Ulang Tahun

105 25 4
                                    

"Aku kembali dengan perasaan yang sama dan masih setia menjadi 'sebatas teman' mu"

☆☆☆

Sungguh hatinya sangat ingin berteriak mendengar perkataan Angel bahwa gadis yang ia nantikan sudah kembali dan kabar baiknya lagi ia kembali tepat di hari ulang tahunnya

"Lo gak bohong kan?" Tanya Zidan memastikan bahwa perkataan Angel tadi memang benar

"Yaudah kalau lo gak percaya, sebentar gue bertiga mau ngasih kejutan buat Aurin" jelas Angel lalu meninggalkan Zidan

☆☆☆

"Nyebelin banget sih" geram Aurin menghentakkan kakinya di lantai kamarnya, sampai saat ini ketiga temannya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Matahari sudah terganti oleh bulan dan bahkan ia tidak di kirimi ucapan apapun dari temannya maupun Zidan, kemana cowok itu pergi? Ia mencari Aurin dan sekarang ia sudah disini sedangkan cowok itu menghilang. Apakah itu hanya sandiwara hanya untuk membuat Aurin terbawa perasaan lagi? Oh sungguh menyebalkan

Ia membuka pintu kamar dan pergi menuju dapurnya untuk mengambil air minum, bahkan di saat seperti ini keluarganya malah sibuk mengurus bisnis dan Fatyah? Entah dia kemana selalu saja menghilang di telan bumi. Jadinya ia sendiri yang berada di rumahnya sementara Aurin sangat tidak suka dengan keadaan seperti ini.

Namun saat ia ingin pergi ke taman belakang ia mendengar sesuatu

Teringat pada saat itu

Tertegun lamunanku melihatmu

Tulus senyumanmu

Sejenak tenangkan

Hatiku yang telah lama tak menentu

Rasa sepi yang telah sekian lama

Selimuti ruang hati yang kosong

Perlahan telah sirna bersama hangatnya

Kasihmu yang buatku percaya lagi

Dan ku akui hanyalah dirimu

Yang bisa merubah segala sudut pandang gila

Yang kurasakan tentang cinta yang selama ini menutup pintu hatiku yang kini telah kau buka

Seperti suara seseorang yang terputar sendiri di taman belakang namun suara itu terdengar familiar baginya, suara yang ia rindukan selama dia berada di Austria. Gadis itu sedikit takut karena ini sudah malam dan pastinya di taman belakang tidak ada orang selain dia, namun ia memberanikan diri mengikuti suara itu.

Dia melihat lampu yang padam di taman itu seketika menyala saat ia baru saja menginjakkan kaki di taman itu, suara yang ia dengar tadi semakin jelas di telinganya dan mendapati seorang cowok bersama gitarnya sedang menyanyikan lagu itu. Lagu yang tidak Aurin kira akan dinyanyikan oleh Zidan pada saat ulang tahunnya ini, ketiga sahabatnya dan keluarganya keluar dari persembunyiannya sambil memegang kue dan kotak hadiah.

"Gak usah nangis, nanti acaranya jadi lebay" kata Fatyah

"Apaan sih kamu, inikan hari ulang tahunnya jadi biarin aja" tegur Kharina

"Papa juga di sini" kata Aurin lalu memeluk Fajar ayahnya yang super sibuk, lalu ia memeluk Kharina bundanya dan berpindah pada ketiga sahabatnya itu.

Aurin lalu meniup lilin yang tertera pada ku ultah yang di pegang oleh Fatyah, gadis itu juga sangat tidak sabar jika sudah menyangkut hadih. Hadiah yang pertama kali dibukanya adalah kotak bergentuk kubus yang di pegang oleh Kharina bundanya, ia langsung memeluk Kharina setelag melihat hadiahnya adalah sebuah ponsel baru. Ia membuka semua kotak yang di berikan padanya dan langsung menatap tajam Fatyah saat melihat isi hadiah darinya adalah setumpuk cemilan yang akan membuat berat badannya bertambah, ia menanti hadiah dari Zidan namun ia tidak melihat apapun dari tangan cowok itu

"Mana hadiah dari temen gue yang satu ini?" Sindir Aurin

Sementara yang lainnya langsung bubar masuk ke dalam rumah saat Aurin mengatakan itu, Zidan tanpa mengatakan apapun langsung memetik tali gitarnya dan bernyanyi membuat Aurin terpaku bercampur rasa heran kenapa Zidan melakukan ini

Tak ku mengerti mengapa begini
Waktu dulu ku tak pernah merindu
Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dari ku pergi tinggalkanku

Dan sekali lagi ia sangat tidak mengira bahwa Zidan akan menyanyikan lagu itu, dengan suaranya yang terdengar sangat sempurna ia bernyanyi dengan paras yang bertambah hanya dalam seminggu ia tidak melihatnya

Mungkin memang kucinta
Mungkin memang kusesali
Pernah tak hiraukan rasamu dulu?

Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa
Cinta datang terlambat

Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dari ku pergi tinggalkanku

Tidak. Dia tidak boleh terlihat lemah di hadapan Zidan, ia menahan air matanya dan menahan perasaannya karena ini hanyalah hadiah di hari ulang tahunnya

"Gue minta maaf" kata Zidan setelah menyelesaikan lagunya

"Buat apa?" Tanya Aurin

"Karena sudah buat lo nunggu sesuatu yang tidak jelas seperti ini, tapi sekarang lo gak perlu nunggu lagi" jelas Zidan

"Maksudnya?" Oh astaga, satu jawaban itu membuat Zidan ingin berteriak karena gadis di depannya ini sengaja atau tidak mengatakan hal itu

"Gak ada pengulangan" kata Zidan menggeleng

"Ihh rese" kata Aurin mengerucutkan bibirnya dan berjalan meninggalkan Zidan namun dengan cepat Zidan menahan tangan gadis itu

"Pertemanan kita cukup sampai di sini aja yah Rin" kata Zidan membuat Aurin seketika lemas, satu-satunya hubungan yang ia punya untuk memperjuangkan perasaannya adalah menjadi teman Zidan namun sekarang cowok itu malah menyuruh Aurin berhenti

"Kenapa?" Tanya Aurin. Apakah dia kembali hanya untuk ini, Zidan mencarinya hanya untuk mengatakan itu pada hari ulang tahunnya. Kenapa bisa dia mencintai cowok seperti dia yang tidak mempunyai perasaan sama sekali.

Namun ia tidak tau bahwa lelaki di hadapannya ini tidak bermaksud seperti itu, ia menyanyikan lagu tadi karena ia rasa cocok dengan perasaan yang ia rasakan namun ia masih harus memastikan apakah perasaan itu akan bertahan atau hanya sementara, namun yang ia inginkan bahwa selama ia ingin memastikan itu dia lebih dahulu harus membuat Aurin tetap di sisinya.

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang