TOK TOK TOK!
Jonghyun mengetuk etukkan kakinya ke lantai sambil memeluk diri setelah dia mengetuk pintu kusen besar di hadapannya. Maklum tadi sedikit menerjang hujan dan harus menunggu di luar ruangan membuatnya sedikit merasa bosan.
Krek...
"Minhyunnya-"
Pintu terbuka makin lebar.
"Loh nak Jonghyun?"
Jonghyun terkejut lalu mengendalikan ekspresinya dengan senyuman.
"Eh tante, permisi," Jonghyun mengecup tangan wanita paruh baya yang dipanggil tante alias pemilik rumah ini alias ibu dari Hwang Minhyun. "Saya nyari Minhyun-"
"Baru saja mau saya samperin rumah kamu, Minhyun pulangnya tidak bareng sama kamu?" Buru buru tante Hwang keluar dari rumahnya lalu berbalik untuk mengunci pintu. "Aduh, tumben ya bikin khawatir. Hujan begini anak itu kemana ya ckckck. Ayo nak Jonghyun ikutan bantu cari anak saya."
"Eh? Ya? Ayo," jawab Jonghyun agak linglung. Dia segera mengambil payung yang disimpan di samping pintu.
"Saya menyuruhnya pulang naik mobil, tante kalau benar benar mau nunggu bubaran latihan basket. Tapi namanya juga Minhyun, saya cek lagi, di lapangan sudah tidak ada orang. Saya kira dia beneran ninggalin saya,"jelas Jonghyun panjang lebar.
Tante Hwang mengangguk setuju. "Heran saya, memangnya ada teman basketnya yang punya mobil? Dulu nunggu bubaran basket juga dia pulang sama kamu kok."
Jonghyun mengangguk lalu saat dia berbalik untuk menbukakan payung, suara dingin tanpa ekspresi terdengar.
"Bu, hyun, Minhyun pulang."
"Ya ampun, sayang! Ish, kemana saja sih kamu?"
Tante Hwang berlari menghambur ke pelukkan anak semata wayangnya yang bahkan belum membuka pintu pagar sementara Jonghyun memiringkan badannya lalu memicingkan mata.
"Oh itu," Minhyun menggosok hidungnya yang memerah. "Aku tadi makan du-"
"Topi sama hoodie siapa tuh?" Celetuk Jonghyun yang menghasilkan respon pupil Minhyun membesar beberapa senti.
"Punya-" Minhyun memutar kepalanya lalu menggeram marah saat sadar mobil tumpangannya sudah berbalik menjauh. "Hei! Aku tidak tanggung jawab kalau sweater ini laku terjual!" teriaknya pada pemilik kendaraan beroda empat tersebut.
Merk HnM, kan lumayan tuh kalau dijual.
"Eh iya, ini sweater siapa dek?" Tante Hwang mengendurkan pelukkannya dan mengendus bau sweater tersebut. "Baunya mint, besar juga ukurannya padahal kamu kelihatan paling jangkung di antara temen temen kamu loh. Jaketnya Nayoung? Lisa? Atau Jongyeon? Dia anak kelasmu yang paling tinggi kan?"
Minhyun hampir membuka mulut tapi ibunya terlanjur memotong perkataannya dan menariknya ke dalam rumah. "Yasudah, nanti saja ceritanya, yang penting kamu sudah pulang, nak Jonghyun mau mampir?"
Jonghyun mengulas senyum tipis lalu menggeleng. "Tidak, nte, terimakasih, saya duluan-"
Minhyun mendongakkan kepalanya dan Jonghyun mengerutkan keningnya saat melihat tatapan Minhyun yang sudah lama tak dia lihat.
Saat Minhyun masih kecil -kira kira SMP dan ditemukan Jonghyun sudah dalam keadaan babak belur akibat membela temannya yang dibully, Minhyun hanya berkata "aku nebeng kamu, hyun" tanpa menarik pergelangan tangan Jonghyun seperti sekarang, tatapan dan perilakunya sama seperti yang Minhyun lakukan saat ini.
"Ada apa?"
"Besok berangkat pagi, hyun. Kita bareng lagi."
Jonghyun melepaskan tarikkan tangan Minhyun. "Oke, nanti aku izin dulu ke-"
KAMU SEDANG MEMBACA
truth -minhyunbin
FanficHwang Minhyun adalah pribadi yang malas ribet. Setelah sadar bahwa dia menyukai Kwon Hyunbin kelas 1, Minhyun yang duduk di bangku kelas 2 yakin kalau saingannya akan banyak dan itu terbukti. Sekali lagi, Hwang Minhyun malas ribet jadi dia tidak ber...