Don't like don't read.
Mumpung suasana hati sedang gak enak. Mumpung lagi sakit hati. Mumpung kenangan lama terbuka kembali.Naruto hanya milik M.K
●●
●
Hinata membuka kelopak matanya pelan. Menyesuaikan sebuah cahaya yang menyeruak masuk lewat retinanya.
"Hinata ... Kau sudah bangun?" Tanya Neji lega.
Hinata menatap kosong kakaknya. Maniknya sekarang tak secerah dulu. Begitu kelam dan kosong. Seolah jiwanya telah hilang. Neji menatap adiknya dengan sedih. Bahkan Neji sendiri yang membawanya ke dalam gudang belakang. Ayah dan ibunya seolah buta dengan keadaan Hinata.
Brengsek!!
Neji ingin sekali membalas kedua orang tuanya. Tapi Hinata? Dia begitu menyayangi dan mencintai keduanya. Neji tak pernah menyalahkan Hinata dari dulu. Dia hanyalah anak-anak. Dia tak sepenuhnya boleh di salahkan. Hinata juga korban disini.
Tapi percuma ...
Mereka sudah buta dan tuli akan keadaan Hinata. Bahkan bagi Neji, Hinata tak akan pernah memasuki relung hati mereka. Hati mereka sudah sekeras baja hanya untuk keberadaan Hinata.
"Maafkan Niisan. Seharusnya Niisan bisa lebih tegas lagi." Ucap Neji merasa bersalah.
Hinata menatap kakaknya dengan pandangan datar dan dingin. Di raihnya leher Neji.
Grepp
"Tak apa. Maafkan aku juga. Karena Hinata telah bicara omong kosong kemarin. Aku akan pergi sekarang. Aku hanyalah pembunuh di keluarga ini. Pasti menyakitkan bagi kalian melihat pembunuh sepertiku." Bisik Hinata dingin.
Neji melihatnya. Tatapan penuh akan emosi yang terpendam. Neji merasa, Hinata sekarang telah terguncang akan kebenarannya.
Tidak!!
Neji tak akan membiarkan adiknya melalui masa sulit lagi. Neji juga akan mengikuti adiknya apapun caranya. Sudah cukup Neji dijadikan boneka tak berhati disini. Hinata juga adiknya. Dan akan seterusnya begitu.
"Aku juga akan pergi." Ucap Neji cepat.
Hinata memiringkan kepalanya. Merasa bahwa ucapan Neji terdengar serius. Hinata tak bisa membiarkan Neji ikut dengannya. Bagaimanapun juga Hinata tetaplah pembunuh. Tangannya telah kotor oleh noda darah. Bahkan perasaan membunuh itu sungguh ... Hinata menikmatinya. Meskipun getaran itu berasa hebat di tubuhnya.
Grepp
"Niisan ... Gomen."
Jdukk
Hinata memukul tekuk Neji kuat. Bahkan tak sampai hitungan 2 detik, Neji telah terkapar tak berdaya.
Hinata berdiri cepat. Mengambil sebuah tas penuh lubang yang dimilikinya sejak Junior School. Mengambil beberapa potong baju dan memasukkan tudung hitamnya beserta belati yang di selipkan di pinggangnya.
Hinata melangkah pelan. Menatap kembali mansion besar milik orang tuanya yang masih menyala. Hinata membungkuk hormat.
"Aku pergi. Kaasan, Tousan. Semoga kalian bahagia." Pamit Hinata.
▪
▪
Kaki mungilnya melangkah pelan. Secara perlahan meninggalkan sebuah rumah yang dingin. Meninggalkan separuh hatinya disana.
Tes....tes...tes....sraaassshhhh...
Rintik hujan mulai menuruni bumi. Membuat tanah yang kering menjadi basah. Aroma rumput basah memenuhi hidungnya. Sungguh sejuk dan tenang di malam yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP ME....!! 18+
FanfictionMenceritakan seorang gadis cantik bernama Hyuga Hinata. Seorang gadis yang selalu dibedakan oleh kedua orang tuanya entah mengapa. Seorang gadis yang selalu terkurung dan hidup di bawah tekanan batin. Yang selalu bermimpi ingin mendapatkan kasih say...