Tepukan tangan dari beberapa orang yang menontonku menjadi tanda berakhirnya lagu yang kunyanyikan. Tidak sedikit yang tersenyum dan tetap berdiri mengelilingiku seolah menanti lagu yang akan kunyanyikan selanjutnya. Dan perempuan itu duduk di salah satu bangku yang berada tidak jauh dari tempat aku berdiri, sibuk menggerakkan pensil kayunya di sebuah buku, dan tidak mempedulikanku.
Lagu ini untuknya.
"You look so wonderful in your dress. I love your hair like that. The way it falls on the side of your neck. Down your shoulders and back."
Baju terusan berwarna biru muda yang digunakannya terlihat menenangkan. Rambut hitamnya yang panjang jatuh menutupi sebagian wajahnya ketika kepalanya tertunduk untuk melihat hasil coretannya. Entahlah, dia terlihat seperti seorang yang sempurna dengan kesederhanaannya."We are surrounded by all of these lies and people who talk too much. You've got that kind of looks in your eyes as if no one knows anything but us."
Astaga, kau mengangkat wajahmu dan mata kita bertemu. Kau mengangkat wajahmu di waktu yang salah. Bagaimana kalau aku mengacaukan lagu ini?"And should this be the last thing I see? I want you to know it's enough for me. 'Cause all that you are all that I'll ever need."
Kau kembali menatap bukumu dan kembali menggoreskan pensil kayumu. Hampir saja aku mengacaukan laguku, tapi tatapan mata kita yang bertemu benar-benar membuatku berdebar. Aku siap mengakhiri hari ini saat ini juga."I'm so in love, so in love, so in love, so in love."
Aku jatuh cinta pada perempuan asing disana. Aku jatuh cinta pada perempuan itu bahkan sebelum mata kami bertemu di tengah nyanyianku. Aku jatuh cinta pada perempuan itu sesaat setelah ia duduk di bangku itu dan sama sekali tidak memperdulikanku ataupun kerumunan yang berada disekelilingku. Aku jatuh cinta dengan sederhana tanpa alasan. Aku jatuh cinta.—glxysprnv
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
RomanceAkan menjadi tempat randomnya saya kalau lagi diberkahi ide atau bosan. hehehek:)