5

13 4 2
                                    

Naya di bantu Kusnadi untuk bisa duduk di boncengan sepeda Arsen. Lagi-lagi untuk pertama kalinya, Naya bisa berboncengan dengan Sepeda, setelah sekian lama hanya duduk di kursiroda.

"Hati-hati, ingat abis magrib dibawa pulang ya Ar, Naya nya?" Kata Kusnadi mewanti-wanti.

"Siap laksanakan! Hehe" ujar Arsen dengan gestur memberi hormat, lalu menggoes sepedanya keluar area rumah Naya, membuat Kusnadi terkekeh. Seketika ia jadi ingat masa mudanya dulu bersama Fatma, mendiang istrinya.

"Itu siapa sih pak? Pacarnya mbak Naya ya?" Bude Sumini tiba-tiba saja muncul di samping Kusnadi.

"Kepo ah, si bude. Udah sana.. bude masak aja di dapur" Kusnadi melengos masuk kedalam ruang kerja nya sambil menahan tawa.. Asisten rumah tangga nya itu memang tukang kepo sejati.

"Ganteng banget sih Cowoknya mbak Naya, coba aku masih muda. Udah jadi gebetanku itu pasti.." gumam bude sumini sendiri.

"Sadar umur buk! Bapak dirumah mau dikemanain?" Sekarang Indah yang tiba-tiba nongol dan mendorong ibunya itu untuk masuk kedalam dapur, melanjutkan masakan untuk makan malam yang tertunda.







###











Naya mencengkram ujung baju Arsen dengan takut-takut, sudah lama sekali ia tak pernah dibonceng naik sepeda.

Arsen yang mengetahui hal itu pun akhirnya menarik lengan kiri Naya, lalu lengan kanan Naya juga, supaya memeluk Arsen.

Arsen mencuri kesempatan dalam kesempitan. Ini patut dicontoh. Eh.

Naya cukup terkejut dengan perlakuan Arsen, tapi Arsen sendiri malah menahan senyumnya sambil menunduk. Ia sangat bahagia dan mulai menyadari, bahwa dirinya kini sudah benar-benar jatuh hati pada gadis yang sedang di boncengnya keliling Desa ini.

"Nay, sekarang kita kemana lagi? Kanan? Atau kiri?" Tanya Arsen, di depan mereka kini ada persimpangan.

"Ke kanan aja, pemandangannya bagus disana" ujar Naya, Arsen pun kembali menggoes pedal sepeda miliknya, sampai akhirnya ia berhenti karena Arsen dan Naya kini sudah berada di tempat tujuan. Sebuah sawah bertingkat, dengan padi yang masih hijau. Benar-benar keren. Ia tak menyangka jika di Jogja ada juga tempat seperti ini.

"Woah..." ujar Arsen kagum.

"Kenapa Ar?"

"Tempatnya keren, aku kira cuma dibandung yang ada kaya gini" ujar Arsen lagi tak percaya, membuat Naya tertawa.

"Kamu sih, di kota mulu. Makannya lain kali main-main ke Desa" kata Naya masih dengan tawa yang tak bisa ia tahan.

Arsen berbalik menatap Naya,
"Berarti aku boleh dong, sering-sering main kesini? Sama kamu."

Pipi Naya merona, ia tak kuasa menahan tatapan Arsen yang dengan mudahnya membuat pipinya memanas dan degupan jantungnya yang kian kencang seakan ingin keluar dari tempatnya.

"M-main? S-sama aku?" Naya menunjuk dirinya sendiri, dalam hati ia meruntuki dirinya yang malah bicara dengan tergagap seperti itu. Entah itu karena Ia terlalu gugup atau karena wajah Arsen yang sangat tampan hingga membuatnya terpana.

"Iya sama kamu. Kita main bareng. Kamu mau kan?" Arsen mengembangkan senyumnya, seketika membuat Naya mengangguk setuju.

"YES !!! Berarti aku diterima kan sekarang?" Tanya Arsen girang.

"D-diterima?? Apanya yang diterima?" Naya gagal paham rupanya.

"Iya.. diterima jadi temen kamu. Kalau diterima jadi pacarnya mah nanti dulu ya? Bertahap, PDKT dulu baru nanti kita jadian.hehe" Arsen dengan cengiran kudanya dan matahari yang mulai tenggelam, adalah perpaduan pemandangan yang menakjubkan di mata Nayana Audya Pratiwi.

Ah.. kenapa Arsen begitu menawan. Sepertinya Naya juga mulai jatuh hati pada cowok di depannya ini.

Arsen... baru kenal 2 hari tapi sudah sukses membuat jantung Naya jungkir balik dibuatnya.
















###









Arsen kini sudah sampai dirumah Naya, cowok itu dengan cekatan mengangkat tubuh ringan Naya untuk kembali duduk di kursi roda.

"Kalian udah pulang?" Tanya Kusnadi yang baru saja muncul dari dalam rumah.

"Iya udah yah" jawab Naya

"Yaudah, Arsen masuk aja dulu yuk.. kita Sholat magrib berjamaah lalu makan malam. Bude sumini udah masak banyak tadi" kata Kusnadi sambil menepuk pundak Arsen dan tersenyum.

"Aduh yah.. repot-repot, tau aja Arsen lagi laper.hehe" Arsen, dan sikap tidak tahu malunya yang membuat Naya serta Kusnadi terbahak dibuatnya.

"Haha, yaudah ayo masuk" Kusnadi memimpin sambil mendorong kursi roda putrinya itu, disusul Arsen dibelakangnya.





















TBC






Part kali ini sangat pendek.
Karena aku lagi malas nulis.
Tapi di mohon untuk tetap vote ya teman..

Saranghae   😙😙😙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sedikit Waktu [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang