Oh, My Ex!

2.6K 119 15
                                    

Arakafsya Uchiha Mempersembahkan:

"Oh, My Ex!"

Characters: Gaara & Sakura H.

Genre: Romance/Hurt/Comfort

[Re-Publish]

Disclaimer: Masashi Kishimoto

-DLDR-

.

.

.

Indonesia, June 7, 2013

Mataku terbuka dengan susah payah, menampakkan iris emerald yang tidak mungkin dimiliki orang lain. Ku tatap sekitarku, aku masih berada di dalam mobil. Gelap, karena hari sudah sangat begitu malam. Ku lirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Pukul 11:45p.m, pantas saja jalanan begitu sepi.

"Sudah bangun, Sakura?" ku dengar ibuku menyebut namaku.

"Kita ada dimana?" tanyaku sembari melihat jalanan yang kami lewati. Sepi.

"Masih di daerah Labuhan, sebentar lagi kita tiba di hotel. Tidurlah kalau masih mengantuk." Ucap ayahku yang masih mengemudi.

Aku hiraukan ucapan mereka, ku buka smartphone yang ku letakkan di tempat khusus yang tersedia di pintu mobil. Ku buka aplikasi Google Map, dan benar saja kata ibuku. Aku sedikit mengerutkan kening, lokasi jalanan yang aku lewati ini berada di pinggir laut? Aku menoleh ke kiri—gelap, tak terlihat apapun.

"Ibu, aku lihat lokasi kita berada di pinggir laut. Kau yakin ini jalan yang benar?" ibuku tertawa mendengarnya.

"Kau belum kemari, jadi wajar kalau bingung. Kiri dan kananmu memang laut, hanya saja tertutupi oleh kedai-kedai atau rumah-rumah warga disini." Aku mengerti.

"Mungkin besok pagi kau bisa melihatnya." Sela ayahku sembari mengemudi.

Tujuan kami kesini karena Ayahku akan menghadiri rapat besar-besaran antara Pegawai Negeri Sipil yang ada di DKI Jakarta. Pertemuan sederhana dengan disusul acara pernikahan dari kolega ayahku. Katanya, anak temannya akan menikah dan tamunya hanya pejabat-pejabat model ayahku itu. Sekilas aku tersenyum, pernikahan adalah kata-kata sakral yang mengingatkan aku pada sosok seorang pemuda. Pemuda itu pernah menjabat sebagai kekasihku dalam jangka waktu lima tahun.

Banyak rencana indah yang kami rencakan, menikah adalah salah satunya. Pemuda berambut merah dengan tato 'Ai' di jidatnya itu, sebuah ciri khas yang mahakaryanya tak ada dua. Rasa sakit juga muncul di hatiku, mengingat kami sudah tidak berpacaran sejak satu bulan yang lalu. Tidak tahu kenapa ia memilih untuk mengakhirinya, tidak tahu kenapa tiba-tiba ia bersikap dingin padaku, dan menghilang begitu saja bagai tertelan bumi.

"Sakura, kau melamun? Kita sudah tiba di hotel."

Ku lirik jam di tanganku, sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Ini hotel yang disediakan oleh kolega ayahku, aku keluar dari mobil dan membawa tas merahku, berjalan masuk ke dalam hotel dan melupakan pikiranku dari pemuda berambut merah itu.

"Kamarnya di sudut koridor, kau bisa melihat view yang paling indah disana." Ujar pelayan hotel itu sembari tersenyum.

"Seindah apa?" tanyaku dengan wajah datar—malas menanggapi sebenarnya.

"Bangunlah pagi-pagi dan kau bisa melihat matahari terbit langsung dari pemandangan kaca jendela kamarmu." Jawabnya lagi, kemudian memberikan kunci kamar padaku.

Oh, My Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang