Setelah mengurus nginep disini sama Nyokap Bokap Calum, gue diperbolehin. Awalnya mereka kaget karena gue masih pake gaun pengantin, tapi mereka percaya sama gue plus karena gue memang cucunya Opa James dan Oma dini.
Gue meletakan koper gue di kamar medium ini, sederhana. Gue lebih suka, bedanya disini gak pake AC. Disini pake kipas dan katanya mending gak perlu dihidupin karena Desa Ini di dataran tinggi, makanya dingin. Jendelanya besar yang bikin gue tambah cinta sama kamar ini. Gue mesti betah banget disini gue yakin banget.
Setelah mandi, gue mengganti pakaian gue dengan jeans hitam dan kemeja flannel merah-biru yang gue bawa dari Aussie. Gue pun merebahkan diri ke kasur nyaman ini. Gue inget, gue masih sisa skittless di tas. Gue bangkit dan mengambilnya lalu mengambil yang warna merah dan mengunyahnya.
Reese's coklat cup isi selai kacang itu juga masih ada. Gue pun memakan itu semua selagi perut gue masih keroncongan, snack pesawat udah habis gue makan waktu perjalanan di Jakarta waktu itu, jangan tanyain lagi.
Tok tok tok!
Gue yang lagi makan itu mendengar ketukan di kamar gue dan membuat gue harus membukanya.
"Calum?"
"Dyanna, kapan mau saya anter ke rumah pak RT?"tanya Calum.
"Oh iya, sekarang aja."kata gue. "Tapi bentar ya, gue harus pake sepatu dulu."
"Eh, gak ada sandal?"
"Gue gak bawa sandal."kata gue.
"Pake sendal saya aja. Biar saya pake sendal Ayah saya."kata Calum.
"Beneran?"
"Iya, ayo." Gue pun mengangguk.
***
Gue berjalan di samping Calum yang mengunyah Reese's coklatnya. Iya, gue tadi habis ngasih dia coklat itu. Dan katanya dia suka dan gue ada hutang sama dia untuk nyobain makanan sini. Lucu deh.
"Udah habis?" Tanya gue sama Calum yang menjilati jari-jemarinya yang terdapat sisa coklat disana.
"Gue ada permen lain nih, namanya skittless." Gue meraih skittless yang gue kantongin. Lalu memberinya yang berwarna kuning.
Dia mengernyit saat permen itu mendarat di mulutnya. "Asem," alis dia menyatu yang sukses bikin gue ketawa atas sikapnya yang lucu.
"Tapi sekarang manis,"katanya sambil tersenyum sumringah. "Disini ada tuh permen kayak gitu, saya pernah coba. Tapi sekarang gak tau dijual dimana, udah langka. Gak beda jauh sama yang ini."kata dia. Gue senyum.
"Oh, itu rumah Pak Rt. Yang paling besar,"kata Calum. Gue dan Calum pun mempercepat langkah.
***
Selesai dengan urusan izin- mengizin dengan Pak Rt. Calum ngajakin gue jalan-jalan mumpung sekarang lagi sore-sore. Enak banget rasanya jalan-jalan di daerah pemukiman deket kebun teh begini. Di Aussie mah gak ada beginian.
"Adel? Lagi ngapain?"tanya Calum tiba-tiba. Gue melihat ke arah anak kecil manis yang lagi main boneka bareng balita di teras rumahnya.
"Lagi maen sama adek Cita, kak Calum. Aku punya boneka Bebi baru nih." aduhhh manis banget sih
Gue ikut duduk di deket si Adel. "Bonekanya cantik ya kayak kamu?" Adel itu senyum manis dengan lesung pipi di kirinya.
"Kakak juga cantik kok," gadis itu kembali memainkan bonekanya. Gue liat ke arah Calum yang menggendong seorang balita yang tadi duduk di sebelah Adel.
"Citra namanya, dipanggilnya Adel itu Cita soalnya dia gak bisa ngomong Er,"kata Calum. "Citra lahir 7 bulan yang lalu, dan saya waktu itu ikut bantu persalinanya."kata Calum. Tiba-tiba si Citra melonggarkan tanganya ke arah gue, yang bisa diartikan kalau dia minta gue gendong.
"Citra pengen digendong kamu,"kata Calum. Gue mengambil alih Citra yang ada di tangan Calum.
Ih, gemes banget. Pipinya gembul gitu, matanya gede. Jadi pengen punya anak. Citra memainkan rambut gue yang tergerai, dan gue mengecupi puncak kepalanya. Gak gue sadar Calum udah liatin gue sambil senyum.
Gue tersemu menahan senyum. "Ngapain? Kok ngeliatin gue kayak gitu?"tanya gue.
Dia menggeleng sambil senyum. "Kamu suka banget ya sama anak kecil."katanya. Gue senyum dan mengangguk.
"Tapi kok kamu dinikahin malah kabur?" Senyum gue memudar mendengarkan ucapanya.
"Eh, kok sedih? Aduh maaf Dyanna. Saya gak ada niat ngomong gitu," gue meletakkan Citra ke deket Adel kakaknya karena Ibu mereka udah dateng abis beli kecap.
"Iya, Calum."gue mengangguk. Calum menggenggam tangan gue.
"Saya bener-bener minta maaf, ok? Saya gak akan mengulangi lagi deh,"kata Calum lembut.
"Ok, Calum. Gue maafin, tapi gue mohon jangan ungkit lagi ya masalah ini?"
Calum mengangguk mantap. "Saya akan lakuin buat kamu. Tenang aja." Calum mengelus kedua bahu gue.
"Kang Calum," reflek kita berdua menoleh ke sumber suara.
"Eh, Jajang. Ada apaan?"tanya Calum sama remaja cowok yang bernama Jajang itu.
"Clara galau tuh, masa kang Calum sama cewek lain?"kata Anak itu. Clara?
"Clara? Ngapain? Dia kan bukan siapa-siapa saya."kata Calum. Siapa sih Clara?
"Iya tapi si Clar--"
"Akang Calum!" Gue melihat gadis cantik yang berjalan panik ke arah kami bertiga. Baru sampai, dia langsung bergelayut di lengan Calum yang membuat gue menjauh beberapa langkah.
Gue diam seribu bahasa.
Calum udah punya pacar, terus tadi siang dia bilang nikah-nikah sama gue maksudnya? Gak nyangka. Gue kira dia beda, ternyata dia sama saja kayak buaya. Cuma bedaya dia buaya desa.
"Cal, gue bisa balik duluan."kata gue.
Calum berontak halus atas kelakuan Clara yang memeluk lenganya. "Clara apa-apaansih? Saya mau pulang."kata Calum pada Clara yang berhasil melepasnya.
"Gak, kamu berangkat bareng saya. Pulang harus sama saya, emang kamu tau jalan disini?"tanya Calum. Gue menggeleng ragu.
"Tapi mungkin gue inget jalanya?"kata gue yang bisa dilatakan pertanyaan.
"Gak, saya gak akan biarin kamu pulang sendiran."kata Calum.
"Jajang, ajak Clara pulang."kata Calum. Calum menggenggam tangan gue menjauh. Masih terdengar teriakan Clara yang tidak mau Calum pergi.
"Calum! Kamu kok pergi sih?! Aku jauh-jauh dateng kesini!"
Setelah semakin jauh kami berdua berjalan. Calum masih menggenggam tangan gue, dia mengamit jari-jemari gue. Dan daritadi gue cuma bisa nunduk.
"Saya minta maaf, saya ganggu kamu sama pacar kamu tadi."
Yha si calum. Mati aja hehe, gadeng lu kan suami gue. Ok hope u enjoy what I wrote hehe. Maafkan kalau terdapat typo-typo yang kurang berfaedah gaes.
Vomments as always❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway ; cth.
Short Story[N E W C O V E R] Gak ada yang bisa deskripsiin hidup gue kayak gimana. Dimana gue kabur karena gue dinikahin sama orang yang gak gue cinta. Dan menetap di Bandung sama orang yang nyebelin tapi ngangenin dan bikin gue jatuh cinta. Calum Hood. Fanfi...