Pada setiap fase kehidupan, kita selalu dihadapkan pada beberapa, bahkan banyak pilihan. Semakin kita dewasa, semakin banyak pula kita harus memilih di antara beberapa pilihan dan membuat satu keputusan.
Kehidupan saat kita dewasa, jauh berbeda dari kehidupan kita pada masa kanak-kanak, masa putih biru, masa putih abu-abu. Waktu kecil, begitu mudahnya kita membuat pilihan. Kalau pilihan yang kita ambil ataupun keputusan yang kita buat pada masanya dulu salah, mungkin kita hanya akan marah, sedih, atau menangis dalam waktu yang singkat. Pada waktu selanjutnya, tanpa diajari kita yang masih jadi anak-anak dulu sudah lupa kenapa kita tadi menangis. Kenapa? Karena anak kecil sangat-sangat mudah menemukan bahagia mereka, bahagia yang sangat sederhana. Setiap kesempatan yang anak kecil punya, selalu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Walaupun hanya untuk bermain, yang penting mereka bisa tersenyum bahagia.
Semakin kita beranjak dewasa, kita akan bertemu pilihan yang semakin banyak dan berat. Berat di mananya? Kekekeke... Berat dari segi pilihannya dan berat dari resiko kalau pilihan kita salah. Pilihan-pilihan yang harus kita pilih dan keputusan yang kita buat, jauh-jauh berbeda dari kita kecil. Waktu kecil, kita mungkin hanya harus diminta untuk memilih, mau balon warna merah apa putih? Mau permen, coklat, apa es krim? Pilihan-pilihan seperti itu, bukan lagi hak kita yang harus menghadapi masa dewasa. Siapa bilang, setiap kali anak kecil membuat pilihan atau mengambil keputusan tidak ada resikonya. Resikonya pasti ada, tetapi anak kecil mungkin belum memahami apa resikonya. Mereka hanya mengenal resiko dimarahi ayah dan ibu, atau resiko dihukum bapak ibu guru.
Sementara itu, kita yang beranjak dewasa mulai memahami bahwa setiap pilihan yang kita pilih dan keputusan yang kita buat pasti ada resikonya, apalagi kalau pilihan atau keputusan itu salah. Kita mulai belajar untuk bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan kita. Bukan bertanggung jawab atas benar atau salahnya pilihan atau keputusan kita. Tapi, bertanggung jawab untuk menjalani pilihan dan keputusan kita dengan sebaik-baiknya. Kalau mungkin untuk saat ini pilihan kita salah, mungkin suatu saat nanti kita bisa belajar untuk memilih pilihan yang benar. Atau mungkin, pilihan yang awalnya salah itu bisa menjadi benar dari sisi yang lain.
Jadi, inti dari tulisan ini apa yaks? Kekekekeke... sebenernya yang menulis ini baru menghadapi dua pilihan yang sama-sama berat. Dan belum juga berani membuat keputusan. Pilihan pertama adalah tetap singgah dan pilihan kedua adalah pergi. Sebelumnya, ini ngga ada kaitannya dengan pilihan cinta. Wkwkwkwk... belum ketemu kesempatan memilih cinta, bertemu aja belum... (tapi tetep bahagia koooh T_T). Note this, pilihan itu tidak melulu soal cinta.... \^o^/
Pilihan pertama, tetap singgah. Mungkin tetap singgah di tempat yang sama, di lingkungan yang sama, bertemu setiap hari dengan orang-orang yang sama. Tetap singgah bersama teman, sahabat, guru yang baik dan membuat nyaman. Kalau sudah nyaman, kenapa harus ada pilihan kedua? Di tempat ini, ada suatu saat di mana rasa jenuh itu mulai datang. Setiap hari, rasanya semakin bertambah. Setiap hari melakukan hal yang sama, bertemu orang yang sama. Belum bisa memberikan yang terbaik di tempat ini, itu jadi salah satu alasan munculnya pilihan kedua.
Pilihan kedua, pergi. Pergi ke tempat yang baru, tempat yang asing, lingkungan yang asing, orang-orang yang entah nanti bisa menjadi teman yang akrab atau justru sebaliknya. Tapi di tempat yang baru itu mungkin akan ada banyak tantangan, membawa berkenalan dengan orang-orang baru. Siapa tahu bisa bertemu jodoh kan? Canda.... \^o^/
Jadi, inti dari paragraf pertama sampai terakhir di sini apa? Kkkkkk... bingung sendiri yang nulis.
Kalau ada pilihan jadi anak kecil terus, pasti banyak yang milih. Bahagianya kita semasa kecil dulu ngga ada gantinya. Anak kecil ngga pernah lupa caranya bahagia. Kalau orang dewasa, kadang harus diingatkan untuk tersenyum, tertawa, dan bahagia. Tapi, kita memang ngga bisa terus menjadi anak kecil. Kkkkkk....
Lalu? Semakin kita bertambah usia, semakin kita beranjak dewasa, kita akan semakin banyak bertemu kesempatan yang kadang tidak bisa terulang. Bersama kesempatan itu, muncul pilihan-pilihan yang kadang membingungkan. Tapi, mau tidak mau pilihan itu tetap harus diambil dan keputusan harus dibuat. Benar atau salah, itulah resikonya. Yang penting tanggung jawab kita memberikan yang terbaik. Kalau kita masih belum siap, kita boleh berhenti sejenak. Sama seperti yang baru ngetik ini... kkkk.... berhenti sejenak. Berhenti, tapi sibuk berpikir dan menimbang-nimbang banyak hal sampai kadang lelah (lebay inih...). Sampai kapan berhentinya? Belum tahu... T_T
Tapi, doakan secepatnya bisa membuat keputusan yang terbaik dan bisa bertanggung jawab.... Aamiin ya Alloh....
Telimikiciii...
\^o^/

YOU ARE READING
Kesempatan, Pilihan, dan Sebuah Keputusan
RandomKita yang beranjak dewasa mulai memahami bahwa setiap pilihan dan keputusan pasti ada resikonya. Kita mulai belajar untuk bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan kita. Bukan bertanggung jawab atas benar atau salahnya, tapi bertanggung jawab unt...