“Terus gimana sekarang lo sama si Dhaval nya itu?” tanya Yasna.
»••«
“Ya, gitu. Sekarang agak jaga jarak. Soalnya tiap ada Dhaval pasti si Maya juga ada. Padahal ya, kurang apa gue sama si Maya itu? Gak pernah ada yang mau berteman sama dia, gue sama Vidya yang ngajakin dia berteman, karena gue kasian. Gue gak nyangka kalo akhirnya akan kayak gini” Azmia terus menceritakan keluh kesahnya.
“Sabar aja dulu, Mi. Ladenin dulu sampai mana dia ngelunjak sama lo nya” Aura menenangkan Azmia.
Tingg.. Tongg..
Bel rumah Aura berbunyi.“Ra, lo ada tamu?” tanya Yasna.
Aura menggeleng. “Setau gue sih nggak” jawabnya.
“Ya udah. Biar gue yang buka ya, Ra” tawar Edlyn yang diangguki Aura.
Dengan cepat Edlyn melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Pintu pun terbuka, dan ia terlihat kaget sekaligus bingung dengan kedatangan orang yang ada dihadapannya ini.
Abyan mengusap wajah Edlyn. “Kenapa bengong? Ada tamu tuh suruh masuk” ucapnya.
JESIX datang ke rumah Aura tanpa sepengetahuan DIAZLYNA, itu yang membuat Edlyn bingung.
Edlyn segera menyadarkan dirinya. “Ngapain kalian ke sini?” tanya Edlyn.
“Main. Emang gak boleh?” sahut Aulian.
Edlyn hanya terdiam seperti patung saat JESIX masuk tanpa dipersilahkan. Tak lama kemudian ada tangan yang menempel di pundaknya.
“Gak usah dipikirin. Mending kita masuk” ucap Abyan dengan tangan yang setia merangkul Edlyn dan membawanya mengekori yang lainnya.
“Edlyn!!” teriak Azmia ketika Edlyn baru saja menampilkan batang hidungnya di depan DIAZLYNA.
Refleks Edlyn menutup daun telinganya. “Apa?” tanyanya.
“Ngapain sih lo undang ini jerapah?” Azmia balik bertanya pada Edlyn.
“Gak ada yang ngundang JESIX, Mi” bela Aura.
“Terus, ngapain mereka ke sini?”
“Jangan galak gitu dong neng, ntar Abang suka, tanggung jawab loh” Arvino menimpali.
“Bodo amat”
»••«
Langit telah menggulung gelapnya. Tapi tak kunjung ada ciri matahari mulai memancarkan sinarnya yang terang benderang. Dengan diiringi alunan gemercik hujan yang turun ke bumi tanpa bisa ditahan.
Akhir - akhir ini memang sering sekali turun hujan. Meskipun begitu, tak menurunkan semangat para siswa untuk kembali bersekolah. Karena bagi mereka hujan bukanlah rintangan, dan bersekolah merupakan prioritasnya.
“OMG, gak ada umbrella ini di mobil?” tanya Azmia dengan hebohnya saat hujan semakin turun dengan lebatnya yang bertepatan dengan sampainya DIAZLYNA ke sekolah.
Azkayra menoyor Azmia pelan. “Lebay banget sih lo” protesnya.
“Terus kita gimana dong?” tanya Adeeva yang kelihatan gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us
Rastgele[1] All About Us Ini Duniaku.. Aku mempunyai lima sahabat yang senantiasa menemani. Perhatian, serta penuh kasih sayang. Memiliki sahabat seperti mereka merupakan anugrah tersendiri bagiku. Aku senang. Aku bersyukur. Seiring dengan berjalannya waktu...