01회 : He...

16 2 0
                                    


Byul Bitna's POV


Aku terburu-buru menyisir rambutku yang telah kukeringkan dengan hairdrier terlebih dahulu. Aku mengikat rambutku di belakang sehingga tampak seperti ekor kuda, lalu aku melesat ke dapur untuk mengambil sarapan sebelum berangkat. Setelah aku menghabiskan setangkup roti, aku bergegas keluar dan mengunci pintu.

Aku merasa melupakan sesuatu begitu aku memutar kunci apartemenku. Oh, iya! Aku meronggoh tasku untuk mencari lipbalm milikku lalu memoleskannya ke bibirku sembari berkaca di kaca jendela apartemenku. Aku tersenyum kepada bayanganku sendiri setelah memastikan bibirku tidak berantakan.

Aku mendengar suara derit pintu yang ditutup dan suara kunci yang di putar dari sebelah apartemenku. "Hai, Jung Hoseok!" aku melambaikan tanganku kepada pemuda itu. Dia membalas sapaanku dan tersenyum. "Hai, mau berangkat ke tempat magangmu?" Aku mengangguk. "Kau naik bus bukan? Ayo berangkat bersama!" Cetusnya. Hmm, ajakan yang sulit untuk ditolak. Tetapi, "memangnya motormu dimana?" Hoseok mengangkat bahu ringan. "Motorku sedang diservis, jadi aku naik bus untuk beberapa hari ke depan." SUNGGUH??? Wow, mimpi apa aku semalam? Benar-benar kesempatan langkah. Lagi, aku menggangguk kepadanya.

Jung Hoseok adalah tetanggaku. Dia tinggal tepat di sebelah apartemenku. Dia satu kampus denganku, tetapi kami berbeda jurusan. Dia mahasiswa jurusan sastra yang sangat menyukai dance. Bahkan dia dan teman-temannya memiliki grup yang mereka namai NEURON dan grup ini beranggotakan beberapa orang mahasiswa (aku tidak tahu pasti jumlah mereka semua, dan aku hanya kenal dengan Hoseok)yang mengemari tarian. Dan kalau kau tanya aku kenapa mereka menamai grup dance mereka dengan sebutan lain untuk saraf, maka jawabanku adalah: mungkin orang yang memberikan nama untuk grup mereka terlalu menggilai pelajaran biologi tentang nervous system. Aku yakin aku mengenal Hoseok cukup baik, tetapi aku tidak terlalu dekat dengannya(sebetulnya aku tidak begitu dekat dengan siapapun, karena aku sedikit pendiam). Dia sering bercerita denganku, tentang orang yang bagaimanakah dia, apa hal yang disukainya, atau terkadang dia bercerita tentang pacarnya(jujur saja, terkadang aku muak mendengar ceritanya jika dia sudah menbawa-bawa topik ini). Yang pasti diketahui semua orang tentangnya adalah, dia orang yang sangat ramah.

Kami berduapun duduk di halte menunggu bus datang. Hoseok beberapakali melontarkan gurauan unutuk menepis kebosanan yang tengah melanda kami, dan tawakupun pecah. Sesaat kemudian, bus datang. Tadinya, aku merasa perlu buru-buru, karena ini adalah hari pertama aku magang. Tetapi, sekarang aku malah berharap bus yang kami tunggu-tunggu tidak datang. Agar aku bisa bersama Hoseok lebih lama.
Begitu bus mendekati tepi halte, aku, Hoseok, dan penumpang lainnya bergerak ke dalam bus. Aku memilih duduk di dekat jendela, sementara Hoseok di sampingku. Jika ada alat yang bisa membekukan waktu, maka aku akan melakukan segala cara untuk medapatkannya.


- 너의 거짓말 -


Aku datang tepat waktu di tempat magangku. Sebelum kami terjun ke ruang perawatan, kami mendapat sedikit arahan dari dokter-dokter senior yang akan mengawasi kami. Karena ini hari pertama, kami hanya akan diajari cara menjahit luka yang terbuka. Ck, padahal aku sudah terlalu tinggi membayangkan memegang pisau bedah dan mengoperasi seorang pasien.

"Byul Bitna, bisa kau mengganti perban pasien itu?" Ucap seorang senior kepadaku. Aku mengangguk ringan dan segera mengambil perlengakapannya. Dokter senior tadi berdiri di sisi ranjang pasien mengawasi pekerjaanku dengan mata tajam, seolah takut aku akan membunuh pasien itu jika dia mengalihkan fokus matanya dariku walaupun hanya sedetik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang