Two

5 2 0
                                    

"APA?!!" Teriak Alata.

Semua siswa siswi yang tengah menonton perkelahian antara dua pria famous yaitu Banu dan Tito ikut menatap bingung. "Aduh potek hati gue, stok cogan berkurang coy" jerit salah satu siswi. "Anjir siapa tu cewe cantik bener" celetuk salah satu cowo "cih dasar jalang, Banu guee hiks" celetuk siswi yang lainnya.

"Apa-apaan si lo gue gakenal lo, lo juga gakenal gue, main ngaku ngaku aja lo jadiin gue pacar lo pikir gue cewe murahan!" bentak Alata.

"Ssst, Sayang gapapa udah jangan tutupin status kita lagi ya, apalagi didepan jalang ini. Cuih!" balas Banu.

"Awas lo nu, lo bakalan nyesel pergi dari gue" teriak siswi yang bernama Fiona itu berlari pergi sembari menangis.

"Gapeduli cuih!" balas Banu. "Lo semua yang ada disini sekarang kenalin, dia Alata Talitha Benedycta adalah pacar resmi gue. Lo berani nyentuh dia lo berhadapan sama gue!" jelas Banu. "Sekarang kalian bubar sebelum emosi gue naik!" Lalu semua siswa siswi yang menonton perkelahian itupun segera berlarian meninggalkan tempat tersebut.

"Lo apa-apaan sih! Lo gakenal gue main jadiin gue pacar lo! Najis sumpah!" teriak Alata.

"Alata Talitha Benedycta, siswi pindahan SMAN 5 Bandung, murid kelas XI Ips 4 dan lo blasteran amrik sunda. So, masih mau bilang gue gakenal lo?" ucap Banu tersenyum miring menatap sang gadis yang terdiam didepannya. Alata melongo. Bagaimana bisa cowo didepannya ini mengetahui semua tentangnya. Bahkan nama pria yang tengah berada didepannya ini saja dia belum kenal.

Seakan mengerti apa yang diucapkan cewe itu Banu membuka suaranya.
"Kenalin, gue Banu Andovi Dewantara. Murid SMAN 1 Malang. Murid kelas XI Ips 4 sama kaya lo. Gue Kapten basket disekolah ini, gue wakil ketua osis disini. Dan sekarang gue resmi pacar lo!" jelas Banu yang kemudian melangkah pergi meninggalkan gadis itu yang masih tetap diam mematung.

"Apa?! Bahkan dia sekelas sama gue! OMG! Mati gue" kini ia merutuki kebodohannya karena tadi ia memilih mendekat untuk menonton perkelahian tersebut.

~~~

Kini, gadis berponi tengah dengan rambut digerai indah berwana coklat terang itu tengah melangkahkan kakinya dengan malas. Bagaimana tidak bisa malas? Seseorang yang telah menjadikannya ia seorang pacar "paksaan"  sekelas dengannya. Padahal baru pertama dia menginjakkan kakinya disekolah ini, masalah sudah menimpa dirinya, nasib-nasib.

"Hai Alata, duduk samping gue yuk!" ucap salah satu siswi yang tengah berdiri didepannya dengan sepatu pink nya yang mencolok.

"Boleh" ucap Alata tersenyum. Setelah itu mereka berdua pun menuju ke bangku mereka. Mungkin sekarang mereka bisa klop, Alata tidak tahu.

"Oiya gue belum tau nama lo btw, nama lo siapa?" ucap Alata membuka percakapan.

"Oh iya wkwk saking girangnya gue, nama gue Asyla Aquierra Lafla. Panggil gue Asya aja." balas gadis berponi samping itu tersenyum, yang kemudian dibalas senyuman juga oleh Alata.

"Ohh, kok lo bisa tau nama gue?" balas Alata.

"Yaiyalah siapa yang gak tau lo, satu angkatan juga udah pada tau kalo ada murid pindahan dari bandung Ta" balas Asya.

Tiba-tiba seorang pria melangkahkan kakinya kedalam kelas, membawa tas nya dengan jam tangan berwarna hitam yang melekat ditangannya yang putih. Alata menatapnya tajam. Pria itu menarik perhatian seisi kelas.

"Hai Banu" sapa cewe-cewe genit yang membuat Alata mengangkat satu alisnya. Jiji mungkin. Banu tidak menghiraukannya, ia memilih duduk di bangkunya yang ternyata tepat dibelakang Alata.

"Asyaaa kita pindah bangku aja yuk pleasee" pinta Alata.

"Duh Ta gimana ya bangkunya tinggal ini doang, kalo lo gak mau sebangku sama gue ya lo bisa sebangku sama Banu. Tapi gue saranin jangan! Nanti lo bisa kepikat lagi sama buaya darat itu!" Ucap Asya.

"Dan tepatnya sekarang gue pacarnya Sya" keluh Alata.

"Wadoo mampus lu Ta. Jangan pake hati Ta sumpah! Dia cowo gapunya hati, suka mainin cewe sehari bisa tiga kali ganti pacar berasa minum obat anjir!" ucap Asya.

"Kenal juga kagak cih!" decih Alata.

"Lah gakenal kok bisa jadian?" ucap Asya bingung.

"Tau, dia yang nembak gue! Maksa lagi!" balas Alata kesal.

"Eh cewe gue, Hai Alata cantik" sapa Banu. Alata menatapnya jijik.

"Dih!" batin Alata


 

I Can TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang