,

161 23 33
                                    

Arthur McGarden. Putra tunggal dari George dan Susie. Saat ini Athur sedang dalam perjalanan menuju taman bermain. Arthur yang masih berusia 10 tahun itu diajak sang ibu untuk pergi ke taman bermain.

dengan menggunakan mobil yang dikendarai oleh sang ibu, mereka bercengkrama dan bercanda layaknya ibu dan anak pada umumnya. Namun, naas. Sebuah truk dengan kecepatan tinggi lepas kendali dan melaju kearah mobil yang ditumpangi Arthur dan ibunya.

Secara refleks, Susie melindungi tubuh putranya dengan tubuhnya yang membuat dirinya harus kehilangan  nyawanya sendiri. Sedangkan Arthur kritis karena mengalami benturan yang cukup keras pada kepalanya.

Arthur sempat koma di rumah sakit selama 2 bulan. Dan setelah dia sadar, dia tahu jika segalanya telah berubah. Mulai dari dia yang sudah tidak memiliki Ibu, sampai sifat Ayahnya yang sudah tidak peduli lagi padanya.

Ayahnya tidak lagi memperhatikan nya dan bahkan tidak ingin mengakuinya sebagai anak lagi. Sesak. Itulah yang Arthur rasakan saat mendengar Ayahnya mengatakan jika             dirinya sudah meninggal bersama sang Ibu.

Apa kesalahannya? Dia tidak meminta Ibunya melindungi dirinya! Dia tidak meminta untuk tetap hidup. Semua ini merupakan jalan yang Tuhan sudah tentukan. Dia bisa apa? Dia tidak mungkin bisa membangkitkan Ibunya lagi.
Arthut berusaha mendapatkan perhatian dari Ayahnya seperti sebelum kecelakaan itu terjadi.

"Aduh.. Sakit.. Ayah.. Hiks.." Ringis Arthur saat tidak sengaja tersandung batu di taman belakang rumahnya yang mengakibatkan kakinya terluka. Dia melihat Ayahnya di sana. berdiri memperhatikannya namun sang Ayah hanya acuh kemudian berlalu.

"hiks.. Ayah.. Aku terjatuh loh.. Hiks.. Ayah tidak akan menggendongku lagi?? hiks.." lirih Arthur setelah sang Ayah berlalu keninggalkan dirinya.

....

"ayah.. Tadi Bu guru memberiku tugas yang sulit.. Ayah mau membantuku?" tanya Arthur penuh harap pada sang Ayah yang sedang bersantai di ruang tamu sambil menonton tv.

Ayah Arthur hanya melirik dirinya sekilas kemudian melanjutkan menontonnya.

"Ayah.." Rengek Arthur.

"Kerjakan sendiri sana! aku sibuk!" bentak sang ayah pada Arthur.

Arthur bisa terdian meninggalkan Ayahnya dengan luka menganga di dalam hatinya. Hatinya sakit diacuhkan seperti itu oleh Ayahnya sendiri.

Arthur menangis dalam diam di dalam kamarnya. Ini sudah setahun semenjak kematian Ibunha. Dan ayahnya belum mau meliriknya kembali. Arthur sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya agar sang Ayah mau meliriknya kembali.

Tunggu! cara nya? benar! selama ini dia hanya memggunakan cara nya saja! mana tau ayahnya mau dia menggunakan cara Ayahnya?

Otak jenius Arthur berputar keras untuk menemukan jawaban agar dirinya kembali diperhatikan oleh sang Ayah. Dia sudah berpikir dengan keras. Namun, belum menemukan jawaban sedikitpun.

Akhirnya Arthur memutuskan untuk bertanya pada sang Ayah.

"Ayah, apa yanh harus aku lakukan agar kau mau mengakui ku kembali? katakan saja! aku akan melakukannya! kecuali membuat Ibu kembali hidup karena aku tahu aku tidak bisa."

Kau benar-benar ingin tahu? jadilah sempurna! tidak ada celah sedikitpun. Jika kau bisa melakukannya, aku akan mengakuimu kembali." ujar sang Ayah.

Arthur akan berusaha! dia akan menjadi sempurna sesuai dengan permintaan Ayahnya agar dirinya kembali mendapatkan pengakuan.

Mulai sejak saat itu, Arthur belajar dengan keras. Dia mengikuti banyak kegiatan di sekolah dan di luar sekolahnya. Arthur belajar bela diri, musik, dan berbagai jenis olahraga. Prinsipnya sekarang adalah dia harus bisa melakukan segalanya.

SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang