1

385 10 0
                                    

Agatha meida
Dulu  waktu gue masih kecil masih ingusan masih polos dan tidak tahu apa apa. Gue merasa gue bahagia bisa lahir di keluarga ini yang sayang sama gue yang perhatian sama gue pokoknya gue bahagia banget! Sampai sampai ibu gue hamil, kelihatan banget ayah sama ibu seneng karna mereka akan punya anak selain gue. Ya gue berpikir positif aja tapi pikiran pikiran negatif gue muncul gitu aja.

" lo nggak takut kalo punya adek?"

" lo akan di buang ke jurang setelah adek lo lahir"

" lo nggak bakal di sayang lagi sama orang tua lo"

"Dan lo akan hidup dengan penu kebencian"

"Dia akan hadir sebagai pengganti lo menggantikan lo sebagai anak yang paling di sayang"

"Tinggal tunggu aja waktunya"

Begitu banyak pikiran pikiran negatif yang timbul di otak gue. Gue takut jika dia lahir! gue Takut! Hingga akhirnya ibu gue melahirkan , melahirkan anak perempuan yang cantik. Mereka memberi nama Thyra Sangkaeng. Dia tumbuh dengan baik di rawat dengan kasih sayang,perhatian yang lebih dengan ucapan ucapan yang membuat hari harinya begitu indah.

***

Disini gue, Sendiri. menatap anak anak yang lagi main sama ibunya tertawa lepas, berpelukan, makan es crim bersama. Gue iri! Kenapa hidup gue, hari hari gue selalu pedih, rasa sakit di hati selalu ada! Gue nggak sanggup lagi, gue juga butuh kasih sayang! Kenapa Tuhan?kenapa engkau memberi kehidupan yang sangat kacau pada ku?!KENAPA! hikss hikss hikss hikss. Emang ya gue nggak akan pernah bisa bahagia! Jika ini takdir untuk gue kenapa gue dilahirkan?! Kenapa gue lahir dan menderita menanggung semua beban sendiri?! Nggak ada lagi orang yang peduli sama gue malah mereka menginjak injak hati gue. Hati yang selalu sakit setiap hari setiap detik setiap waktu. Miris ya hidup gue.

***
Kriiiiiinng

Bel berbunyi menandakan jam masuk pelajaran pertama. Agatha berjalan memasuki kelas yang hampir setahun ini ia tempati. Duduk sendiri sudah menjadi kebiasaan Agatha. Semenjak dia dan Regina putus jadi sahabat. Ceritanya gini .

Flashback on

Hahah lo lucu Agatha. Regina tertawa renyah melihat temannya itu kayak orang gila.
" iss gue benci sama orang tua gue. Mereka berubah Gina. Mereka kayak seperti bukan orang tua gue lagi " agatha sesegukan.

" lo bantu gitu kek, ini malah senyum lebar" sinis Agatha

"Yaelah, biasain mereka itu nggak ada aja"

"Lo pikir segampang itu"

"Gue bingung ya sama lo! Tadi bilang bantu serta gue udah bantu malah nyewot!"

" ya maap"

"Udah ah gue laper, bye!"

Regina pergi dengan marah marah. Biasanya Regina itu kalau Agatha nangis pasti di peluk, ditenangin tapi sekarang dia berubah kayak orang tua Agatha. Alasannya dia berubah karna ada orang lain yang masuk gitu aja di persahabatan mereka. Semua berubah bahkan sahabatnya sendiri berubah. Kini Agatha sendiri, tak ada sahabat, teman ataupun kenalan. Agatha selalu menjauh dari keramaian memilih untuk sendiri.

Flashback off

" mama aku mau makan tapi disuapin. Ya?" rengek manja Bianca

"Iya sayang, tunggu dulu ya mama mau ambil makanannya" jawab Jeni sambil mengecup kepala Bianca.

Meyakitkan! Melihat ibunya yang sayang sekali pada adiknya kalau dia? Boro boro di sayang di tegur pun tidak. Ini semua semenjak Bianca lahir. Tapi Agatha tidak menyalahkan Bianca. Dia hanya terlalu sakit.

"Em... Ma aku pergi dulu ya?" Agatha memberanikan diri

"Udah sana pergi. Ganggu aja"

DAMN! Di bilang ganggu. Niat baik baik malah dirusakin. Agatha langsung keluar rumah melewati ayahnya di teras tanpa ada salam. Udah kebiasaan. Toh mereka juga nggak peduli. Agatha lari menangis sesekali meringis sakit karna ada luka di bagian kakinya.

"Apa gue mati aja ya?" ucap Agatha putus asa

"Tapi gue takut!" lalu Agatha berdoa meminta jalan keluar.

"Tuhan bukalah jalan bagi hambamu ini. Hambamu ini sudah tak sanggup lagi untuk hidup. Amin"

Agatha berangkat kesekolah dengan mata sembab, rambut acak acakkan sudah seperti orang gila. Dan sakitnya lagi melihat sahabat satu satunya itu berjalan melewatinya tanpa menengok ataupun menyapa. Agatha berjalan menuju ke kelasnya. Sesampai di kelas Agatha memutuskan untuk duduk di pojok paling belakang saat ini dia sedang tidak mood.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang