Karena ini cerita pertamaku, jadi maaf jika ada kesalahan apapun dalam cerita ini.
Sesosok replica android (atau biasa disingkat reploid) berwarna merah sedang bersantai di bawah pohon di sebuah taman di Abel City. Pandangabnya menatap langit, memerhatikan sekelompok awan yang melintasi langit yang biru cerah. Kemudian ia menatap kedua tangannya. Teringatlah masa lalu yang begitu mengerikan. Kehancuran ada dimana-mana, kematian, bahkan ketakutan terjadi karenanya.
Kedua matanya pun dipejamkan. Ia berkata, "Aku berjanji hak itu tak akan terjadi lagi." Angin berhembus membelai rambut pirangnya yang panjang. Pohon beringin yang besar berada disisinya untuk menemani reploid tersebut.
Tidak lama kemudian, sosok gadis bersurai coklat dengan rambut yang terikat datang. Ia menghirup udara dan memghembuskannya perlahan. Lalu ia menemukan sosok reploid merah yang sedang tertidur di bawah pohon.
"Rupanya kau disitu." Ucap gadis itu. Gadis itu melangkahkan kakinya, menghampiri reploid merah yang sedang tertidur, kemudian duduk disampingnya. Gadis itu memberikan senyuman pada reploid itu. Ia melihat sekumpulan bunga dengan jenis yang berbeda yang terdapat di sudut taman kota.
Gadis itu kemudian berdiri dan berlari ke arah kumpulan bunga itu. Ia memilah bunga yang menurutnya cantik, lalu ia memetik beberapa bunga untuk dirangkai dan dibuat kalung. Pandangannya melirik reploid yang mssih tertidur sesekali. Ia pun merangkai kalung itu dengan perasaan riang dan senang. Setelah ia selesai merangkai bunga itu, ia kembali ke tempat sebelumnya.
Saat reploid merah itu terbangun, gadis itu sudah berada dihadapannya. "Zero, bagaimana menurutmu?" Ucap gadis itu sambil menunjukkan kalung yang ia kenakan. Zero, ya, nama reploid merah itu, wajahnya sedikit memerah. Wajar saja, gadis imut dan cantik itu menbuatnya semakin tertarik, apalagi di tambah lehernya yang terdapat kalung bunga.
"Kau terlihat cantik." Kata Zero. Gadis itu tersenyum malu. Kemudian ia melepaskan kalung bunga dan meletakkannya di samping Zero. Tangan Zero tiba-tiba di tarik oleh gadis itu.
Zero pun memasang wajah heran dan mulai bertanya pada gadis itu. "Tunggu dulu, Iris. Kita mau kemana?"
Gadis itu menjawab, "Berkeliling kota." Setelah itu ia tersenyum. Zero menghela napas dan membalas senyuman itu dengan senyuman kecilnya.
Mereka berdua mulai mekangkahkan kaki bersama meninggalkan taman. Lalu berjalan di sepanjang trotoar pusat kota. Pandangan Zero melirik ke Iris. Gadis itu tetap tersenyum dan tidak menyadari bahwa ia sedang diperhatikan oleh Zero.
Pandangan Iris tertuju pada toko aksesoris yang kebetulan berada di samping kiri Zero. Iris kemudian mengajak Zero ke toko tersebut. Setelah masuk ke toko itu, Iris menyuruh Zero menunggu. Ia meninggalkan Zero dan berjaln menuju ke rak yang penuh perhiasan yang lucu, cantik, dan juga imut.
Axl, seorang junior Maverick Hunter, dan kebetulan partner Zero dan X, tak sengaja melewati toko aksesoris yang dimasuki Iris dan Zero. Lalu melihat Zero yang sedang menunggu dan menghampirinya.
"Yo Zero! Sedang apa kau disini? Tidak biasanya kau mengunjungi toko ini."
"Ternyata kau lagi, Axl. Sedang apa? Itu bukan urusanmu."
"Ah, ayolah, beritahu aku." Pinta Axl. Lalu Axl melihat Iris dari kejauhan. "Biar aku tebak. Pasti kau berkencan, bukan? Jangan berbohong padaku."
Zero menjawab dengan nada dingin dan cuek. "Tidak, aku hanya menemaninya saja."
Di tengah pembicaraan Zero dan Axl, tiba-tiba Axl mendapat panggilan dari seorang navigator nya, Pallete. Axl menerima panggilan tersebut dan seketika langsung diceramahi serta diteriaki oleh Pallete hibgga terdengar Zero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Megaman X (Zero and Iris)
FanfictionIni hanya cerita fiksi belaka, bukan berdasarkan alur atau cerita yang sebenarnya.