Part 1

20 7 0
                                    

Hai ini cerita pertama aku di wattpad, mohon dimaklumi kalau masuk absurd bahasanya dan banyak typo bertebaran
semoga kalian suka dan ceritaku bisa masuk ke reading list kalian

Btw, ini part 1 masih kayak awalan banget ya belum masuk banget ke inti cerita
Istilahnya perkenalan dulu

So, semoga kalian suka


*****************************************************************************************************


Sore ini Bandung diguyur hujuan yang cukup lebat membuat gadis bersurai coklat dengan jepit kupu berwarna pink itu harus terjebak di halte sekolahnya

Ia mendengus frustasi, jam pelajaran di sekolahnya sudah berakhir sejak 2 jam yang lalu, diliriknya sejenak gerbang sekolahnya
hanya tersisa beberapa siswa-siswi yang sama seperti dirinya. Terjebak hujan dan tak bisa pulang
sebenarnya ada beberapa temannya yang mengajaknya untuk menumpang di kendaraannya tapi Tania tak mengiyakannya karna tadi hujan belum selebat seperti sekarang
lagi-lagi Ia mendengus
"Bagaimana gue bisa pulang?" gumamnya entah sudah yang keberapa kalinya
dalam kegundah gulanaannya ponselnya berdering memunculkan nama Mamanya dilayarnya
dengan sigap Ia menggeser tanda hijau "Hallo, iya Assalamu'alaikum Ma"
"Wa'alaikumussalam, nduk kok kamu belum pulang juga?"
"Ma, Tania kejebak ujan di halte sekolah, ga bisa pulang Ma, ujannya gede banget"
"Mama jemput ya nak"
"Iya Ma"

Kebetulan Toko Roti milik mamanya berada tak begitu jauh dari sekolah Tania, terbukti 10 menit berikutnya setelah mamanya menelpon sekarang Tania sudah berada di dalam mobil mamanya
Gadis itu memilih untuk berkutat dengan Novel Dear Nathan karya dari Erisca Febriani
salah satu dari beberapa Novel yang dia favoritkan begitu juga dengan penulisnya yang bagi Tania ceritanya selalu berhasil seakan benar hidup dan nyata

"Nduk kamu mau ikut mama ke bakery atau mau mama antar pulang langsung?" suara mamya memecah keheningan
"Langsung pulang aja ya Ma, Tania capek banget pengin istrirahat" eluhnya memeberikan mimik wajah yang memelas kepada mamanyua yang dibalas dengan elusan halus oleh mamanya dikepalanya
"Iya sayang"

Sesampainya dirumah Tania langsung masuk ke kamar dan memgganti pakaian , tadinya Ia ingin langsung tidur karna badannya sudah lelah dan butuh istrirahat
2 jam berdiri di halte sekolah tentu membuat kaki pegal dan lelah kan?
Tapi niatnya dia urungkan mendengar ketukan dari pintu kamarnya yang berasal dari Bi Min
"Iya Bi, masuk aja" ucap Tania dan duduk di kasurnya
"Non Tania ada temennya di bawah"
"Siapa Bi? Naya?" tebaknya
Naya adalah sahabatnya yang juga satu sekolah dengannya, Naya sering ke rumah Tania untuk belajar bersama atau hanya sekedar bermain
"Bukan Non, Bibi ndak tau namanya tapi ganteng banget Non kaya Lee Min Ho" ucap Bi Min sambil mengelus wajahnya sendiri dan tersenyum malu-malu yang membuat Tania jadi terkikik
"Yaudah ntar Tania ke bawah Bi, ngiket rambut dulu"
Setelah beres mengikat rambut Tania turun ke bawah untuk melihat tamunya, disana terlihat seorang cowok sebayanya yang sedang duduk dan memainkan ponsel
Kening Tania berkerut pasalnya Ia tak merasa kenal dan berteman dengan cowok ini

"Ya? Lo Siapa ya?" suara Tania menginterupsi membuat cowok itu menoleh
"Lo Tania Anayla Birata kan?"
Tania diam dan hanya memperhatikan cowok didepannya ini dengan tatapan siapa sih ni orang?
Cowok
itu berdeham mengerti maksud dari tatapan Tania lalu berdiri
"Oh, gue Arvino, kelas 12 IPS 3, gue kesini karna Bu Ratna nyuruh gue kesini dan minta lo jadi tutor gue"
Tania mengingat percakapannya dengan Bu Ratna sebelum pulang sekolah tadi, Beliau memintanya menjadi tutor salah satu murid Bu Ratna yang bermasalah
"Ok, kita bisa mulai besok, pulang sekolah"
"Ok" ucap cowok itu agak sengak dipandangan Tania, Ia melenggang keluar dari rumah Tania tanpa mengucapkan apa-apa lagi

~

Tania memasuki kelasnya dengan langkah gontai, badannya masih terasa agak kurang fit karna kejadian kemarin
"Tan Lo kenapa? Lemes amat dah kayak abis kerja rodi aja" cercah Naya begitu Tania duduk dibangkunya, mendengar itu Tania tak menggubris dan membenamkan kepalanya keatas meja
"Tan Lo kenapa sih? Sakit?" kali ini Naya bertanya sambil mengguncang tubuh Tania
Tania mendongak "Engga Nay, Cuma lemes aja kok"
Dan baru saja Naya ingin berucap lagi, suara baritone milik Pak Damar guru Bahasa Inggris SMA Garuda menyeruak
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi Pak"
Pelajaran Bahasa Inggris berjalan lancar, Pak Damar kali ini menjelaskan tentang Pronounce, Tania sendiri mengikuti paelajaran dengan tenang walau kepalanya masih terasa sedikit pening, di kelas memang Tania dikenal sebagai siswa yang cerdas itulah sebabnya Bu Ratna wali kelas 12 IPS 3 memintanya mengajar salah satu muridnya yang bermasalah dengan mata pelajaran bahkan bisa dikatakan dengan seluruh mata pelajaran
sebenarnya Tania sudah sering mendengar nama Arvino bertebaran dibicarakan oleh guru karna langganan masuk ke ruang BP, namun Tania tak pernah tau persis bagaimana raut wajah dari Arvino dan itulah sebabnya kemarin dia tak mengenali tamunya karna memang kemarinlah pertama kalinya Tania bersipandang dengan Arvino
Bukan Tania tak banyak bergaul hanya saja Tania memang tak begitu mempedulikan hal-hal yang tidak penting apalagi hanya seorang Arvino yang notabennya selalu membuat onar di sekolah, sebisa mungkin Tania akan menghindar dari cowok macam Arvino, namun lain hal dengan kebanyakan siswi di SMA garuda, mereka begitu mengeluh-eluhkan Arvino karna ya siapa yang ga tertarik sama cowok ganteng, putih, tinggi, tajir pula
"Idaman banget, nakal mah bisa dijinakin" begitu kira-kira setiap kali Naya mulai membicarakan Arvino

~

Pulang sekolah sesuai janji Tania mengajar Arvino
Saat ini mereka tengah berada di perpustakaan SMA Garuda
"Jadi Lo mau gue ngajarin Lo mata pelajaran apa dulu?" Tania bertanya sambil sesekali melirik bukunya yang sedang Ia baca
"Kok Lo nanya gue? Kan Lo tutornya" ucap Arvino cuek
Tania menghembuskan nafas "sabar sabar" cicit Tania yang masih dapat terdengar oleh Arvino
"Emang harus sabar kalo jadi guru" balas Arvino yang membuat Tania menoleh ke arah Arvino
"Biasa aja ngeliatin guenya, ntar Lo jatuh cinta lagi! Kan berabe"
"Terserah ya, gue disini Cuma jalanin tugas dari Bu Ratna buat ngajarin Lo, bukan buat suka atau jatuh cinta sama Lo"
"Bener nih? Ntar ngejilat ludah sendiri"
"Diem atau kita ga akan mulai belajar"
"Iya iya, galak amat sih Lo, nanti cepet tua baru tau rasa keriputan hiiii" ujar Arvino sambil belaga takut
"Vinoooo stop ih, buka buku matematika Lo, Sekarang!" balas Tania penuh penekanan di akhir kalimatnya yang dibalas oleh kalimat "Iya" dari Vino dan mulai membuka bukunya memulai untuk belajar

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gebonden LiefdeWhere stories live. Discover now