Gue udah menghabiskan 6 potong martabak. Sedangkan isi martabaknya aja ada 12. Dan yang sisa di kotak kini cuma ada 3 potong. Enak banget martabaknya, gue gak bohong. Jujur aja kalian pernah kan makan ini? Ya gue kan pertama kalinya. Gak ada salahnya dong kalo gue berlebihan?
"Calum? Kok kamu cuma makan martabaknya 3 doang sih?"tanya gue sambil memakan sisa coklat dan kacang yang ada di jari-jari gue. Lalu mengambil tissue basah yang tersedia disana.
"Kamu masih mau? Saya udah kenyang."kata Calum. Gue tersenyum sedih.
"Yah, masa kamu udah kenyang."kata gue. "Nanti kalo saya makan. Saya bisa gendut."
Calum ketawa. "Kamu gendut tetep aja cantik."
"Yaudah, kamu dua saya satu."kata gue.
"Kamu dua saya satu."katanya. Gue terdiam.
"Yaudah kalo gamau, saya gak mau makan."tambahnya.
"Yaudah deh,"kata gue pasrah. Gue mengambil satu potong dan dia juga mengambil satu martabak.
"Calum!!"
Gue menoleh ke depan dan Clara berjalan hendak ke arah Calum. Dan dia duduk disamping Calum. Rasanya martabak yang gue makan udah gak ada kenikmatanya.
"Clara kamu teh ngapain disini?"
"Ih akang Calum gitu mah Clara kan mau nemenin akang Calum juga disini." Clara mengapit lengan Calum.
"Gak gak, akang mau nemenin neng Dyanna."kata Calum. Clara menoleh ke arah gue dengan tatapan sinis.
"Jadi ini teh yang namanya Dyanna. Orang baru yang diomongin ayah itu, kok udik sih penampilanya."kata Clara. Gue terdiam menunduk.
"Clara kamu teh ngomong apa sih?" omel Calum pada Clara.
"Neng Dyanna, kamu abisin dulu ya martabaknya."kata Calum. Gue senyum setulus yang gue bisa.
"Gapapa, saya bisa pergi duluan kok. Ini martabaknya buat kamu sama pacar kamu aja," gue mengambil tissue basah dan mengelap tangan gue seraya berjalan keluar warung martabak ini.
Gue berjalan di jalanan seinget gue. Gue juga pinter ngehafal jalanan ya, sorry, saat gue melanjutkan jalan gue. Tangan gue ditahan oleh seseorang.
"Kamu ngapain ninggalin saya? Jalan aja gak tau. Kalo kamu hilang nanti siapa yang repot? Asal kamu tau ya ini bukan jalan ke rumah orang tua saya."katanya. Gue menunduk.
"Terus tadi maksut kamu teh apa bilang kalau Clara itu pacar saya? Saya teh gak pernah suka sama dia asal kamu tau?" Calum ngomel ke gue. Gue tambah takut, gak tau apa yang harus gue perbuat karena udah bikin marah Calum.
"Maafin saya," gue terdiam.
"Dyanna, saya gak maksut buat ngomelin kamu. Saya cuma--"
"Ssttt, Calum." Gue menatap wajahnya. Calum terdiam.
"Ayo, kita pulang aja."kata gue. Calum malah diem, dia natap mata gue terus-terusan.
"Cal--"
"Kamu udah maafin saya?"tanyanya.
"Jawab, Dyanna. Kamu udah maafin saya apa belum?" Gue masih diam.
"Yaudah, kalo gitu."dia menggenggam kedua tangan gue. "Saya bener-bener minta maaf karena saya udah bikin kam--"
"Saya maafin, Calum." Calum tersenyum.
"Yaudah teh sok atuh kita jalan-jalan lagi,"katanya.
"Clara?"
"Kamu teh tenang aja. Dia udah disuruh pulang sama Jajang tadi."kata Calum.
"Jajang siapanya Clara?"tanya gue.
"Adiknya,"jawab Calum. Gue ber-oh ria.
"Kamu mau ngajak saya kemana lagi?"kata gue saat tangan Calum menggenggam tangan gue.
"Saya juga gak tau harus kemana. Bandung itu malemnya bagus buat makan-makan aja. Tapi kita udah makan, apa kamu masih laper?"tanya Calum.
"Gak ah, besok aja. Kita ke tempat lain aja, Cal."kata gue.
"Oh iya, saya ada tempatnya. Tapi harus naik motor dulu. Ayo ikut saya ambil motor dulu."kata Calum.
***
Gue sekarang lagi dibonceng Calum naik motor. Sebelumnya Calum udah nyuruh gue bawa jaket, kebetulan gue gak bawa jaket. Makanya gue make hoodie Adidas gue sekarang. Ternyata eh ternyata, dia bawa gue ke puncak deket yang ada di Desanya dia, makanya harus pake motor.
Gue turun dari motornya, dan melihat pemandangan disini. Buset, ini tinggi banget dan gue bisa liat kemerlip lampu banyak rumah di Bandung. Disini juga ada warung kopi biar jaga-jaga ntar kalau laper.
Gue duduk di atas sebuah batu besar yang ada disini. Lalu Calum duduk di sebelah gue. Gue sempet memejamkan mata, dan teringat oleh Mama dan Papa. Mereka sekarang ngapain ya? Gue sih, pake kabur segala. Ya gimana lagi, gue seneng disini. Tapi kasian juga mereka kalau nganggep gue udah mati gimana? Gue cuma pengen mereka tau aja gue baik-baik aja.
"Kamu kenapa, Dyanna?" Gue menoleh ke arah Calum lalu memberinya senyuman tulus.
"Nggak, saya kepikiran sama orang tua saya."jawab gue jujur.
"Kamu bisa kok cerita apa saja sama saya." Calum mengelus bahu gue.
"Saya kabur dari rumah, gara-gara orang tua saya jodohin saya sama anak temenya. Ya kamu taulah, kalo saya gamau nikah sama dia nanti bokap eh Papa saya bakal gak diangkat jadi direktur lagi."gue menghela nafas.
"Saya kabur deh, nyari Kakek dan Nenek saya. Mereka gak diundang ke pernikahan saya, gara-gara Kakek dan Nenek saya itu satu-satunya orang yang gak ngebolehin saya nikah sama orang yang sama sekali gak dicintai."
"Dan sekarang, waktu saya udah ada di kampung halaman mereka. Ternyata mereka masih di Jakarta."kata terakhir gue. Gue menunduk sedih. Calum tiba-tiba mendekap gue dalam pelukanya.
"Kamu bisa kok, peluk saya kapanpun kamu mau."ujarnya. Gue senyum di dalam dekapanya.
"Kalau kamu lagi mandi?"canda gue.
"Ya, saya keluar terus ganti baju. Abis itu peluk kamu."jawabnya. Gue ketawa. Pengen banget nanyain "kalo kamu lagi boker?" Tapi gak mungkin banget. Gue gak tau ntar jawabanya apaan.
"Kalo gitu teh mending kamu telfon mereka aja deh, Dyanna."kata Calum.
"Iya, Calum. Saya nanti mau nelfon mereka." Kita melepaskan pelukan hangat itu. Dan memandang bintang juga lampu-lampu yang enak banget dilihat.
"Kamu mau jalan-jalan pagi besok?"tanyanya. Gue mengangguk.
"Saya jamin deh, kamu suka."tambahnya.
"Saya juga mau beli baju. Dimana belinya?"tanya gue.
"Besok saya anter ke pusat kota Bandung."katanya.
"Bener?" Calum mengangguk.
"Makasih, ya. Calum,"
"Apasih yang nggak buat kamu."
APASIH YANG GAK BUAT GUE? EA. EH GAES MAAFKAN SAYA BARU UPDATE. TAPI GAPAPA DENG, ORANG GAK ADA YANG NUNGGU NGEHE :D.
TAPI SE-SEDIKITPUN YANG BACA CERITA SAYA, TETEP TINGGALIN JEJAK YA BUAT SAYA.HEHE
Vomments as always.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway ; cth.
Short Story[N E W C O V E R] Gak ada yang bisa deskripsiin hidup gue kayak gimana. Dimana gue kabur karena gue dinikahin sama orang yang gak gue cinta. Dan menetap di Bandung sama orang yang nyebelin tapi ngangenin dan bikin gue jatuh cinta. Calum Hood. Fanfi...