[11] One day after marriage🍫

128 16 0
                                    

Kepada kamu aku terlalu banyak menaruh mimpi, hingga pada akhirnya aku lupa bahwa aku akan kembali tersakiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepada kamu aku terlalu banyak menaruh mimpi, hingga pada akhirnya aku lupa bahwa aku akan kembali tersakiti.

.

.

.

SANG mentari menerobos masuk ke dalam selimut tebal berwarna putih, membuat sang empunya menggeliat karna rasa silau yang mengganggunya.

Riana membuka matanya perlahan-lahan, rasa penat kembali menyerangnya. Kini mata dan kepalanya terasa berat. Memory nya kembali terulang memutar kembali kejadian tadi malam. Riana meringis saat mengingat Regan meninggalkannya sendirian setelah mengangkat telfon dari seseorang yang ia duga bahwa dari seseorang yang special buat Regan.

Flashback on

Setelah acara Resepsi yang dilaksana kan di hotel, Riana dan Regan kembali ke kamar hotel untuk beristirahat.

Sesampainya dikamar hotel, Regan segera menghempaskan tubuhnya ke ranjang yang sudah dihiasi oleh beberapa jenis bunga. Pria itu tidak memperdulikan Riana yang terus berdiri disamping pintu kamar. Gadis itu hanya menggigit kukunya sambil sesekali melirik pria yang tidur dihadapannya.

"Regan."

Riana menggigit bibirnya pelan karna pria yang ada dihadapannya masih belum menyaut. "Regan.."

"Berisik!"

Riana tersentak kaget saat mendengar bentakan yang keluar dari bibir Regan.

Beberapa menit yang lalu ia diperlakukan seperti seseorang yang sangat berarti buat pria itu. tapi sekarang? pria itu kembali menghempaskan hatinya lagi.

Ah, iya. Riana harus tersadar dari imajinasi nya, bahwa pernikahan nya adalah sebuah sandiwara semata. Apa yang harus Riana harapkan dari sandiwara ini? cinta? tidak mungkin!

Riana meleset menuju kamar mandi, ia berharap bahwa air dingin dapat menyegarkan pikirannya. Mau nggak mau ia harus kuat menjalaninya, karna ini adalah resiko yang harus ia tanggung karna menerima perjodohan ini.

Selang beberapa menit, Riana sudah selesai membersihkan dirinya. Bajunya juga sudah berganti menjadi gaun tidur. Kata Cella, malam pertama itu bagi perempuan harus wajib memakai Lingerie.

Riana menangkup kedua pipinya saat merasa pipinya terasa hangat, ia kembali memikirkan kata-kata Cella yang cukup membuat Riana berbunga-bunga.

Riana menghembuskan nafasnya panjang, menatap air hujan yang turun kemudian memutuskan untuk melangkah ke kamar tidur.

Riana memegang gagang pintu serambil menetralkan degupan jantung nya yang begitu cepat. Ia mendorong pintu kamar mandi pelan, tapi ia kembali mengurungkan niatnya saat mendengar suara Regan.

Memories in winterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang