Liz. Apa yang kamu mau untuk ulang tahunmu?" tanya Niall

"Aku kira kau akan melupakannya" kataku

"Kenapa lupa? Jadi apa yang kau mau?" tanya-nya

"Um.. Aku sangat ingin alat pelempar Oreo di ruanganku jika bisa. Seperti jika kalau aku ditempat tidur, aku menekan tombol di remote dan Oreo itu akan terbang kearahku" kataku

The Boys mentertawakan aku. Aku benar-benar serius.

"Aku tidak bercanda" kataku

"Baiklah" kata Niall.

Kamipun kembali ke bis tur.

"Night guys. Aku sangat lelah" kataku

Kami pun kembali ke bunk masing-masing dan aku langsung tertidur.

WebRep

Overall rating

Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang