Jihoon tersenyum puas memandang sebuah kartu undangan cantik yang sedang ia genggam. Jemari tangan mungil tersebut perlahan mulai membuka kartu undangan itu. Senyuman tulusnya semakin terukir kala membaca kata demi kata yang terangkai indah disana. Belum lagi ketika mata bulatnya membaca dua buah nama dengan font paling besar.Bae Jinyoung
And
Park Jihoon
Cantik. Design undangan tersebut sangat simple namun cantik, sama seperti acara yang akan diselenggarakan seminggu lagi. Konsep pernikahan mereka akan sangat simple dan hanya mengundang orang-orang terdekat sesuai dengan kemauan Jinyoung.
Kemauan Jinyoung? Benar, entah kenapa tiba-tiba lelaki tersebut mau ikut campur dengan acara sakral yang mungkin adalah acara yang tidak ingin ia laksanakan sama sekali dalam hidupnya.
Pernikahan. Sebuah upacara yang dilakukan sekali untuk seumur hidup. Pengakuan janji suci dari kedua mempelai untuk saling berbagi kasih dalam suka dan duka, sehat atau sakit, dan saat kaya atau miskin. Dengan kedua mempelai yang saling mencintai, tentunya.
Jihoon dan Jinyoung saling mencintai, kan?
Jihoon menganguk dalam diam.
"Jinyoung mencintaiku." Ucapnya pada cincin yang bertengger di jemari manis kirinya.
Sahabat sehidupnya, Hyungseob, hanya menatap iba padanya, "Akhirnya.. kau akan menikahi Jinyoung."
"A..aku turut bahagia denganmu, Hoona." Lanjutnya dengan raut wajah yang terlihat sedih.
Jihoon menatap sahabatnya, "Kau turut bahagia tapi dengan raut seperti itu?"
"Aku takut.."
"Kenapa?"
"Kau tidak bahagia."
Jihoon tertawa keras, "Kau bodoh? Tidak lihatkah? Aku bahagia, Hyungseob-ah!"
'Aku tahu kau mencintainya! Tapi ia tidak!' Hyungseob berteriak dalam hatinya. Ingin sekali ia mengatakan hal itu tepat didepan wajah sahabatnya, tapi ia sangat tidak sanggup mengingag sahabatnya yang sangat rapuh.
"Aku tahu isi pikiranmu. Jika dia tidak mencintaiku, mengapa dia tidak menolak perjodohan ini? Kenapa dia menerimannya? Bukankah itu sudah cukup membuktikan bahwa dia juga punya perasaan padaku!" Bentak Jihoon yang mulai kehilangan kesabarannya.
Hyungseob menatapnya lirih. Sahabatnya mulai berdelusi lagi.
"Karena kau akan menikah, aku ingin kau melakukan ini."
"Hal apa?"
"Berhenti mengkonsumsi obat-obatan yang membuatmu gila."
Setelah berkata hal tersebut, Hyungseob keluar dari kamar Jihoon.
Meninggalkan Jihoon dengan tetesan air mata yang sudah ia tahan dari ia memegang undangan pernikahan palsu tersebut.
xXx
Halo kembali lagi dengan fluffyong!!
oiya ini masih prologue ya.. ditunggu ya kelanjutannya:( maaf ga sesuai ekspektasi. dan sebenernya gaperlu baca part yang lama karena menuruku tanpa baca season 1nya pati ngerti, dan buat readers baru kalo mau baca silahkan buka di fanfiction.net dengan pen name aku rivaicchi ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Home ― Winkdeep
Fanfiction"Pada akhirnya rumah seorang Bae Jinyoung adalah Park Jihoon seorang."