#Prolog

17 5 2
                                    

Kalian percaya kesatria?  Atau.... malaikat pelindung? 
Ya, itu.  Itu yang sangat aku impikan dalam hidupku saat ini.

.
.
.
.
.

Hah. Hujan!  Lagi dan lagi
Gerutuku dalam hati.
Beberapa hari ini memang hujan terus turun dengan hebatnya menghambat semua schedule Yang Sudah kurencanakan.

"Oh my God! Aku lupa untuk bawa payung". ucapku penuh kekesalan.

Kuperiksa lagi tasku, ya sama saja hasilnya tetap nihil padahal tadi pagi payung lipat dengan corak bunga serta latar kuning itu sudah kusiapkan.

"Sekarang, bagaimana caranya agar aku bisa pulang?". Tanpa kusadari kakiku menghentak seperti anak kecil yang merengek ketika permennya diambil.

"Hoy!  Kamu tuh ya dari tadi aku panggil tapi gak respon juga.  Nih payungmu!"
Ucap seorang anak laki-laki yang kuyakini adalah orang paling menyebalkan dalam semua perjalan hidupku.

Ku coba menyelaraskan pandanganku dengan nya, ya tubuh nya lebih tinggi dariku beberapa centi saja.

"Loh. Kok payungku bisa ada sama kamu? " tanyaku dengan penuh heran.

"Makanya jadi orang jangan kebanyakkan ngkhayal". Ucapnya dengan nada meledekku.

"Eh, eh emangnya apa hubungan ngkhayal sama kelupaan bawa payung coba? " dengan nada kesal ku tegaskan.

"Aku, mau pulang sekarang nih mau pulang gak?  Hujannya udah reda noh". Berjalan meninggalkanku sendiri.

"Eh, jawab dulu dong! " ucapku tambah kesal dengan sikapnya.

Dia hanya mengabaikan kata-kata ku dan dengan sombongnya melambaikan punggung tangan kirinya dan tetap berjalan menjauh dariku.

"Ah sudahlah lebih baik aku pulang sekarang".

Entah aku suka atau tidak setiap kali hujan turun hal yang selalu kulakukan adalah menampung air hujan itu dengan telapak tangan ku. Aku terus berjalan hingga hampir sampai ke halte bus, tapi aku merasa ada hal aneh yang selama seminggu ini menghantuiku bahkan disaat sekarang.
.
.
.

Akhirnya setelah kuselesai bersih-bersih sehabis pulang sekolah tadi. Akupun membantu mama untuk menyiapkan makan malam.
...

Sehabis makan malam aku mulai  menyiapkan perlatan belajarku. Tapi diriku tak kunjung menemukan pencerahan ketika belajar karena aku masih memikirkan siapa orang yang selalu mengawasiku dalam seminggu ini.

Krek-krek-krek
Ah jendela kamarku.  Hampir saja aku terkena serangan jantung.
Kututup jendela kamarku dengan penuh hati-hati.  Tapi...
Setelah itu,

Tok-tok-tok
"Eh, kok jendelanya.. "
Kubuka kembali jendelaku dan aku sangat terkejut karenanya...

.
.
.
.
.

Please di baca dulu :v
Hehehe, apa yang kalian pikirkan?siapa yang mengetuk jendela? Okay, gak perlu di jawab yak. Biar menjadi misteri sampai semua cerita jadi terkupas tuntas :v
Huaahaha
Eh maaf kan daku jika ceritanya tidak menarik untuk di baca tapi percayalah dengan vote serta coment kalian aku akan berusaha untuk menyelesaikan cerita ini dengan sepenuh hati ><  *masa bodoh*

Oh ya nantikan chapter yang baru akan dimulai ^^

Thane :*

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang