IT'S
ALWAYS
YOU
🏀🏀🏀🏀🏀🏀🏀🏀🏀🏀🏀Brak!
Sebuah pintu kamar yang malang lagi-lagi tertutup dengan kencang saat seorang bocah memasuki kamarnya. Ia menjatuhkan dirinya ke ranjang tanpa membuka sepatu dan tasnya. Wajahnya menatap sendu ke langit-langit, tanpa menghiraukan suara perutnya yang menandakan ia sangat lapar.
'Sebel. Kesel.
Aku benci sama yang namanya Yoongi. Dia itu kenapa sih selalu ganggu aku?
Dari kemarin aku lagi aku lagi..'
Hikss..Brukh!
Ia menjatuhkan tas kesayanganya ke lantai lalu menutupi wajahnya dengan bantal berwarna pink, hadiah pemberian ibunda.'Aku udah gak tahan lagi, mau sampai kapan sih? Huuuu....'
Suara tangisnya kini terdengar meski gerimis mulai datang. Setelah berjam jam menahan amarah, ia akhirnya bisa meluapkan segala emosi di kamarnya, seorang diri.
"Seokjin!"
Tok! Tok!
"Nak, kamu gak papa, sayang?" tanya ibunda dari luar ruangan.
Tak mendapat jawaban dari sang putra, ibunda langsung masuk untuk memastikan keadaan anaknya. "Seokjin? Sayang. Loh, kamu kenapa, nak? Kok nangis?" tanya bunda terkejut, namun tetap berusaha tenang agar sang anak tidak panik.
"Ngkuh mpap paa, mmah" jawab Seokjin dibalik bantal.
"Apa? Sayang, bicara yang jelas donk." pinta mamah sambil mencoba menjauhkan bantal itu dari wajah Seokjin.
"Aaakh!" jawab Seokjin singkat. Ia lalu berbalik tengkurap-membelakangi mamahnya.
"Ya sudah, kalau Jinnie gak mau cerita gak papa. Tapi Jinnie lapar kan? Ayo makan nak, mamah sudah buatkan opor ayam dan sambal goreng hati kesukaan kamu, loh." jelas mamah sambil tersenyum, berharap sang putra akan melihatnya.
'Hah? Ayam? Hati? Duh, kok perutku makin kenceng nih bunyinya? Wait! No! Aku kan lagi sakit hati.'
Seokjin hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali. Ia masih dalam masa berduka dan tak ingin momentnya diganggu.
"Bener nih? Yakin? Hemmh. Padahal tadi mamah barusan dari bigmaret loh, terus mamah liat es krim 'army' dan mamah inget kamu. Jadi mamah beli dua kotak."
Deg!
'Apa? Es krim? Dua? Army? Duh, mamah bisa banget buat aku luluh.Lidahku.'
"Tapi yaa kalau Jinnie gak mau, yaudah lah biar abang abang aja yang-"
"Jangan, ma! Jinnie mau!" seru Jinnie saat tak sadar ia kalah dari mamah. Ia lalu duduk menghadap mamahnya dengan matanya yang sembab dan merah.
"Hehe. Nah, gitu donk, sayang." ucap mamah membelai pipi Seokjin yang basah. "Anak mamah kan pinter, pasti capek ya habis olahraga kan tadi di sekolah? Mamah sama papah tunggu di bawah, ya. Jangan lupa ganti bajumu dan lepas sepatumu. Nanti kamarmu kotor." jelas ibunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always You
FanfictionSeokjin harus berjuang menahan fisik dan batin untuk menghadapi orang yang suka mem-bully nya berhari-hari di sekolah bernama Yoongi. Dengan fisik sebesar gajah, tentu tak ada yang mau menolongnya atau bahkan hanya duduk di dekatnya saat makan siang...