●●36●●

32 3 0
                                    

Bagian dari tigapuluh enam.

Harus berapa kali lagi aku patah hati kerenamu?●●Asila Arneta●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harus berapa kali lagi aku patah hati kerenamu?
●●Asila Arneta●●

Selalu aja ngejauh disaat otak gue akhirnya sinkron sama hati●●Haganta Gilhadi●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selalu aja ngejauh disaat otak gue akhirnya sinkron sama hati
●●Haganta Gilhadi●●

🌹●●L I Q U I D●●🌹

Sakit. Itulah yang dirasakan Sila saat ini. Ia membenci dirinya sendiri yang tidak bisa membuang Ganta dari hatinya. Bahkan Sila rasanya ingin lupa ingatan saja kalau seperti ini.

"Cila kenapa diam aja," Arsil duduk di sofa sebelah adiknya dengan tatapan lembut, "curhat sama abang, kalau buat Cila abang akan jadi pendengar paling baik, bahkan anjing pelacak aja kalah."

Mendengar ucapan ngawur abangnya sontak Sila tertawa, "abang apa deh, nggak lucu."

"Nggak lucu kok ketawa," ledek Arsil sambil memeletkan lidahnya.

Sila menghadap ke arah Arsil sepenuhnya dengan pandangan serius, bahkan Arsil jadi merinding karena wajah adiknya seserius ini, "Cila kenapa?"

"Aku mau tanya, abang udah pacaran sama Kak Tari?"

Arsil mengerutkan keningnya, "kok kamu nanya itu, memangnya kenapa Cila?"

"Just ask."

"Belum. Lagipula abang nggak mau cerita tentang kisah kasih abang dengan Tari ke kamu karena kamu belum cukup umur untuk mendengar keluh kesah abang Cila."

"Nggak usah lebay deh, aku udah SMA jadi aku udah tau mana yang benar dan salah!" Titah Sila sebal.

"Nggak. Mending sekarang kita makan karena Bibi sudah masakin banyak untuk adik tersayangnya abang." Segera Arsil merangkul adiknya hendak menggiring Sila ke meja makan, namun Sila menolak dan malah merengut, "kalau abang nggak mau cerita, aku mogok makan!"

Mata Arsil membulat, "kok gitu?! Kamu ngancam abang Cila?!"

"Iya, aku ngancam abang!"

"Cila tap --- "

LIQUIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang