Normal pov
Hari berikutnya seperti biasa, Reina langsung memasuki kelas dan duduk di ujung depan sendiri, memandang ke luar kelas tepatnya gym. Entah kenapa ada perasaan tertarik agar melihat sesi latihan para anggota klub.
Reina hanya melamun sampai bel masuk sudah berbunyi dan guru masing-masing sudah masuk dan memulai pelajarannya.
Dilain tempat Iwaizumi merasa matanya berat dan kepalanya pusing, padahal ini masih pagi. Ia baru saja selesai lari pagi dengan rekan timnya, perjalanan ke kelas pun serasa sangat berat dan lama, sungguh hari yang melelahkan bagi Iwaizumi.
Oikawa sudah curiga dengan Iwaizumi sejak tadi pagi, tapi ia memilih diam atau akan kena semburan temannya itu.
Skip~
Reina berlari dikoridor dengan cepat menuju uks, mengabaikan semua mata yang memandangnya. Setelah bertanya pada Hanamaki, anak kelas tiga yang juga anggota voli tentang keberadaan Iwaizumi, secara spontan Reina berlari ke uks setelah mendengar kata pingsan oleh senpainya itu.
Reina menarik nafas sejenak sebelum membuka pintu, disana terdapat Oikawa yang duduk menunggui Iwaizumi yang terbaring di ranjang uks.
"Iwaizumi-senpai," seru Reina seraya berjalan mendekat.
Iwaizumi menoleh kearah sumber suara, dan terkejut bukan main karena keberadaan Reina yang berada di uks.
"Apa kau terluka lagi?" tanya Iwaizumi dan mendapat gelengan dari Reina.
Oikawa pergi keluar secara diam-diam, memberikan waktu mereka untuk berdua. Reina menyentuh dahi Iwaizumi dan langsung menariknya cepat karena sangat panas.
"Ya ampun senpai, senpai demam!" pekik Reina.
"Hanya demam," sahut Iwaizumi.
"Ini karena senpai memberikan jersey senpai padaku, senpai jadi sakit," seru Reina dengan wajah bersalah.
"Hei sudahlah, badanku memang sudah kurang enak dari semalam."
"Aku akan mengompres senpai dulu," Reina bergegas mengambil baskom dan diisi air hangat serta membawa satu handuk bersih.
Reina meletakkan baskom itu di meja nakas lalu mencelupkan handuk itu dan memerasnya sebelum ditempelkan ke dahi Iwaizumi. Iwaizumi hanya memperhatikan gerak-gerik Reina sedari tadi.
"Sebaiknya senpai istirahat," sahut Reina.
"Kembalilah ke kelas, aku akan baik-baik saja," Reina menggeleng keras, enggan kembali ke kelas.
"Pelajaran terakhir olahraga, sensei akan maklum karena aku akan menyusul nilai praktek," sahut Reina.
Reina mengambil pil penurun panas dari kotak obat dan memberikannya kepada Iwaizumi, memberi kode agar Iwaizumi segera menelannya. Tanpa protes, Iwaizumi menelan obat itu.
"Senpai istirahat saja, aku akan merawat senpai."
Karena Iwaizumi mengantuk, ia perlahan tertidur pulas. Reina sendiri mengurusi kompres Iwaizumi, sekitar dua setengah jam, Reina merasakan hal yang sama dan akhirnya tertidur dengan setengah badan di atas ranjang dan tangannya menjadi bantal darurat, Reina tertidur dengan posisi masih di kursi.
Iwaizumi terbangun dan menadapti Reina yang masih tertidur di sampingnya. Iwaizumi mengambil selimut cadangan dan memakaikannya pada Reina agar ia tidak tertular demam.
"Kukira aku hanya asal bicara kemarin, tapi kau lebih imut jika sadang tidur, Arisaki-san," gumam Iwaizumi seraya menikmati wajah polos Reina dan mengkesampingkan poni Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Know (Iwaizumi Hajime) ✅
Fanfiction[COMPLETE] Iwaizumi Hajime x Arisaki Reina (OC) . . Gadis yang sering dibully diselamatkan oleh senior yang masuk dalam kategori tampan dan juga seorang ace dari tim voly. Bagaikan seorang putri yang disiksa lalu diselamatkan oleh pangeran berku...