13. HURT

2.2K 222 17
                                    


Guanlin terdiam setelah melontarkan pertanyaan nya barusan. Ya, anggap saja kata-kata tadi seperti halnya kata-kata pengungkapan cinta yang seringkali diucapkan lelaki pada gadis yang dicintainya.

Sejujurnya, Guanlin terlalu malu jika harus mengungkapkan nya secepat ini, pertemuan nya dengan Nari terbilang singkat, bahkan Guanlin belum mengenal Nari lebih jauh karena kesibukannya menjadi seorang idol. Tapi disisi lain, ada rasa mendesak didalam dada yang membuatnya nekat berkata jujur seperti ini.

Nari yang sedari tadi ditunggu Jawabannya malah hanya menatap Guanlin, gadis itu memberikan isyarat lewat matanya yang sendu, mulutnya terkatup rapat seakan tak tega dengan Guanlin jika ia mengatakan yang sebenarnya.

'tidak. Tidak Guanlin-ah. Maaf, tapi aku tidak mencintaimu..'

Nari hanya dapat mengucapkan itu didalam hati. Ia sama sekali tak berani berkata apapun saat ini.

Guanlin yang saat ini berada dihadapannya mulai mengerti. Guanlin memang masih kecil, tapi bukan berarti dia bodoh, pria itu tentu bisa membedakan, mana ekspresi senang dan sedih seperti membedakan baik dan buruk.

Ya, seperti nya menyatakan perasaan adalah ide yang buruk.

Buktinya, Guanlin tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Pria itu mengharap senyum dari Nari, tapi yang Nari berikan malah tatapan mata yang terkesan sendu dan nanar. Sedikit demi sedikit rasa sakit itu mulai muncul di dalam hatinya. Meskipun begitu, Guanlin tetap ingin mendengar nya, lantas pria itu kembali bertanya,

"Nuna, apa kau menyukaiku?"

Nari tak menjawab.

"Kumohon, jawab aku dengan penuh kejujuran.." kali ini Guanlin menampakkan wajah sendunya.

Nari yang mendengar dan melihat itu malah menunduk, namun beberapa detik kemudian kepala nya menggeleng pelan, "tidak" ujarnya pendek.

"Kau.. tidak menyukaiku?"

"Tidak"

"Kau benar-benar tidak tertarik padaku?"

Kali ini Nari mendongak, menatap kedua mata Guanlin dengan sorot mata penuh keseriusan, "maaf, tapi aku tidak_"

"Arrasseo.." sela Guanlin, "aku paham, sudah jangan diteruskan"

Nari makin terdesak, gadis itu tidak enak, apalagi ketika melihat Guanlin yang mulai membuang muka. Nari benar-benar merasa bersalah,

"Nuna, aku tidak akan marah padamu cuma karena gara-gara ini. Ku harap, kau bisa mengerti, tapi aku butuh waktu untuk sendiri.." Ujar Guanlin kemudian, lalu lelaki itu mulai membuka pintu mobil yang tadi sempat ia kunci, ia beranjak keluar, dan meninggalkan Nari sendirian di dalam mobil, Guanlin melangkahkan kakinya secepat yang ia bisa sembari menahan air matanya agar tak jatuh begitu saja.

"Iya, baiklah.." Nari berujar sendu pada Guanlin yang baru saja meninggal kan nya. Pasti ia akan sulit bicara dengan Guanlin setelah ini. Tapi tak apa, Guanlin pasti akan kembali setelah hatinya sembuh.




--

Sudah satu jam semenjak Guanlin pergi, dan sudah selama itulah Nari terdiam sendiri didalam mobil,

"Hahh.." gadis itu menghela nafasnya sejenak, lalu mulai beranjak keluar dari mobil hitam milik manager Hyung.

Nari berjalan pelan sambil mencoba menenangkan diri sendiri, tapi saat gadis itu hendak berbelok keluar dari garasi matanya terlebih dulu bertemu dengan seorang pria yang kini sedang menyenderkan tubuhnya ke tembok sambil melipat kedua tangannya didepan dada,

"Sedang apa?" Tanya lelaki itu dengan nada yang ketus.

Nari memutar bola matanya, "bukan urusanmu"

"Apa salah jika aku bertanya?"

"Kenapa kau harus tahu urusanku?"

"Karena aku menyukaimu" kali ini nada bicaranya terkesan lembut, benar-benar tidak ketus seperti Jihoon yang biasanya.

Nari yang mendengar hal itu makin merasa bersalah, jangan sampai Guanlin tahu tentang ini. Jangan sampai team mereka kacau gara-gara hal ini. Bukannya Nari mau kepedean, dia hanya takut saja, tak lebih. Nari menatap Jihoon dalam-dalam,

"Jangan bicara keras-keras" Nari memperingatkan Jihoon.

Jihoon tersenyum miring, "aku tau semuanya. Tidak usah menyembunyikan apapun." Kali ini ucapan Jihoon benar-benar membuatnya tertegun, tat kala Jihoon tersenyum setelah mengucapkan kata-kata itu.

Nari menatap Jihoon dengan tanda tanya besar di kepala nya, "ha?"

"Guanlin sudah menceritakan semuanya padaku. Dia menyukaimu, dia melihatmu berpelukan dengan Daniel Hyung sampai kau menolaknya didalam mobil tadi"

Pernyataan yang dilontarkan Jihoon barusan benar-benar menohok hati Nari,

'bagaimana bisa?' batinnya tak percaya, kenapa Guanlin terbuka sekali pada Jihoon?

"Kau tau? Guanlin dan aku sudah dekat semenjak produce 101. Kita sudah bersahabat semenjak itu, tapi sejak dia menyukaimu, dia menjadi pria yang sensitif dan menyulitkan ku. Dia juga sepertinya tahu perasaanku, bahkan dia mendiamkan ku selama beberapa hari terakhir."

Nari mulai gelagapan, ia merasa bersalah, "ini semua salahku"

"Bukan. Ini. bukan salahmu. Mungkin Guanlin memang sedang pada masa-masa pubertas, ini juga pertama kalinya ia menyukai seseorang. Patut saja kalau ia berubah." Jihoon menghentikan ucapannya sejenak, lalu melanjutkan, "dia akan baik-baik saja."

"Kuharap juga begitu." Nari tersenyum hambar.

"Bagaimana denganmu?" Kali ini Jihoon menanyai keadaan nya.

Nari menggeleng, "aku baik-baik saja"

"Ku harap kau tidak menyalahkan dirimu sendiri, Nari-ah"

"Ya" Nari mengangguk-angguk kan kepala nya.

Selama beberapa saat mereka sama-sama terdiam, baik Nari maupun Jihoon sama-sama hanyut dengan pikiran mereka sendiri. sampai pada akhirnya Nari memilih untuk beranjak pergi kembali ke dorm, namun rengkuhan tangan Jihoon yang begitu menariknya dengan keras telah menghentikan langkahnya sekaligus membawanya ke dalam pelukan hangat pria itu,

"Jihoon-ah.. apa yang kau la_"

"Ssst.. diamlah.." Jihoon berbisik pelan di telinga Nari, lalu kembali mengeratkan pelukannya sambil memejamkan mata.

Nari hanya diam selama beberapa saat. Ia merasa hangat, sangat hangat, ia tak mungkin menolak jika Jihoon yang melakukan nya, memang benar, mungkin Jihoon-lah mood-booster nya, meskipun Jihoon adalah sosok yang menyebalkan, tapi jika seperti ini, Jihoon seolah-olah mencuri hatinya.

"Ku harap kau tidak menolak ku" ujar Jihoon kemudian.

'ya, kuharap juga begitu..'











To be continue

Publish malem-malem😪 entah ini nge feel ato nggak😂 tapi ya semoga kalian nyesek liat ini😂 iya tau author nya jahat sama Guanlin😂

"Tak segalanya dari luka itu negatif, karena luka adalah bukti terbesar bahwa kita sudah dewasa. Dengan luka itu, kamu jadi tahu, bahwa tak semua keputusan yang kau ambil adalah benar."

#quotes

Btw please read my new story => HEAL ME 🌸🌸🌸

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang