3; Pain

791 108 9
                                    

Normal Pov

Pagi itu Reina berangkat dengan hati bahagia, entah karena apa yang jelas ia sedang bahagia. Untuk kali ini Reina tidak lupa untuk membawakan salep dan juga jersey Iwaizumi.

Saat hampir tiba di gerbang, Reina melihat siluet yang familiar, Iwaizumi. Reina hanya mengangkat bahu cuek dan segera berjalan memasuki area sekolah, Iwaizumi berjalan sejajar dengan Reina.

"Ohayou, Arisaki-san."

"Hm, ohayou mo senpai."

Mereka berjalan beriringan menuju gedung sekolah, banyak pasang mata yang melihat mereka berdua iri bahkan menatap Reina dengan tatapan membunuh. Sungguh, Reina tidak suka dengan situasi saat ini, ingin rasanya ia segera pergi dari sana namun apa boleh buat, mereka terlanjur melihatnya.

Mereka berdua berpisah sebentar menuju loker masing-masing, Reina tidak begitu terkejut dengan tumpukan surat laknat itu. Segera saja Reina mengganti sepatunya, tepat saat Reina memasukkan sepatunya ia mendapati satu surat dengan tulisan yang besar.

'JANGAN PERNAH DEKAT DENGAN IWAIZUMI-SENPAI, DAN KAU PASTI TAU AKIBATNYA, JALANG.'

Holly shit. Reina segera menutup lokernya tepat saat Iwaizumi menghampirinya, mereka berdua kembali berjalan menuju angkatan kelas 2. Reina sempat menolak tawaran Iwaizumi yang mau mengantarnya sampai kelas, dan tentu saja dengan ketegasan Iwaizumi, Reina tidak dapat menolaknya alias pasrah aja.

Sampai di depan pintu kelas 2-1 Reina membungkuk berterima kasih.

"Ah, jersey senpai," ucap Reina seraya akan mengambil jersey yang berada di tasnya.

"Berikan padaku saat pulang sekolah di gym, sore jaa Arisaki-san," seru Iwaizumi dan berlalu dari sana menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.

"Senpai aneh," gumam Reina dan segera memasuki kelasnya.

Saat Reina mulai melamun seseorang mencubit pipinya. Itu adalah satu-satunya teman bahkan sahabat Reina, Horitana Miyu.

"Kau tidak merindukanku yang selama dua hari belakangan berada di Korea?" seru Miyu.

"Tentu aku merindukanmu, Mi-Chan," sahut Reina dan tersenyum tipis.

"Ck, selama aku pergi ternyata kau sudah sangat dekat dengan Iwa-senpai ya, Reina-Cchi."

"A-apa maksudmu?" Reina gelagapan menjawab pertanyaan Miyu, Miyu sendiri hanya mengangkat bahu dan duduk di kursinya yang berada di belakang Reina.

Iwaizumi pov

Sungguh bukan diriku. Entah mengapa aku ingin lebih dekat dengan Arisaki-san, dia memang gadis yang misterius dan tertutup tentang hal yang dialaminya. Aku tidak terlalu suka dengan reaksi orang-orang aneh itu, Arisaki-san hanya perempuan yang ingin menjalani kehidupan remaja biasanya, itu yang kuasumsikan.

"Iwa-chan~"

Penganggu.

"Berhenti menebar pesona!" amukku pada Kusoikawa itu.

Sungguh makhluk menyebalkan, tanpa pikir panjang aku meninggalkannya menuju kelas. Beruntung waktu cepat berjalan, aku tidak harus mengomeli Kusoikawa dengan ke-playboy-annya mengingat ini adalah mata pelajran guru killer.

SKIPPPPP~~

Entah mengapa aku kurang bersemangat, mungkin kucoba temui Arisaki-san saja ya. Tanpa berpikir dua kali aku segera melangkahkan kaki menuju ruang kelas Arisaki-san.

If I Know (Iwaizumi Hajime) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang