Riana masih terbaring di ranjang rumah sakit, tubuhnya masih lemas, semalaman ia demam sangat tinggi sampai mengigaukan nama Sehun secara terus-menerus.
Saat ini Riana hendak menyetel televisi, tapi buru-buru Baekhyun menyambar remote tv itu dan menyembunyikannya.
Baekhyun kenal betul dengan Riana, luar nya saja terlihat tidak apa-apa. Tapi hatinya? Siapa yang tau? Jelas itu hanya dirinya sendiri dan Tuhan semesta alam.
Yang Baekhyun tau, Riana itu rapuh, perjalanan hidupnya tidak main-main. Dan mana ada gadis seusia 18 tahun yang memberanikan diri berjuang di negeri orang tanpa sebuah pembekalan satupun?
Hanya oranggila dan kurang waras jelas yang akan melakukan hal itu. Dan oranggila serta kurang waras itu adalah Riana Willysya.
"Oppa! Berikan remote nya padaku !" Tangan Riana menengadah meminta remote. Tapi dengan tegas Baekhyun menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada televisi, tidak ada remote, tidak ada SNS dan ponsel. Kau harus istirahat total, ini perintah langsung dari tuan Lee. Kau tidak bisa membantah kali ini Nona Willysya." Baekhyun mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada di pojok ruangan. Riana mengerucutkan bibirnya sebal, pasti ada berita aneh tentang dirinya. Tidak salah lagi.
Selang beberapa saat, pintu kamar Riana terbuka, dan muncul sosok Chanyeol dengan sebuah kantung plastik berisikan buah apel untuk Riana.
Riana yang mengetahui keberadaan Chanyeol langsung melambaikan tangan dengan ceria, sedangkan Chanyeol hanya tersenyum kecut.
Bagaimana bisa gadis itu masih tersenyum riang dihadapannya? Sedangkan ia baru saja dicampakkan oleh kekasihnya. Mereka sama-sama suka, sama-sama mencintai, namun sepertinya Tuhan sedang ingin bermain-main dengan mereka saat ini.
"Chan-a ! Apa yang kau bawa?" Tanya Riana riang, sedangkan Baekhyun hanya memutar bola matanya malas, lelaki itu kembali menyibukkan dirinya dengan ponsel. Perlu di ketahui... Baekhyun dan Chanyeol tidak pernah akur walau sedetikpun, apa lagi gara-gara Chanyeol dan Riana yang mabuk dan tidur berdua disofa waktu itu. Hal itu membuat Baekhyun semakin jengah melihat Chanyeol.
"Apel. Buah kesukaanmu" ujar Chanyeol yang kini duduk di sisi ranjang Riana.
"Wow! Kupaskan untukku Chan, aku lapar. Makanan dirumah sakit ini terasa begitu hambar. Aku tak suka" Riana bersedekap dada, membuat Chanyeol mengacak surai kecoklatannya dengan gemas.
"Tunggu sebentar, akan aku kupaskan" Chanyeol tersenyum memandang Riana, senyuman penuh kekhawatiran.
Chanyeol mengambil satu buah apel, mencucinya di wastafel dan mengambil pisau, lalu mengupasnya untuk Riana.
Sedangkan gadis itu hanya sibuk mengamati gerak-gerik Chanyeol saat mengupas kulit apel yang memanjang tanpa terputus.
"Cepat kupas apelnya, aku tak sabar ingin mengunyah buah itu" rengek Riana membuat Chanyeol terkekeh.
"Sabar tuan putri, tangan pangeran Chanyeol hanya ada dua" ucap Chanyeol sambil terus mengupas, membuat Baekhyun yang mendengar gurauan Chanyeol hanya mencebik sambil bergumam pelan.
"Pangeran pantatmu!" Gumam Baekhyun yang masih sibuk berkutat dengan ponselnya.
"Aku dapat mendengar gumam-an mu oppa! Berhentilah membenci Chanyeol, dia temanku!" Riana menarik tangan Chanyeol dan menggenggamnya erat. Rasanya perut Chanyeol seperti ada jutaan kupu-kupu yang terbang, bahkan darahnya berdesir dan jantungnya berpacu dengan cepat.
"Baiklah.. lebih baik aku pergi" Baekhyun mengambil tas kecil miliknya dan beranjak. Namun sebelum membuka pintu, Baekhyun berbalik dan mendelik sebal kearah Chanyeol.
"Yak tuan Park! Jangan biarkan gadis itu menyetel televisi dan memegang ponsel lalu membuka SNS, atau aku akan membunuhmu!" Ancam Baekhyun yang di hadiahi tatapan malas dari Chanyeol, lalu beranjak pergi entah kemana.
"Kenapa dia selalu marah-marah padaku?" Adu Chanyeol pada Riana.
"Dia hanya melindungiku Chan-a, hiraukan saja. Tak perlu khawatir" ujar Riana lalu memakan potongan Apel terakhirnya.
"Ngomong-ngomong... kau tak bekerja ? Bukankah ini hari senin?" Riana bertanya pada Chanyeol
"Bagaimana bisa aku bekerja saat tau kau dirawat dirumah sakit begini?" Ujar Chanyeol sambil meletakkan pisau diatas kulkas dan membuang sisa biji apel yang dimakan oleh Riana tadi.
"Segitu khawatirnya kau padaku?" Tanya Riana dan dijawab anggukan oleh Chanyeol yang kembali duduk di sisi ranjang Riana.
"Tentu saja aku khawatir" ujarnya pelan
"Chan-a..." panggil Riana, kini tatapannya berubah sendu.
"Boleh aku memelukmu?" Riana merentangkan kedua tangannya, Chanyeol menggeser duduknya agar mendekat pada Riana, lalu merengkuh tubuh rapuh itu dalam dekapannya.
"Aku... aku hanya memiliki kau saat ini..."Riana terbata, ia mulai menangis dipelukan Chanyeol
"Menangislah, aku ada bersamamu Ri... selalu." Chanyeol semakin mengeratkan pelukannya, ia juga ikut bersedih.
Ia tak menyangka jika hubungan gadis ini dan Sehun sangat mudah untuk berakhir. Dan sekarang... gadis itu harus rela dan menahan sakit hatinya karena sebentar lagi Sehun akan bersanding dengan oranglain.
Chanyeol tau dirinya begitu pengecut. Ia tak berani untuk mengungkapkan perasaannya pada gadis yang sangat ia sukai dan selalu memberikan inspirasi dalam menulis lagu.
Tapi ia cukup tau diri, Riana gadis yang hebat. Ia tahan banting dengan segala cobaan hidup yang menimpanya.
TBC
SICK
Seberapa banyak rasa sakit yang mampu kutahan?
Inikah akhirnya?
Cinta diam-diam yang merenggut keberanianku untuk mengungkapkan.
Kepada mu sang pelita hati.
-Park Chanyeol-
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE RAIN (OSH/PCY) [COMPLATE ✔]
FanfictionDalam hujan aku terisak, seolah alam kini ikut berpihak pada kesedihan yang ku alami... #454 dalam general fiction 8/12/17 #822 dalam general fiction 11/12/17 #840 dalam general fiction 12/12/17 #543 dalam general fiction 14/12/17 #544 dalam general...