Kala itu aku lihat sosok kamu di sudut kota itu.
Sendiri, ringkih, berjalan tertatih sambil melihat kanan dan kiri.
Sebenarnya apa yang kamu cari? Aku bertanya-tanya.Hari ini, jauh sekali setelah kala itu, aku kembali melihat kamu menangis terisak di tepi jalan ini.
Aku sedih. Aku kecewa.
Bukannya aku pernah berkata, datanglah padaku kapanpun kau suka?Aku tulus peduli, tapi kau tak percaya. Aku terus peduli, tapi kau tak pernah menghargainya.
Sedih. Kecewa. Orang-orang yang kau percaya sepenuh hati, malah tak balik mempercayaimu. Orang-orang yang tau seluruh noda di hidupmu, malah menyembunyikan nodanya sendiri. Orang-orang yang kau pikir akan terbuka, malah rapat-rapat menutup lalu mengunci pintu hatinya. Orang-orang yang kau ingin dia bahagia, malah menyakiti diri dengan tangannya sendiri. Orang-orang itu, yang dulu kau genggam tangannya dengan kedua telapak tanganmu, kini malah melepaskan genggam.
Kini, masih sajakah kau percaya?
Peduli mu tak dihargai, pengorbananmu tak ada arti.
Berhentilah.
Kau sudah terlalu lama merana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Melodi
Teen FictionKelinci dan Aku. Akan jadi apa kita nanti? Kapan melodi ini berhenti? Haruskah aku menunggu sampai aku tak jatuh cinta diam-diam lagi?