Prolog

350 33 5
                                    

Atas jutaan detik yang telah kupakai agar dirimu bisa tergapai. Hadir mu tanpa sadar memaksa ku, menjadikan dirimu satu-satunya alasan diantara banyak pengorbanan.

Atas setiap pijakan yang coba ku langkahkan dengan keikhlasan. Gue telah meninggalkan semua khayal yang ku sebut impian untuk menjadikanmu satu-satunya masa depan.

Dan Atas setiap kenangan yang telah kita jalani dengan bahagia. Melewati bagian hidup bersama mu tak akan pernah mungkin terlupa. Gue bersyukur dapat mengenalmu dan sempat berdampingan denganmu.

Terimakasih untuk segalanya. Jika bukan karena dirimu, mungkin saat ini gue bukan siapa-siapa.
........................................................................

Seoul, Korea -2025

Hujan salju tengah berlangsung sejak malam hingga pagi di kota Seoul. Kota ini sedang berada pada puncak musim dinginnya. Walaupun begitu, aktivitas warga kota masih berjalan seperti biasa. Cuaca buruk tidak sedikitpun menyurutkan ataupun menghalangi kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan. Bahkan kegiatan belajar di sekolahpun masih berjalan seperti biasa.

Seorang laki-laki paruh baya yang sedang menjinjing tas dan memakai jaket yang cukup tebal sedang berjalan tergesa-gesa diantara kerumunan. Hampir saja ia menabrak seorang ibu yang tengah menuntun anaknya untuk segera berangkat menuju sekolah. Sampai belum ada pengumuman dari pemerintah daerah setempat untuk mengeluarkan keputusan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar.

Semua warga kota berharap agar cuaca seperti ini tidak semakin parah seperti musim dingin di tahun lalu. Ketika hujan salju yang sangat lebat datang dengan terus menerus selama satu minggu tanpa henti. Membuat semua aktivitas menjadi lumpuh total.

Di salah satu Halte bis seorang pria dan wanita tua saling berpegangan tangan. Entah apa yang dibicarakan oleh sepasang kekasih setia itu. Mereka selalu terlihat di halte bis pada hari-hari tertentu untuk pergi ke suatu tempat.

Dari atas salah satu gedung pencakar langit di Kota Seoul, dibalik jendela kaca, seorang pria yang berumur 20an sedang melihat kearah jalanan kota. Setiap pagi ia selalu memandangi apa yang terjadi dibawah sana. Mulai dari ketergesaan setiap orang yang melintas dipersimpangan jalan, hingga pemandangan sepasang lansia yang selalu menjadi favoritnya. Ah, indah sekali bisa menjalani hidup bersama orang yang kau cinta selamanya, pikirnya dalam hati setiap melihat sepasang lansia itu.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya dari pemandangan suasana di bawah sana.

"Permisi pak" Seorang wanita melangkah ke depan meja kerja pria yang masih berdiri di dekat jendela kantornya.

Seorang wanita bernama Fay yang sudah menjadi sekertarisnya sejak kantor pusat perusahaan miliknya dipindahkan ke Kota Soul.

"Ini laporan dari beberapa perusahaan di Indonesia Pak" Setumpuk berkas diletakkan di salah satu sudut meja.

"Iya terimakasih" Jawabnya dengan pandangan masih ke arah jalanan dibawah sana.

"Sesuai permintaan bapak, segala keperluan cuti di minggu depan sudah saya siapkan dan semua agenda rapat sudah dijadwal ulang jadi tidak ada yang mengganggu cuti bapak nanti"

"Sepertinya saya tidak jadi kembali ke Indonesia"

"Maaf pak, bukannya ada acara yang ingin bapak hadiri disana?"

"Entah kenapa, tiba-tiba saya kehilangan keinginan untuk menghadiri acara itu." Lanjut Pria itu

"Baik pak, Saya akan perbarui jadwal bapak besok. Siapa tau bapak masih mau berubah pikiran tentang kepulangan bapak ke Indonesia. Saya permisi pak" Fay berjalan meninggalkan ruangan.

Sudah lama memang, semenjak 5 tahun lalu setelah pusat pimpinan perusaaannya dipindah ke Kota Seoul, ia tidak lagi pernah kembali ke Indonesia.

Pria itu kembali duduk di kursi yang ada di belakan meja kerjanya. Baru saja ia ingin membuka laptop untuk melanjutkan pekerjaan. Salah-satu smarthphonenya menyala menandakan ada panggilan masuk dari seseorang. Panggilan masuk yang tidak akan ditolaknya dalam kondisi apapun.

......

JANGAN LUPA VOTE YA. TERIMAKASIH 

Akhirnya karya ini terpublikasi setelah bertempur dengan keraguan saya sendiri. Tentunya Saya juga dalam proses belajar.
Jika kamu punya saran dan kritik silahkan tulis di kolom komentar. Jika kamu suka, kamu boleh klik like dan share. Dan saya akan saya bersyukur jika kamu mau merekomendasikan cerita ini ke orang-orang di sekitarmu.

Salam Renjana

Renjana JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang