Scene: 31

4.4K 503 74
                                    

Akhirnya...

Cerita ini bisa saya Update.
Selamat menikmati.

--

Ketukan pelan sang surya menggema diperbatasan kesadaran dunia dan alam mimpi, mengusik tidur nyenyak dua anak adam yang saling bertukar kehangatan antara satu dan yang lainnya.
Menikmati perasaan yang sudah melebur semakin dalam sembari mengeratkan benang merah dengan kendali penuh dibawah tangan sang penemu Alam semesta.

Tidak ada yang berniat melepas tautan dalam gemulung kehangatan, keduanya enggan beranjak sekalipun hanya bergerak menyapa pagi yang sudah meneriakkan datangnya sang penguasa hari.
Mereka Justru semakin mengeratkan diri menyesap aroma satu sama lain yang begitu menenangkan.

Yoongi, tengah menelusupkan kepalanya diceruk leher Jimin menikmati kehangatan yang keluar dari tubuh Jimin.
Meresapi detik demi detik waktu yang bergulir meninggalkan gelapnya malam yang mengiringi mimpi dalam tidurnya.
Ia tak pernah merasakan tidur senyenyak ini sebelumnya membuat Yoongi sungguh tak ingin kehilangan waktu berharga ini.

Berbeda dengan Jimin yang memutuskan untuk membuka kedua matanya perlahan ketika ia merasakan hawa hangat menyapu permukaan lehernya karena deru nafas Yoongi yang mengalun lembut menyebar di permukaan lehernya.
Jimin tersenyum hingga kedua mata elangnya berubah menjadi sebuah garis yang menghiasi wajah rupawan Park Jimin ketika mendapati Yoongi masih terlelap dalam buaian mimpi, memeluk tubuhnya begitu erat.

"Morning bae."
Jimin mencoba bangkit dari tidurnya, bergerak mendekat ke arah Yoongi dan mengecup kening pemuda bersurai hitam dalam pelukannya dengan begitu lembut.
Mengusap pipi putih Yoongi yang bersemu merah dengan kehangatan yang menyebar dibawah telapak tangan Jimin.
Namun bukannya terusik, Yoongi malah semakin menyamankan posisi tidurnya. Menelusupkan kepalanya semakin dalam dan mengeratkan pelukan sang mimpi.

"Yoongi, wake Up."
Jimin berbisik tepat ditelinga Yoongi, sengaja menggesekkan hidungnya menyentuh cuping telinga Yoongi yang memerah.
Namun tetap tidak ada pergerakan dari kekasihnya tersebut.
Ia tetap nyaman terlelap dalam dekapan Jimin.

"Sayang."
Jimin kembali memundurkan tubuhnya guna memandang sejenak wajah Yoongi yang begitu damai saat memejamkan mata benar-benar karya Tuhan yang begitu sempurna.
Tak lama kemudian Jimin  mendekatkan wajahnya kearah Yoongi, menyapa bibir mungil Yoongi yang begitu menggoda dirinya untuk menciumnya tanpa ampun menyesapnya tanpa batas hingga hasratnya terbayarkan.
Jimin akui ia tak pernah mampu menahan godaan yang cukup menaikkan hasratnya ketika ia dapat menyecap bibir Yoongi dengan bibirnya.
Namun Jimin adalah orang yang selalu berpegang teguh pada apa yang ia ucapkan. Maka ia tidak akan pernah melanggarnya hingga waktu yang telah ia tentukan.

"Bangun sayang."
Bisik Jimin pada Yoongi disela-sela kecupan lembutnya.
Tautan tanpa tuntutan yang Jimin ciptakan sedikit mengusik Yoongi dari mimpi indahnya.
Membangunkan Yoongi perlahan untuk dihadapkan pada kenyataan yang langsung menyerang kesadarannya.
Kedua matanya seketika membulat sempurna tatkala disuguhi wajah Jimin yang begitu dekat dengan wajahnya, mata yang tertutup menegaskan bulu mata Jimin yang begitu lentik dengan rambut ash greynya yang tak beraturan. Namun sungguh pemandangan yang cukup membuat para kaum hawa histeris menjerit menyerahkan diri pada Jimin.
Ditambah lagi, bibir kramat Jimin tengah menyelimuti bibirnya yang seakan kelu untuk bergerak namun enggan untuk melepaskan.

Ya Tuhan!

Mata elang Jimin yang tertutup tersebut kembali terbuka dengan sempurna, melemahkan syaraf tubuh Yoongi saat tatapan mata tajam itu menariknya semakin jauh tanpa berniat memberikan Yoongi kesempatan untuk melarikan diri.
Yoongi melemah karenanya.

(Completed) Lead You! Need You! Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang