Maaf

109 30 1
                                    

"Tidak semua yang kita lakukan selalu benar di mata mereka, karena mereka hanya bisa mendengar tanpa memahami"

☆☆☆

Seminggu sudah mereka menjalani masa-masa sulitnya di Galaxy high school, hari ini adalah hari terakhir mereka menjalani ulangan semester dan juga hari bersemangat bagi keempat permen karet itu karena hari tadi ada pemberitahuan bahwa ruangan yang di tempati Lena, Lauren dan Angel akan di satukan dengan ruangan Aurin. Tidak apa jika harus diawasi dengan kamera cctv karena keempatnya sangat bahagia karena seminggu di pisah ruangkan

Posisi meja mereka saling berurutan ke belakang sedangkan Zidan, entah mengapa cowok itu selalu mengikut langkah Aurin

"Keluarkan semua kunci jawaban kalian jika ada yang menyembunyikannya" suara guru killer yang sedang mengawas di ruangan mereka

"Rin, pinjem pulpen dong" bisik Zidan yang duduk di belakang Aurin

Aurin tanpa berbicara karena tengah sibuk berbicara isyarat dengan Lauren langsung saja memberi pulpen ke arah Zidan tanpa menoleh namun, pulpen di tangan Aurin tidak tersentuh membuatnya merasa pegal hingga ia menoleh

Pletak!

Kepala Zidan resmi di lemparkankan pulpen oleh tangan Aurin yang satunya karena setelah Aurin berbalik Zidan menarik tangan Aurin sehingga badannya ikut tertarik

"Awh! Sakit" kata Zidan sambil mengelus kepalanya

"Lebih sakit mana daripada hidup gue hampir hilang kalo gue jatuh!" Kesal Aurin, ia menyayangi cowok itu tapi dia selalu merasa kesal akan setiap perlakuannya.

"Zidan! Aurina! Kalian berdua keluar!" Bentak guru killer itu

"Untung gue udah selesai" kata Aurin mengejek Zidan

"Tapi bu, Zidanmu ini belum selesai mengerjakan tugas negara yang ibu berikan" jelas Zidan membuat seisi kelasnya tertawa

"Keluar kamu Zidan atau ibu laporin kamu ke ayahmu!" Ancam guru itu membuat seisi kelasnya terdiam dan langsung saja Zidan memberikan hormat lalu berlari keluar kelas menyusul Aurin

☆☆☆

Mereka berdua duduk di taman belakang sekolah, Zidan terus menatap wanita di sampingnya itu yang hanya sibuk dengan ice cream nya saja

"Maaf yah Rin" kata Zidan

Aurin yang sedang memakan ice cream pun menghentikan kegiatannya lalu menatap ke arah Zidan

"Kenapa? Duit lo habis yah beliin gue ice cream?" Tanya Aurin mengingat perkataan Fatyah waktu itu

"Hahaha bukan" kata Zidan mengelus rambut pendek Aurin

"Gue belum bisa balas perasaan lo" kata Zidan membuat hati Aurin memanas padahal di mulutnya mengunyah ice cream dingin.

"Kalau lo gak bisa bales perasaan gue kenapa lo begini? Kenapa lo seakan-akan membuka hati buat gue?" Tanya Aurin

"Karena gue gak bisa bales perasaan lo, makanya gue mau buat lo bahagia buat lupain rasa sakit lo" jelas Zidan

"Gak usah sok mengerti lo, lo tau kalau cewek itu mudah baper tapi lo tetat lakuin itu ke gue!" Kesal Aurin menjatuhkan ice cream nya

"Bukan gitu Rin" kata Zidan menenangkan Aurin

"Ohiya gue lupa, lo gak bisa nerima gue kan karena lo lagi berusaha dapetin hatinya kak Sarah?" Tebak Aurin karena akhir-akhir ini ia selalu mendengar gosip bahwa Zidan mendekati kak Zahra

"Santai aja mbak" kata seorang gadis muncul di samping Zidan

"Ngapain lo ke sini?" Bentak Aurin

"Emang ada larangan gue di larang ke sini apalagi buat ketemu sama Zidan?" Tanya Bianca gadis yang mengomentari fotonya dengan Zidan membuat hati Aurin semakin memanas

Namun baru saja Zidan berkata muncul ketiga teman Aurin yang langsung menatap sinis ke arah Zidan termasuk Angel

"Lo gak bisa bales peraaan Aurin yah jangan ngebaperin!" Bentak Lena

"Sok baik lo padahal cuman mau jadiin Aurin mainan lo!" Kesal Lauren

"Gue udah bilang tapi lo tetep lakuin itu sama sahabat gue? Munafik lo" kata Angel menusuk hati Zidan. Ia memang seorang lelaki tapi hatinya juga punya kapasitas dan sekarang semua orang menyalahkannya

"Gue cuman ngelakuin apa yang gue tau itu benar, kalian hanya bisa mendengar tanpa memahami jadi jangan mengambil keputusan dengan sebelah mata" suara Zidan dingin seperti sindiran

"Soal kak Sarah dia itu sepupu gue, lo tau sendiri kan Rin? Gue belum bisa buka hati gue karena semua cewek sama kecuali bunda, adek gue dan lo tapi sekarang gue fikir lo juga sama" kata Zidan menusuk perasaan Aurin. Sakit tapi tidak berdarah, berteriak tapi tak bersuara, dan menangis tanpa air mata itulah yang di rasakan Aurin saat ini

Zidan pergi meninggalkan Aurin dalam diam namun menyakitkan bagi keduanya, Zidan tidak ingin kehilangan temannya itu sedangkan Aurin tidak ingin kehilangan....
Orang yang dia sayangi

☆☆☆

Gadis itu menangis sejadi-jadinya membuat cowok yang berada di sebelah kamarnya harus meninggikan volume speakernya lagi, sedangkan orang tuanya ingin membiarkan putrinya seperti itu sampai dia merasa tenang.

Fatyah sedikit merasa kesal terhadap lelaki yang mebuat adiknya seperti ini, karena ini sangat mengganggu tidur Fatyah.

Tok! Tok! Tok!

"APA!!" Teriak gadis yang pintunya saat itu di ketuk

"Sante ae, ini gue abang lo!" Teriak Fatyah dari luar kamar Aurin

"Gue gak punya abang!" Teriak Aurin melanjutkan tangisannya

"Aurin! Jangan bicara seperti itu!" Teriak Fajar ayah Aurin dari bawah rumahnya

"Yaudah kalo gak mau ice creamnya gue makan aja sendiri!" Kata Fatyah seketika kaget hampir menjatuhkan ice creamnya karena pintu di hadapannya langsung terbuka menampakkan gadis dengan rambut yang sangat berantakan dengan mata yang membengkak

"Sini" ucap Aurin merebut ice cream Fatyah dan menutup pintunya dengan keras membuat jantung Fatyah hampir melompat

Ice cream merubah segalanya.
Batin Fatyah lalu kembali ke kamarnya, setidaknya ia sudah bisa tidur dengan tenang karena suara di sebelah kamarnya sudah tenang.

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang